"Aku masih penasaran dengan siapa gadis itu bagimu."
Pandangan Yoongi beralih pada Chaeyoung saat itu. Dimana gadis itu masih berjalan di sampingnya, namun pandangannya merunduk, seolah converse putih yang ia kenakan saat ini menjadi pemandangan yang begitu indah baginya.
Yoongi hanya menghela napasnya, mengalihkan pandangannya pula setelahnya. "Sudah ku katakan, dia bukan siapa-siapa."
"Tapi kalian terlihat sangat dekat sekali. Ini bahkan bukan seperti dirimu bisa dekat dengan orang lain dengan begitu mudahnya."
Yoongi menyadari hal itu pula. Heejin itu menyebalkan. Tapi entah mengapa kehadiran gadis itu terkadang membuatnya merasa nyaman. Seperti tingkah lakunya yang selalu mengikutinya kemanapun.
Yoongi pasti sudah gila karena terkadang ia akan tersenyum tanpa siapapun tahu jika ia mengingat kembali bagaimana Heejin. Tapi sungguh, Yoongi sadar sekali jika itu bukanlah perasaan suka ataupun hal lainnya. Ia hanya merasa nyaman dengan kehadiran Heejin. Seperti seorang teman, dan itu tak lebih.
Lagipula, hatinya kini sudah menuliskan nama seseorang yang sudah tercantum di sana sekian lama.
Dan hal itu agaknya disadari oleh Chaeyoung. Tak mendapatkan jawaban apapun dari Yoongi membuat gadis itu mendongak untuk menatap pada pria itu dan mendapatinya telah tersenyum saat itu.
Sungguh, rasanya berkali-kali lebih sakit ketika kau mengetahui ternyata pria yang kau sukai harus tersenyum karena orang lain.
Yoongi menghentikan langkahnya, menyadari jika Chaeyoung tak ada lagi di samping saat itu. Berbalik hanya untuk menatap pada gadis itu yang terdiam di tempatnya--jaraknya hanya sekitar sepuluh langkah darinya saat ini.
"Apa yang kau lakukan di sana?"
"Kau menyukainya?"
Ada keheningan yang menyelimuti keduanya saat itu. Membiarkan helaian rambut mereka tertiup oleh angin yang berhembus saat itu pula.
Chaeyoung tanpa sadar meremat ujung rok seragam yang ia kenakan. Sementara jantungnya semakin berdebar hanya untuk menunggu jawaban Yoongi.
Apa mungkin jika Yoongi benar-benar menyukai gadis itu? Chaeyoung tahu, ia tak bisa memaksakan perasaan seseorang. Tapi, rasa ini untuk pria itu sudah terlalu lama ia pendam. Setiap saat, ia ingin sekali mengatakan pada Yoongi bagaimana perasaannya. Tapi disaat bersamaan pula, ia takut jika Yoongi akan menjauh padanya jika saja pria itu menolak dan tak memiliki perasaan yang sama padanya.
Egois sekali, tidak apa, bukan? Ditambah, Chaeyoung semakin mengingat ucapan Yoongi saat itu, jika ia akan pergi setelah kelulusan mereka. Chaeyoung juga tak akan tahu, apakah ia masih bisa bertemu dengan Yoongi setelah itu atau tidak.
Maka setelah menyiapkan hatinya--takutkan memang ia akan mendapatkan penolakan, gadis itu perlahan berjalan mendekat pada Yoongi di sana. Menatap pada pria tepat di matanya, seolah menyalurkan bagaimana perasaannya pada pria itu.
"Yoongi, aku--"
"Ah, dan juga, aku lupa mengatakan hal ini padamu. Hari ini, aku akan menginap di rumah salah satu temanku. Dia baru saja memberikanku pesan. Jadi, apa tidak apa kau pulang sendiri, bukan?"
"H-Huh? Ah, ya. Aku tak apa."
Yoongi hanya tersenyum tipis saat itu, sebelum langkahnya mulai berbalik dan meninggalkan Chaeyoung di sana yang hanya menghela napasnya menatap kepergiannya. Dan akhirnya, gadis itu hanya kembali melanjutkan langkahnya.
Tanpa tahu, jika langkah itu terhenti. Menatap pada presensi gadis itu yang semakin menjauh darinya.
"Kau berhak untuk mendapatkan seseorang yang lebih baik. Dan pastinya, itu bukan aku, Chaeyoung."
KAMU SEDANG MEMBACA
let's not fall in love ❌ yoonrose
Fanfiction[18+] ✔ Begitu klise, cerita dua orang manusia yang berbeda gender. Mereka bertemu, berkenalan, lalu menjadi dekat. Dan ketika waktu telah datang, perasaan mereka menjadi berubah satu sama lain. Lalu, ketika mereka mulai merasakan apa itu namanya ja...