"Mwo? Apa aku tak salah dengar? Si Jung sialan itu menyuruhku untuk kembali melanjutkan sekolahku? Menyuruhku untuk kembali memakai seragam sekolah sialan itu?"
Perkataan yang cukup lantang itu nyatanya membuat beberapa orang yang ada dalam ruangan itu tentu saja terkejut, bahkan ada yang beberapa menghentikan pekerjaan mereka saat ini. Termasuk sang penata rias yang sedikit menjauh dan menghentikan pekerjaannya untuk merias wajah sang artis. Menatap pada satu objek yang kini menatap pada seseorang yang hanya menghela napasnya atas ucapan objek itu sebelumnya.
"Ini juga untuk kepentingan karirmu. Kau tahu? Skandalmu yang ketahuan pergi ke club malam padahal kau masih di bawah umur masih belum meredup. Dan Jung Sajangnim melakukan semua ini karena dia ingin memperbaiki image dirimu di mata publik dan penggemarmu."
"Tapi itu kejadian tiga tahun yang lalu. Semua orang pasti sudah melupakannya. Aku juga masih baik-baik saja. Karirku juga tak terlalu redup dan penggemarku juga tak ada yang meninggalkanku."
"Kau pikir mereka bisa melupakannya begitu saja? Bukankah ini juga bagus untuk image-mu di mata publik? Mereka akan berpikir jika kau bersungguh-sungguh atas permintaan maafmu yang tak akan lagi mengulangi kesalahan yang sama."
Tak ada jawaban ataupun reaksi apapun, membuat seseorang yang menjabat sebagai manajer sang artis pria itu tak bisa berbuat apa-apa lagi. Mengetahui bagaimana sifat artisnya itu.
"Jungkook--"
"Arraseo, hyung. Akan aku pikirkan lagi." Lalu pandangan pria itu menatap pada sang penata rias yang berada di sampingnya. "Kenapa noona hanya diam saja? Noona tak lihat waktuku tak banyak?"
Dan mendapat gertakan itu tentu saja membuat wanita itu melanjutkan kembali pekerjaannya. Membuat sang manajer yang melihat bagaimana sikap sang artis menghela napasnya kembali.
Ia merunduk, sembari menepuk pelan bahu milik pria yang lebih muda darinya itu. Sedangkan dirinya kini mendekat pada telinga sang pria. Mulai membisikkan sesuatu setelahnya.
"Aku tahu kau tidak di depan kamera saat ini. Tapi bisakah kau menjaga sikapmu di depan semua staff? Ingat, ini untuk menjaga image-mu di mata orang-orang. Bukan hanya publik saja, tapi juga para staff. Sudah banyak dari mereka yang membicarakan sikapmu yang keterlaluan dan juga tak sopan."
Ia menjauh, namun yang ia dapatkan hanya keterdiaman dari pria yang lebih muda.
"Kau mengerti maksudku, JK?"
Lagi, tak ada sautan apapun. Hanya keterdiaman yang ia dapatkan. Membuatnya memilih untuk menatap pada sang penata rias yang masih melakukan pekerjaannya.
"Percepat sedikit. Karena fan-sign untuk JK akan dimulai sebentar lagi."
.
.
Suara langkah kaki yang menuruni tangga rumah nyatanya membuat Yoongi mengalihkan pandangannya. Menatap pada Chaeyoung di sana yang sudah bersiap untuk pergi. Namun pria itu menyadari sesuatu, menatap pada wajah Chaeyoung yang dilihatnya cukup pucat.
"Ayo pergi. Atau kita akan terlambat."
Chaeyoung sudah menarik Yoongi bersamanya. Namun pria itu menahannya pula. Membuat gadis itu kembali berbalik untuk menatap pada pria itu dengan bingung.
"Apa lagi? Kenapa berhenti? Atau kita akan terlambat nantinya."
Yoongi tak berbicara apapun. Hanya saja mulai merasakan tangan Chaeyoung yang tengah menggenggamnya saat ini terasa hangat baginya. Lalu dengan cepat pula, satu tangannya yang lain berusaha untuk menyentuh kening gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
let's not fall in love ❌ yoonrose
Fanfiction[18+] ✔ Begitu klise, cerita dua orang manusia yang berbeda gender. Mereka bertemu, berkenalan, lalu menjadi dekat. Dan ketika waktu telah datang, perasaan mereka menjadi berubah satu sama lain. Lalu, ketika mereka mulai merasakan apa itu namanya ja...