Case 13. Remedy [2]

96 19 4
                                    


...

..

.

"Oh, Kami-sama!" Kagome menggelengkan kepalanya kuat-kuat, berusaha mengusir kenangan memalukan minggu lalu di apartemen Sesshoumaru. Kejadian itu terus bertengger di sel-sel kelabunya. Pelbagai pertanyaan bermunculan dalam benak. Mengapa Sesshoumaru tidak menyentuhnya lagi lebih dari itu? Apakah ia tidak cukup menarik? Mungkinkah ada sesuatu yang salah dengan dirinya?

Pertanyaan yang tersemat di pikiran malah balik menyerang. Bukankah seharusnya ia lega kekasihnya bisa berhenti disaat-saat kritis seperti itu? Bukankah akan lebih indah bila 'hubungan itu' terjadi setelah pernikahan? Mengapa saat ini dia merasa tidak seperti dirinya sendiri? Kagome mendengus jengah. Ia memicing menatap cermin di hadapan sambil merutuk, "Kau sudah seperti rubah betina di musim kawin, Baka!"

Akhirnya, setelah satu minggu hanya menjalin hubungan melalui alat komunikasi dengan sang kekasih. Hari ini, dia akan bertemu lagi dengan Sesshoumaru dan itu membuatnya sangat gugup, bersemangat, sekaligus takut!

Kagome menghela napas, menenangkan diri. Ia mengusap serum wajah secara merata, lalu memusatkan perhatian pada tumpukan lipstik di atas meja. Ia memilih pemulas bibir semi-matte warna nude. Mengaplikasikan sedikit maskara hitam anti air pada bulu mata lebatnya, serta gel bening untuk merapikan alis naturalnya. Merasa riasan tipisnya sudah cukup, ia pun bangkit.

Kagome melirik sekilas ke jam yang menempel di dinding, masih ada waktu dua puluh menit lagi sebelum ia meninggalkan apartemen kecilnya yang dia bagi bersama dengan teman kuliahnya, Sango.

Sebab tidak sedang terburu-buru dan ingin tampil berbeda dari biasanya, ia lantas meraih auto rotate hair brush andalan. Dengan alat tersebut, ia membuat rambutnya kian halus, mengilat, dengan sedikit gelombang di penghujung.

Hari itu tanggal lima Juni. Esok adalah hari kelahiran anak sulung dari Touga Taisho. Sebab itulah, Kagome berencana memberi kejutan untuk Sesshoumaru dengan datang tiba-tiba ke apartemennya.

Mereka memang telah berjanji akan menghabiskan waktu seharian pada hari ulang tahun Sesshoumaru. Akan tetapi, Kagome mempunyai rencana lain, dia ingin menjadi orang pertama yang memberikan kekasihnya ucapan selamat dan itu ingin dilakukannya secara langsung tepat jam dua belas nanti.

Demi memuluskan rencananya, gadis berumur dua puluh dua tahun itu sudah menelepon sahabat sekaligus calon adik ipar, Inuyasha. Lelaki itu dengan senang hati membantunya memastikan keberadaan Sesshoumaru di apartemennya malam itu.

Setelah keseluruhan mahkotanya rapi, gadis berparas manis itu bangkit dan meraih gaun tanpa lengan berwarna biru muda dengan potongan sederhana yang panjangnya mencapai lutut. Pakaian itu tak lantas ia kenakan. Kagome berjalan ke sudut kamar, tempat di mana cermin setinggi dirinya berada. Kala itu, ia hanya mengenakan sepasang pakaian dalam model renda berwarna hitam yang menonjolkan lekuk miliknya. Sebersit terpintas pertanyaan lain di dalam hati, 'Apakah tubuhnya tidak membuat Sesshoumaru bergairah?' Gadis itu berkacak pinggang, lalu memiringkan tubuhnya.

Dengan bentuk tubuh proporsional di usia muda, tidak berlebihan bila Kagome berpikir bahwa tidak akan ada satu pun pria normal yang akan berpaling dari dirinya. Pantulan tubuhnya terlihat sempurna, buah dada yang cukup penuh, bokong yang membulat. Kagome kembali berdiri lurus menghadap pantulan diri. Ia menangkup kedua buah dadanya sambil menatap cermin, lalu menggelengkan kepala kuat-kuat. Sungguh, ia merasa bodoh dengan apa yang baru saja ia perbuat.

Limerence CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang