Case 03. Autumn of Winter Scene

498 37 8
                                    

Disclaimer : Cerita ini milik saya, semua karakter Inuyasha milik Rumiko Takahashi, saya hanya meminjam nama mereka. Saya tidak mengambil keuntungan dari penulisan cerita ini dan tulisan ini hanya sebagai hiburan semata.

Summary : Penantian yang selama ini dilakukan oleh Kagome, malam itu, di bawah guguran bunga salju ia memanjatkan keinginan pada Sang Pencipta. Keinginannya yang selalu ia harapkan untuk menjadi kenyataan dan sosok misterius yang membuat Kagome ketakutan itu hadir.

Author : Emma Griselda (@Emma Griselda) ‖ Editor : @Sky Yuu ‖ Rate: T

Warn! Typo(s) OOC AU diksi tidak tepat dll.

Notes! Penulisan cerita ini terinspirasi dari lagu When You're Gone milik Avril Lavigne dan juga이 사랑 (This Love) milik Davichi yang merupakan OST drama korea Descendants of The Sun. Kedua lagu ini hanya saya analisis secara mendasar, yang kemudian saya ambil simpulan dari keduanya, baru saya padukan agar hasil dari dua simpulan lagu itu bisa menyatu serta menghasilkan cerita yang sesuai. Selain itu, dalam tulisan ini tidak dapat dipungkiri bahwa saya mengambil beberapa adegan dari drama Mandarin yang berjudul "Romance in The Rain", drama Korea "The King 2 Hearts" hingga adegan maupun percakapan di drama Korea Descendants of The Sun.

________

Aku tidak dapat melupakan satu hari yang telah berlalu

Aku masih merasakan kehadiranmu, mencoba untuk mengingat aromamu yang kurindukan

Aku sedih berkepanjangan untuk menantikan kehadiranmu

Air mata mengalir seperti halnya waktu yang telah bergulir

Hatiku ini masih menangis

________

"Kagome, apakah kau sudah makan?" tanya seorang wanita paruh baya dengan membuka pintu kamar seseorang yang bernama Kagome, orang tersebut khawatir. Nadanya bergetar saat bertanya mengenai kondisi Kagome.

Kagome tidak menoleh untuk melihat siapa yang datang, ia sudah bisa mengenali siapa yang bertanya demikian tanpa harus menoleh, seseorang yang selalu mengkhawatirkan dirinya setelah suaminya. Ia adalah ibu mertuanya, Inu Kimi. Kagome hanya menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di hadapannya, tatapannya sayu —kurang istirahat.

Inu Kimi masuk ke dalam kamar, menatap menantunya sedih, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada anak serta menantunya. Miris memang, anaknya baru menikah tiga bulan yang lalu, setelah satu bulan mereka menikah, Sesshōmaru mendapatkan tugas untuk kembali ke medan perang. Tepat setelah satu bulan Sesshōmaru berada di medan perang, kabar duka serta kabar bahagia menyambangi Kagome dan keluarga. Kabar bahagianya adalah Kagome tengah mengandung dan kabar dukanya adalah Sesshōmaru gugur di medan perang sebelum sempat melihat kebahagiaan bersama sang istri.

Air mata Kagome akhirnya menitik di pipinya untuk kesekian kalinya. Ia merindukannya, merindukan sosok suami yang tak kunjung pulang dari medan perang. Seringkali ia bertanya pada diri sendiri saat malam ketika akan tidur, tidak bisakah waktu itu terulang kembali?

"Sudah," jawab Kagome lemah.

"Malam ini kau tak perlu ke stasiun. Mama mohon kepadamu," pinta Inu Kimi dengan memeluk Kagome dari belakang, ia menangis. Bahu Kagome basah.

"Lihatlah keadaanmu sekarang, kau harus memperhatikan kesehatanmu juga. Kesehatanmu juga sangat berpengaruh pada janin yang ada di rahimmu, jangan memaksakan diri jika kau seperti ini. Apa kau kira Sesshōmaru akan mengizinkamu untuk menjemputnya jika kau sakit seperti ini?" Inu Kimi semakin terisak di bahu Kagome.

Limerence CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang