Case 22. Born to Find

58 7 0
                                    

Summary: Atas nama cinta, pengorbanan dan perjuangan teramat dibutuhkan. Tidak hanya memupuk dan menjaga, terkadang, demi melestarikan sebuah hubungan, cinta baru pun harus ditemukan.

Rating : K

Alternate Universe

All Human

.

.

.


"Bolehkah aku menyentuhnya?" tanya Kin'u polos.

Pelayan wanita itu menatapnya, lalu mengangkat sebuah alat elektronik sebesar gawai untuk mencatat pesanan pelanggan, "Kau ingin melihat ini?"

"Ah, tidak perlu, itu akan merepotkan Anda," sela Kagome.

"Tidak apa-apa, anak-anak memang penuh rasa ingin tahu," ucap pramusaji itu sembari menyodorkan benda yang jadi topik.

Gyokuto yang sedari tadi sibuk memainkan sumpitnya lantas menyerbu, "Aku juga ingin mencobanya!"

"Itu bukan mainan!" tegas Sesshoumaru tapi suaranya kalah oleh keantusiasan dua bocah perempuan yang kini memperebutkan apa yang mereka sebut 'mainan'.

Pelayan tua segera mengangkat alat itu di atas kepala, Kagome sibuk melerai si kembar yang kini saling serang.

Cepat-cepat, pria berusia tiga puluh tiga tahun itu mengambil alih, ia memutuskan menu untuk mereka berempat dan keadaan kembali tenang untuk sementara.

Ketika makanan telah datang, empat menu yang berbeda telah tersaji, kekacauan lain telah dimulai. Meskipun dua gadis dengan rupa seiras itu terlihat manis dan lucu, kebanyakan orang luar lupa bahwa akan selalu ada rivalitas di antara kakak-beradik.

Kin'u cemberut saat tsurukame udon tersaji di hadapan. Sedangkan, Gyokuto mulai menangis kala ia melihat kacang edamame di okosama udon untuknya. Meski keduanya adalah menu untuk anak-anak, menu untuk Kin'u tidak menyertakan bendera Anpan man seperti yang ada pada makanan saudarinya.

Rengekan dua bocah berusia lima tahun itu tak pelak menciptakan kerut-kerut di kening Sesshoumaru. Kagome tak habis akal, ia segera memindahkan kacang edamame ke mangkuknya dan membujuk Kin'u untuk mulai memakan udon-nya dengan menjanjikan es krim di perjalanan pulang.

Situasi sehabis makan tergolong aman, pasangan itu terbantu oleh hadiah mainan yang ada di setiap menu khusus anak-anak.

Di kendaraan, gadis kembar saling menyandarkan badan, mereka bergantian menghitung apa pun berwarna merah yang melintas di luar jendela.

Kagome merapikan gaun biru selututnya sebelum menoleh pada sang suami, "Kau baik-baik saja?"

Pria yang mengenakan sweter abu-abu muda itu bergumam, "hn," disertai tarikan kepala ke bawah. "Dan kau?" tambahnya sedetik kemudian.

"Aku baik-baik saja," balasnya dengan senyum terpatri.

Hening sejenak. Lampu lalu lintas berganti merah, kendaraan mereka berhenti di persimpangan besar dekat stasiun kereta. Gerombolan manusia lalu lalang di jam sibuk.

Mobil mereka kembali menyusuri aspal. Tanpa menoleh, Kagome berkata lirih, "Apakah kita akan baik-baik saja?"

Dengan tangannya yang bebas, Sesshoumaru menyentuh dan meremas lembut tangan kanan istrinya.

Bibir berbentuk busur panah kembali merekah indah.

Gedung belasan lantai yang menjadi salah satu pusat perbelanjaan terbesar dan terlengkap di Tokyo hanya berjarak seratusmeter. "Tujuan kita sudah terlihat!" Para gadis kecil menyambut dengan riang, mereka tak henti memantul di tempat duduknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Limerence CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang