Author: Riran (AmetoAi) ‖ Editor: Emma Griselda (emgrslda)
Notes! Fic ini sepenuhnya terlepas dari Paramour.
***
The Fire and The Flood Part 1:
"Welcome To The Planet, Welcome To Existence"
***
Sesshōmaru menatap sang istri yang tengah berdiri di depan refrigerator yang terbuka tapi tidak bergerak selama beberapa menit dengan kepala tertunduk. "Kau baik-baik saja?" tanya pria yang berdiri di ambang pintu dapur itu.
Karena tidak ada jawaban, sang suami mendekati istrinya. Satu tangan Kagome memegang pintu kulkas kanan, sedangkan yang lain memegang pegangan pintu kiri yang tertutup. Saat jarak mereka hanya setapak, Sesshōmaru dapat melihat wajah pasangannya mengernyit sedemikian rupa. Kedua mata wanita itu terpejam, dan bibir bawahnya terperangkap di antara kedua baris giginya. Dari apa yang dilihatnya tentu saja mudah untuk menyimpulkan, 'Dia tidak baik-baik saja!'
Kagome menoleh untuk memberikan senyum tipis pada sang suami yang berdiri tepat di belakangnya. Pria itu menggenggam tangan kanan istrinya, lalu menutup salah satu pintu kulkas yang terbuka dengan tangannya yang bebas.
"Kau sedang kesakitan," komentar Sesshōmaru dengan kedua alis bertaut karena heran. Pasalnya, bertentangan dengan apa yang dilihatnya, ia tidak mencium emosi lain selain emosi positif yang berasal dari istrinya.
"Aku sedang bahagia," koreksi Kagome. Suara dan ekspresinya mengukuhkan pernyataan yang terlontar. Tangan kanan wanita itu merayap ke belakang, bersemayam di tengkuk pasangannya, lalu menarik pria itu untuk sebuah kecupan. Setelah kecupan sepintas lalu itu usai, Kagome memijat lembut leher Sesshōmaru yang ditangkupnya. Sebagai reaksi berantai, sang suami memeluk istrinya dari belakang, meletakkan kedua tangannya di perut wanita itu, lalu menyandarkan keningnya di bahu sang pasangan.
Miko itu menerangkan. "Ini sangat normal, Meito."
"Hnn." Sesshōmaru mengangkat keningnya, lalu mengecup bahu pasangannya, kemudian menyeret ujung hidung dari ujung tulang selangka hingga ke leher sang istri.
Sesshōmaru mengelus punggung, kepala, dan perut sang istri yang membesar dengan teramat lembut. Tak lama kemudian, ia dapat merasakan sebuah tendangan kuat di telapak tangannya. Tank top tipis yang dikenakan Kagome tak menghalangi Sesshōmaru merasakan kelincahan calon pewarisnya. Gerakan yang makhluk mungil itu lakukan membuat satu tonjolan yang ada di sisi perut sang istri merambat hingga ke tengah.
Kagome memalingkan wajah 'tuk menatap manik emas favoritnya, dan memaksa diri untuk tertawa kecil. "Lihat, ia sependapat denganku." Kalimat itu diakhiri oleh kesiap yang meluncur dari sang miko ketika rasa sakit yang menyengat lagi-lagi menyambanginya dan menggurat pedih di wajahnya yang masih bersinar oleh harapan.
Ketika rasa pedih itu menghilang, dan napasnya kembali normal, wanita itu menatap suaminya lekat-lekat. Senyum sumringah terukir kala ia membalikkan badan dan memeluk suaminya, kemudian menempelkan pipi kanannya ke pipi Sesshōmaru. Bibir Kagome bergerak-gerak di daun telinga sang pasangan saat ia membisikkan kalimat yang menjadi penanda awal baru bagi keduanya. "Meito, kurasa waktunya telah tiba."
***
Tiga jam kemudian ...
Selain suaminya dan seorang dokter yōkai wanita yang telah menjadi dokter kepercayaan keluarga Taishō selama berabad-abad, manusia yang ada di dalam ruangan itu hanyalah Kagome seorang. Ibunya, Sōta, dan kakeknya menunggu di ruangan lain. Semua yang Kagome baca di buku untuk menghadapi persalinan dengan tenang telah buyar. Yang ia rasakan hanyalah terjangan rasa sakit. Ia memang bukanlah wanita yang tidak terbiasa dengan rasa sakit, karena petualangan lampaunya di era feodal telah mengajarkan banyak hal. Lagipula, ia percaya, selama Sesshōmaru berada di sisinya, semua akan baik-baik saja. Ya, ia sangat meyakini hal itu. Tapi, tetap saja, rasa sakit yang ia rasakan kini terlampau hebat untuk tak diindahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence Case
Short StoryKumpulan cerita one-shot dari pasangan Sesshōmaru dan Kagome Higurashi. Panjang, rating, dan setting cerita bervariasi di setiap chapter. ======================================= Disclaimer: Cerita ini milik saya, semua karakter Inuyasha milik Rumik...