Case 13. Remedy [3]

118 20 9
                                    

...

..

.

Temaram, hanya sinar dari lampu tidur dan cahaya bulan yang masuk lewat jendela yang menerangi kamar itu. Namun, itu cukup bagi Kagome untuk melihat dua sosok laki-laki tinggi tegap yang ada di sana.

"Kau tidak bisa lari dari dirimu sendiri," ucap laki-laki berambut sebahu bergelombang yang berdiri memunggungi Kagome. Ia kemudian mendekati Sesshoumaru yang hanya mengenakan boxer, memeluknya dari belakang, lalu mencoba mencium leher pewaris utama Taisho Corp.

Spontan, Sesshoumaru mundur beberapa langkah sambil mendorong sang kawan dengan kasar ke belakang. "Kita sudah lama selesai, Naraku!" suaranya penuh ketegasan.

Tanpa malu, pria itu kembali mendekati Sesshoumaru. Kini, mereka berhadap-hadapan.

Sosok yang dipanggil Naraku malah tertawa rendah. "Aku tahu, dibanding diriku, kau lebih menikmatinya, Sesshoumaru!"

Kalimat itu terdengar ganjil di telinga Kagome. Sejujurnya, ia mengerti dengan apa yang dilihatnya. Meskipun begitu, tetap saja, lubuk hati terdalamnya berandai bahwa terkaannya tidaklah benar.

"Membiarkanmu menginap semalam atas dasar pertemanan sungguh sebuah kesalahan, lebih baik ka-" kata-kata Sesshoumaru yang lantang terpotong oleh ciuman yang dilayangkan oleh Naraku ke bibirnya.

Kedua tangan laki-laki beriris merah itu melingkar di badan Sesshoumaru, mendekap secara satu pihak. Dengan satu gerakan cepat, Sesshoumaru membebaskan diri, kedua tangannya sudah terkepal dengan kuat. Tanpa ragu, ia menyarangkan tinju di wajah licik temannya itu. Pada waktu yang sama, kedua pria mendengar suara terkesiap seorang wanita.

Syok, membuat Kagome sempat mematung di tempat dengan kedua mata terbelalak. Ketika Sesshoumaru memukul pria itu, mulutnya belum sempat tertutup oleh kedua tangan ketika ia menarik udara dengan kuat lewat mulutnya. 

Lengan Kagome yang terangkat menyenggol daun pintu, celah yang ada kian terbuka lebar. Sesshoumaru menoleh, ekspresinya tidak akan pernah dapat dilupakan oleh gadis itu. Sudut-sudut alis serta mulutnya sedikit tertarik ke bawah.

"Kagome?" Sesshoumaru mengambil satu langkah.

Secara otomatis, Kagome melangkah mundur dan terus mundur. Ia membalikkan badan kemudian memacu kaki. Saat ia sampai di genkan dan selesai mengenakan sepatunya, seseorang menggenggam pergelangan tangannya. Hanya sekali lirikan, itu tahu bahwa itu adalah Sesshoumaru. Kagome berlekas memalingkan muka demi menahan gelombang kesedihan yang mendera.

Sejenak hening.

Tali tas diletakkan di tangan Kagome, mantel yang tertinggal disampirkan di lengannya. Mahasiswi itu menoleh, menatap mata kekasihnya.

"Kau butuh waktu, setelah tenang, kita akan berbicara," tutur Sesshoumaru tanpa setitik emosi. Jauh berbeda dengan nadanya, air muka tampan yang biasanya dingin kini memancarkan rasa bersalah.

Tepat saat itu, kesedihan Kagome malah memuncak. Ia pergi tanpa kata sebelum genangan air di manik indahnya berjatuhan. Tungkainya bergerak cepat, kristal nestapa terus meluncur, arus pikirannya bergulir dari satu poin ke poin lain dengan singkat.

Laki-laki yang sangat dikagumi ternyata mempunyai hubungan selain dengan dirinya. Sesshoumaru yang selalu menghormatinya sebagai wanita ternyata mengkhianatinya dengan seorang laki-laki! Perbuatan apa yang telah dilakukannya hingga Kami-sama menghukumnya seperti ini? 

Kagome sangat mencintai pria itu. Sesshoumaru yang terlalu sempurna untuknya ternyata selama ini menyimpan rahasia mengerikan. Hatinya sempat berdalih, bahwa yang tadi ia temui bukanlah Sesshoumaru yang selama ini dikenalnya. Tetapi, logikanya  lantas mengambil alih dan menyatakan bahwa itu adalah Sesshoumaru yang sebenarnya! Sesshoumaru yang perfek tidaklah nyata, itu semua hanyalah ilusi yang dengan sengaja ditampilkan oleh pria itu dan inilah kenyataan getir yang harus dikecapnya.

Limerence CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang