Case 06. Yearning Feeling [4]

142 14 3
                                    

Daftar lagu yang juga menjadi inspirasi dalam menulis chapter ini:

Urban Zakapa - 그날에 우리 (My Love)
Lee Hi - Missing U
Davichi - 여자이니까 (Because Im A Girl)
Soyou feat. Baekhyun - Rain
Epik High feat. IU - Love Story
Lee Hi - Scarecrow
Sechskies - 너를 보내며 (Letting You Go)

***

"Misunderstanding is always the cause of pain"

***

Ceritakanlah tentang langit yang menangis, tentang tetes-tetes kecil yang berjatuhan dan menjadi saksi kisah cinta sepasang anak adam, rintik yang syarat akan takdir dan menjadi saksi bisu roda takdir berputar, hingga akhirnya cahaya membangunkannya lalu menyimpan dalam bingkai kenangan. Betapa beruntungnya mereka yang melebur dalam kolam indah nan menawan, berbagi dan berlayar menapaki indahnya permadani kasih sayang hingga ajal menjemput.

Matahari telah berlayar, berganti bulan yang menyapa, ia lebih memilih bersembunyi di balik selimut tebal sang langit. Dalam gelap malam, hujan mengguyur kota Tokyo tanpa ampun, seolah punya dendam yang belum terperi. Dadu kehidupan sedang berputar, mengisahkan cerita klise yang diberikan dewa cinta.

Sosok perempuan dengan kemeja soft pink itu berlari kecil untuk mencari tempat yang dapat dibuatnya berteduh dari tusukan rintik kejam langit. Membiarkan tubuhnya basah, gadis berkulit putih pucat itu mencoba melindungi tas jinjingnya yang penuh dengan paper dan buku kuliah lainnya, tubuhnya mulai menggigil ketika ia sudah menemukan tempat berteduh. Kemejanya basah kuyup, begitu pula dengan celana panjang yang ia kenakan juga basah, susah payah gadis besurai cokelat gelap itu mencoba menghangatkan dirinya dengan menggosok-gosoknya kedua telapak tangannya. Atensinya teralihkan akan kehadiran sosok berpawakan tinggi di sampingnya, membiarkan payungnya berada di samping tubuhnya, gadis itu melayangkan tatapan tajam.

Sebuah percakapan ringan dimulai oleh laki-laki itu untuk meninggalkan kecanggungan, awalnya gadis itu berpikir bahwa laki-laki yang sama sekali tak dikenalnya itu akan melakukan hal yang buruk padanya, nyatanya semua tertepis oleh helaan angin dingin, sebuah perkenalan baru saja dimulai oleh Higurashi Kagome dan Sesshōmaru. Tubuh gadis mungil itu bergetar karena menggigil, menyadari laki-laki di sampingnya yang terus memperhatikan perilakunya, ia mengumbar senyum dengan susah payah.

Kagome tersenyum ke arah Sesshōmaru, wajah gadis itu dibingkai oleh surai bergelombang lembut berwarna cokelat gelap, bibirnya yang menggigil terlihat semanis madu dan sematang buah cherry yang ada di mana pun. Tanpa ada kalimat permintaan terlontar, laki-laki yang tingginya sama persis dengan para pemain basket itu melepas jaket tebalnya lalu memakaikan pada tubuh mungil Kagome. Gadis cantik itu sekarang lebih nampak seperti orang-orangan sawah-jaket berukuran besar itu menutupi tubuh mungilnya, tanpa meminta persetujuan dari wanita bernetra hazel itu, Sesshōmaru langsung menggenggam tangan Kagome dan menanyakan apakah gadis itu bersedia pulang bersamanya.

Sebuah anggukan kecil menjadi sebuah tanda persetujuan dari Kagome atas tawaran yang diberikan oleh seniornya. Selama perjalanan, hanya obrolan ringan atas rasa keingintahuan dari keduanya, tak butuh waktu yang lama bagi keduanya untuk saling mengakrabkan diri. Sejujurnya aneh melihat Kagome yang dengan mudahnya akrab dengan orang yang baru dikenalnya, tapi ia sendiri tidak tahu alasannya kenapa begitu nyaman hanya bertukar pikiran dengan Sesshōmaru. Jika biasanya ia akan menutup diri ketika ada orang yang mencoba mengenalnya lebih dekat, kali ini ia membuka pintu itu lebar-lebar pada laki-laki Taishō, dan mempersilakannya masuk penuh senyuman yang terpahat di bibirnya.

Laki-laki itu menghentikan laju mobilnya sesaat, mengalihkan pandangannya pada sosok yang berselimut jaket tebalnya, senyum singkat terlukis di ujung bibir, "Tunggulah di sini, aku akan kembali beberapa menit lagi," ujarnya berpamitan.

Limerence CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang