Case 04. 歌うたいのバラッド [2]

299 28 12
                                    

All I want For Christmas is You

...
..
.

*

"Maukah kau menjadi pengiringku?" tanya Kikyō mengulang. Ia sedikit memberi penekanan pada kata 'pengiringku' yang menandakan bahwa ia berharap bahwa adik satu-satunya itu mengiyakan apa yang diinginkan, walaupun terdengar egois. Namun, ia berharap hal dipilihnya juga dapat membuat adiknya bahagia.

Kagome diam tanpa memberikan jawabannya pada Kikyō, ia justru melangkahkan kakinya untuk keluar dari restoran perlahan diikuti oleh Sesshōmaru. Kikyō tak ingin berpikiran yang tidak-tidak tentang adik kesayangannya, ia mencoba untuk berpikir positif bahwa adiknya akan mengiyakan permintaannya setelah apa yang terjadi sebelumnya. Peristiwa yang tak pernah disangka Kikyō sebelumnya, bahwa adiknya akan jatuh cinta pada tunangannya. Pikirnya, adiknya jatuh cinta pada Sesshōmaru yang merupakan sahabat karib Kagome sejak kecil, namun dugaannya salah. Ia terkejut saat melihat kado dan sebuket bunga yang akan diberikan Kagome pada Inuyasha tergeletak begitu saja di lantai tepat di depan pintu ruangan Inuyasha, tanpa ia melihat dimana adiknya itu.

"Kagome!" panggil Kikyō dengan sedikit menaikkan nada suaranya, berharap Kagome akan menggubrisnya walau hanya sebentar. Namun, harapannya sia-sia, Kagome mengabaikan panggilannya, "kumohon pikirkanlah kembali!" lanjutnya dengan terisak. Kikyō tak pernah berpikir sebelumnya bahwa hubungannya dengan adiknya akan rusak hanya karena orang yang dipilihnya untuk menjadi pendamping hidupnya. Apakah pilihan yang diambilnya itu salah?

Inuyasha membawa Kikyō yang masih terisak ke dalam pelukan hangatnya, "Sudahlah. Kau tak perlu memaksanya. Mungkin ini pilihan yang susah untuknya. Dia berada pada posisi yang serba salah untuknya. Aku sudah bahagia jika ia mau datang dan memberikan doa untuk pernikahan kita." Inuyasha mendaratkan ciumannya pada puncak kepala Kikyō.

"Mungkin aku yang terlalu egois. Aku berharap kami sama-sama bahagia dengan pernikahanku. Aku berharap dia mau menjadi pengiringku, seolah aku membagi kebahagiaan yang kurasakan padanya sebagai orang paling dekat dengannya. Namun, yang kulakukan hanyalah terus memaksanya ... bagaimana jika ia tak mau datang?" tanya Kikyō masih terisak, ia mendongakkan kepalanya.

"Dia pasti akan datang."

________

Kagome menghentikan langkah kakinya tepat di samping mobil Sesshōmaru yang terparkir di halaman restoran, mencoba mengatur irama napasnya yang tidak beraturan. Bagi Kagome, apa yang baru saja terjadi di dalam restoran adalah sebuah kejutan yang terorganisir dengan baik hingga membuatnya harus menahan napas untuk beberapa saat. Sesshōmaru yang baru saja datang, langsung menarik Kagome ke dalam pelukannya untuk waktu yang lama, hal yang selalu dilakukannya untuk menenangkan Kagome yang terguncang. Kagome memutuskan untuk melepaskan pelukan hangat yang diberikan oleh sahabat karibnya perlahan.

"Ada apa?" tanya Sesshōmaru padanya, nadanya bergetar karena khawatir.

Kagome menghela napas panjang, "Jangan pernah melakukannya lagi padaku!" ucap Kagome dengan menitikkan air mata, dengan cepat ia menghapus air matanya dengan kasar, memalingkan pandangannya, dan segera membuka pintu mobil. Ketika ia sudah memasuki mobil Sesshōmaru, ia membanting pintu mobil sport itu asal.

Kagome yang berada di dalam mobil pun mengalihkan pandangannya ke samping, memperhatikan apa yang terjadi di luar jendela. Ketika Sesshōmaru masuk ke dalam mobil, tak sepatah kata pun keluar dari bibir keduanya. Sesshōmaru memilih untuk memfokuskan diri dalam mengendarai mobil, membiarkan Kagome bergelung dengan pikirannya untuk beberapa saat. Pikirnya, akan ada saatnya bagi Kagome untuk menceritakan semuanya padanya. Keadaan mulai menjadi lebih tenang dari sebelumnya, Kagome mau menatap Sesshōmaru walau hanya dalam waktu yang singkat.

Limerence CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang