Hari yang indah di Dukedom Belgoat,
Ursula, Duchess Belgoat, berdiri di depan gedung utama dukedom menyambut para ksatria Belgoat yang pulang dari perang selama 10 tahun lamanya.
"Nyonya, Grand Duke dan rombongan telah memasuki Dukedom." Info Nocton, pria tua berpakaian pelayan, Butler keluarga Belgoat.
Ursula yang berambut pirang lurus dengan mata hijau lumut, mengangguk. Gadis itu baru berusia 20 tahun, tahun ini. Perawakannya yang jauh dari kata langsing, lumayan berisi, dengan tinggi rata-rata, dan wajah yang terkesan biasa.
Dia berdiri dengan gaun terbaiknya yang berwarna hijau toska sederhana, dengan pulasan wajah seadanya- yang hanya bermodalkan bedak tabur, sedikit perona pipi dan lipstik merah muda lembut. Tanpa anting, ataupun perhiasan berlebihan. Sama sekali tidak mencerminkan seorang duchess kebanyakan.
Rombongan pun tiba...
Ratusan ksatria yang memakai zirah besi, sembari menaiki kuda hitam, dengan persenjataan lengkap, mulai memenuhi halaman utama...
Ursula yang berdiri paling depan, menunduk, memberi hormat, "Selamat datang, Yang Mulia Grand Duke Iaros Belgoat, di Dukedom Belgoat." ucapnya sopan.
Pria tampan berambut hitam lebat, berbadan tinggi dengan dada bidang, yang berada di barisan terdepan, turun dari kudanya, dia adalah Iaros, Grand Duke Belgoat.
Grand Duke tidak memperdulikan sapaan Duchess, istrinya.
Tangannya sendiri justru meraih tangan gadis lain yang sejak beberapa hari terakhir berkuda dengannya, "Pelan-pelan," ucapnya lembut, mengendong seorang gadis cantik, gadis berambut merah muda seperti permen dan bermata biru jernih seperti samudra-
"Siapa itu?" tanya gadis cantik di gendongannya, menunjuk Ursula, istri pria yang menggendongnya.
Nama gadis cantik itu adalah Yvone, Putri dari kerajaan lain yang hancur karena peperangan. Meskipun ini pertama kalinya sang putri menginjak kekaisaran ini, tapi, dia sudah menjadi bahan perbincangan selama beberapa minggu terakhir,
"Selamat datang di Dukedom Belgoat, Putri Yvone." sambut Ursula, masih sopan, "Perkenalkan, saya, Duchess Belgoat."
Ok, Ursula jelas tidak bisa menahan diri, duchess belgoat = istri grand duke, semoga gadis itu memahaminya.
Yvone yang digendong ala tuan putri oleh Iaros, menyandarkan kepalanya, "Iaros, aku lelah." ucapnya lemah, entah benar-benar lemah, atau sengaja melemahkan diri?
Iaros mengangguk, "Nocton-" panggilnya, Nocton yang sejak tadi berdiri di belakang Ursula, maju selangkah, "Kediaman untuk Putri Yvone sudah tersedia, Yang Mulia." jelas sang butler, sopan.
"Tunjukkan, jalannya." perintah Iaros, sepenuhnya tidak memperdulikan Ursula, tidak menganggap keberadaan istrinya sama sekali.
Ursula sendiri sudah menyerah, melupakan ketidaksopanan suaminya dan selingkuhan suaminya, kemudian dia pun berbalik badan, berusaha menyibukkan diri dengan menyambut ksatria yang lain.
"Selamat datang, di Dukedom Belgoat." sapa Ursula hangat, yang disambut dengan suasana dingin-
Sudah kuduga,
Mereka semua MEMBENCI Duchess Belgoat, sama seperti Iaros, mereka semua mengacuhkan sapaan Ursula, melewati sang Duchess begitu saja...
"Nyonya-" sahut salah seorang pelayan Dukedom yang mengkhawatirkan Ursula, gadis itu berbalik dengan senyuman, "Mereka pasti lelah," tak apa, toh dirinya juga tidak peduli.
Ada dua alasan kenapa mereka semua membencinya,
Pertama; karena Ursula adalah BAGIAN DARI MUSUH, "Nyonya, ada undangan dari istana, dari Ratu Valrose." sahut seorang pelayan yang entah kenapa dengan sengaja diperintah agar di serahkan di depan para ksatria.
Ratu Valrose adalah ALASAN kenapa peperangan itu berlangsung lama dan melelahkan.
Beliau adalah orang yang mencetuskan untuk mengirim Iaros yang baru berusia 17 tahun ke medan perang, dengan harapan anak tirinya itu mati disana.
Pandangan para ksatria yang melihatnya menerima surat dari Ratu Valrose, membuat bulu kuduk Ursula berdiri...
"Wanita ular,"
"Sesuai rumornya, dia tampak licik,"
"Kapten pasti menderita-"
Kedua; karena Ursula memiliki BANYAK RUMOR BURUK, yah, walaupun itu semua hanya rumor, tapi berdasarkan reputasinya, sebagai menantu kesayangan Ratu Valrose, mereka tentu saja akan memilih mempercayainya.
"Nyonya," panggil Nocton, dia sudah kembali dari mengantar Iaros rupanya.
Ursula menengok, "Grand Duke memanggil anda,"
Akhirnya,
Apa akhirnya dia ingat kalau mereka berdua masih berstatus suami istri?
Sembari melipat surat, "Tulis ulang undangannya, dengan tujuan atas nama Grand Duke, Putri Yvone, dan para ksatria." ucap Ursula, mengembalikan suratnya ke pelayan yang tadi.
"Tapi, Nyonya-", "Ratu Valrose salah mengirim tujuannya, pesta kemenangan perang harusnya dihadiri oleh para pemeran utamanya, bukan aku seorang." perintahnya lagi.
"Ba, baik, Nyonya." Sang Ratu benar-benar MEMBENCI anak tirinya,
Bisa-bisanya beliau mengadakan pesta kemenangan perang tanpa mengundang alasan kenapa kekaisaran ini menang,
Ursula berbalik lagi ke Nocton, "Jadi dimana aku harus menemui Grand Duke?" tanyanya.
***
Sekedar mengingatkan,
Cerita ini adalah cerita FIKSI berlandaskan FANTASI,
Cerita ini tidak ada hubungannya dengan kejadian apapun, tempat manapun atau sejarah apapun,
Cerita ini SEPENUHNYA MERUPAKAN ISI OTAK dari authornya, tanpa adanya aturan tertentu yang mengikat :) jadi mohon kebijaksanaannya dalam membaca,
Terima kasih ♡ enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Choose Me
FantasyBab 1-24 [Please Divorce Me] [Terbit] [Tidak lengkap, lengkapnya hanya ada di buku] Mulai Bab 37-42 [Please Choose Me] [Terbit] [Tidak lengkap, selengkapnya hanya ada di buku] [Original Story by akumenulisa] [Bukan Novel Terjemahan] [Dimohon untuk t...