"Mau taruhan? Cale PASTI jatuh cinta padamu!" sahut Louise, yakin, sangat yakin, hingga aku memijit kepalaku pusing, kalau Cale mendengarnya, dia pasti akan mengamuk, "Mustahil." senggahku cepat.
Pertama, itu aneh, Cale mungkin tidak lagi memanggilku 'Babi' dan memperlakukanku selayaknya manusia, tapi- bukan berarti dia jatuh cinta padaku, bukan...
Lagi pula kami pernah bertengkar hebat di Liberio dan aku sudah menamparnya cukup keras, meskipun Cale tidak mempermasalahkannya sekarang, tapi itu sudah cukup untuk menegaskan kalau dia tidak akan jatuh cinta padaku.
Kedua, itu terlalu cepat, maksudku, kami baru dekat akhir-akhir ini, dan secara logika tidak mungkin, perasannya berubah semudah itu, tidak mungkin.
Untung saja, aku tidak menceritakan ke Louise soal perkataan konyol Cale yang bilang dia bisa jatuh cinta padaku- aku yakin Cale hanya mengerjaiku, sangat yakin.
"Mau taruhan, tidak?" sahut Louise tidak sabaran, dia memang sangat terobsesi dengan taruhan, "Tidak." tegasku, aku adalah orang terakhir di dunia ini yang akan mengikuti permainan konyolnya.
"Bilang saja, kau takut kalah." tambah Louise mencoba manas-manasin, sayangnya itu tidak mempan padaku, "Iya aku takut kalah," menimpali kalimatnya dengan wajah datar, "Cih." Louise sadar dia gagal.
Ingat, aku sudah berteman lama dengan Louise, cukup lama untuk mengetahui kalau dia tipe orang yang menjebak orang lain mengikuti kemauannya.
"Lagipula aku sudah punya Iaros, aku dan Iaros kan-" kalimatku terhenti, menyadari sesuatu, tanganku yang sedari tadi sibuk bekerja juga ikut berhenti, Louise yang terduduk di sofa depan meja kerjaku kembali berbalik padaku, "Kau dan Iaros apa?" tanyanya.
Iya juga, aku dan Iaros apa?
Maksudku, kami bukan pasangan suami istri lagi, pernikahan kami telah berakhir begitu pengadilan istana memutuskan ikatan kami, tapi, tidak seperti rumor yang di buat Louise yang mengatakan kami saling membenci satu sama lain, hubungan kami baik-baik saja, bahkan sangat baik malah.
Tapi,
Kami apa?
Hubungan kami sekarang apa?
Louise yang menyadari diamku, kembali membuka mulutnya, "Ursula," panggilnya, "Mungkin kau selalu melupakan ini, tapi kau perempuan lajang sekarang, bebas sepenuhnya, sama sepertiku. " jelasnya, membuatku menyadari segalanya, telat.
Hampir separuh hidupku, aku habiskan menjadi 'istri seseorang' jadi rasanya aneh ketika menyadari kalau kini aku tidak terikat dalam pernikahan lagi. Saat di akademi, saat aku masih berteman baik dengan Arthur, aku menginginkannya, menginginkan tidak menjadi istri orang, hanya menjadi diriku sendiri, tapi sekarang-
Aku justru ingin kembali menjadi diriku yang dulu, diriku yang merupakan 'Istri Iaros', istri pria berambut hitam dan mata keabuan itu- huft, tuh kan, aku jadi merindukan Iaros lagi, hiks.
"Ursula," panggil Louise lagi, aku kembali melihatnya, "Apa kau tidak tertarik bertemu pria lain, pacaran dengan pria lain, atau mungkin memikirkan kalau banyak pria di luar sana, selain Iaros?" tanyanya,
I, itu, pertanyaan yang sangat aneh, "Tentu saja aku tahu banyak pria di luar sana selain Iaros," senggahku,
Louise masih menatapku, aku tahu apa yang ingin dia katakan-
"Aku maunya Iaros," ucapku lemah, aku sadar kesempatanku untuk bertemu pria lain sekarang lebih besar, aku tidak berdosa sama sekali karena pada dasarnya sesuatu yang mengikatku dengan Iaros, pernikahan, sudah tidak ada lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Choose Me
FantasyBab 1-24 [Please Divorce Me] [Terbit] [Tidak lengkap, lengkapnya hanya ada di buku] Mulai Bab 37-42 [Please Choose Me] [Terbit] [Tidak lengkap, selengkapnya hanya ada di buku] [Original Story by akumenulisa] [Bukan Novel Terjemahan] [Dimohon untuk t...