10 (PDM)

54.5K 6.6K 486
                                        

Tentu saja aku terluka, Margo menanyakan itu ketika kami balik dari pasar, aku berbohong, dan bilang aku menikmatinya.

Aku menghembuskan nafas, semua kulakukan agar aku bisa pergi dengan nyaman, sosokku hanyalah tambahan, seseorang yang hanya akan lewat begitu saja, membangun image baik tidak akan membantu bukan?

"Ada apa?" tanya Iaros,

Aku tertegun, mengingat aku sudah berada di kamarnya, membawa hasil laporan yang kudapatkan, "Tidak," jawabku cepat.

Iaros kembali pada berkas yang aku bawa, "Menjalin kerja sama dengan keluarga Viscount Huston," bacanya,

Itu ideku, rempah kerajaan ini ternyata lumayan berguna untuk bahan obat dibandingkan untuk olahan dapur.

Margo bilang saat di medan perang, dia mencampur rempah kerajaan dengan bahan-bahan herbal yang ada di hutan, dan ternyata itu jauh lebih afektif dalam mengobati.

"Viscount punya resep rahasia di dalam salepnya, mereka kekurangan bahan, makanya salep turun-temurun keluarganya tidak di produksi banyak, mungkin Yang Mulia bisa berinvestasi pada mereka, dengan memanfaatkan kekuasaan Belgoat di pelabuhan, dan mengolahnya menjadi barang yang bisa dijual secara bebas, baik ke kerajaan ini ataupun ke kerajaan lain." lanjutku,

"Salep?" Iaros seolah mengingat sesuatu, dia melirikku-

"Kau yang memberikanku salep itu bukan?" Ng? Ah, aku lupa, aku merahasiakannya, "Apa Yang Mulia memakainya?" tanyaku,

Viscount Huston sudah menyurati Iaros, dan bilang itu dari mereka, karena aku tahu kalau Iaros tahu itu dariku, dia tidak akan mau memakainya.

"Aku membuangnya," jawab Iaros, "KENAPA!?" jeritku, hingga berdiri dari kursi, itu salep yang berharga.

Banyak bangsawan lain menginginkannya, tapi Iaros malah membuangnya begitu saja?

"Aku tidak begitu mengenal Viscount Hsuton, dan mereka dari fraksi Ratu Valrose, bukan hal aneh kalau aku berhati-hati tentangnya." jawab Iaros,

Ah, aku tidak memikirkan kemungkinan itu, tidak, dia terlalu berhati-hati, tapi, aku mewajarinya, dari dulu, Iaros selalu diincar untuk dicelakai, entah sebagai pangeran pertama atau sebagai Grand Duke, instingnya mungkin bekerja sebagaimana mestinya.

Aku duduk kembali, bukan hakku untuk marah- "Meskipun Viscount Huston dari fraksi ratu, mereka bukan orang jahat, aku tahu." lanjut Iaros, aku hanya menatapnya, "Anak mereka, ikut dalam jamuan kemarin bukan? Yudha,"

Ah, iya, Yudha anak dari Viscount Huston, ternyata Iaros memperhatikannya, aku mengangguk.

"Mungkin dalam berpolitik mereka adalah fraksi ratu, tapi diluar itu, mereka sama seperti yang lain, mereka bekerja dan membangun kerja sama secara sungguh-sungguh, untuk memperkuat nama keluarga masing-masing." aku tidak bisa bilang semua fraksi ratu itu baik, hanya saja, ada hal-hal yang tidak perlu Iaros khawatirkan.

Iaros menatapku dalam, "Seberapa banyak yang sudah kau lalui, hingga kau bisa mengatakan hal semacam itu?" tanyanya,

Aku tidak tahu harus menjawab apa,

Kami pun larut dalam dalam pekerjaan dan tanpa sadar sudah tengah malam, sudah seharusnya kami beristirahat sekarang, "Kita akhiri saja sampai disini." ucapku, membereskan berkas-berkas yang kami diskusikan.

Iaros tidak mengatakan apa-apa lagi, dia masih membaca dokumen di tangannya, apa dia masih mau kerja? "Yang Mulia," panggilku, Iaros berbalik, "Tidur." perintahku, aku bertolak pinggang kesal.

"Sebentar lag-" aku menarik tangan Iaros bahkan sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, mendorongnya ke tempat tidur.

"Sebagai kepala keluarga, tanggung jawab Yang Mulia, tidak hanya diri anda saja, tapi saya, dan orang-orang yang bekerja untuk anda. Kalau anda sakit, banyak orang yang akan dirugikan karena itu, dan menjaga diri anda sendiri, sama dengan menjaga semua orang." ceramahku.

Please Choose MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang