"Untuk sementara, Putri Yvone akan di layani oleh Prajurit Margo seorang, dan untuk kedepannya, keperluan dan kepentingan sang putri langsung menjadi keputussanku." ucap Iaros, tanpa pendahuluan.
Entah kenapa aku tidak kaget, dia tidak mempercayaiku, tidak ada alasan baginya mempercayakan kekasihnya di bawah kekuasaan istrinya, "Baik, Yang Mulia." balasku, tunduk, tidak protes sama sekali.
"Ah, dan untuk kamar tidurku, siapkan kamar dekat Putri Yvone-" perselingkuhan terang-terangan, menarik, lupa kah dia kalau dia sudah beristri?
"Sudah saya siapkan, Yang Mulia. Putri Yvone akan tinggal di gedung utama Dukedom, bersama anda." jelasku, jelas-jelas tadi Nocton sudah mengiringnya ke gedung utama, mungkin dia lupa atau memang tidak tahu, entahlah.
"Jangan gedung utama, cukup sediakan di gedung selatan-"
"Sayangnya tidak bisa, Yang Mulia. Gedung selatan adalah tempat yang saya gunakan." senggahku cepat,
Akhirnya setelah lima menit membelakangiku, Iaros berbalik menghadapku langsung, "Kau tinggal disana?"
Kurasa itu keputusan yang bijak.
Dia tidak harus pindah gedung hanya karena tidak nyaman dengan kehadiranku.
"Nocton akan melayani anda seterusnya selama di gedung utama, dan saya akan mengurus Dukedom dari gedung selatan," tugas utama Duchess adalah mengurus Dukedom, tugas itu biasanya aku kerjakan bersama Nocton, tapi, dengan kedatangan Grand Duke, akan lebih baik jika Nocton membantu Grand Duke menyesuaikan diri terlebih dahulu.
"Ah, dan besok akan ada pesta kemenangan perang di istana, kalau Putri Yvone atau Prajurit Margo tidak nyaman dengan kehadiran saya, boleh saya kirim satu orang pelayan untuk membawa pamflet butik kerajaan?" lanjutku, kelamaan di medan perang pasti membuat Yvone tidak memiliki gaun untuk besok.
"Tidak perlu, Prajurit Margo bisa mengurusnya." balas Iaros, "Dan, kau, jangan berhubungan dengan Putri Yvone mulai sekarang, jangan menemuinya lagi, kalau ada apa-apa kau bisa menemuiku."
Seandainya dia bukan pria beristri, tindakannya termasuk romantis, sayangnya, dia melakukan itu demi melindungi selingkuhannya.
"Baik, Yang Mulia." jawabku, terserah deh terserah.
Peran istri ini mulai terasa menyebalkan, padahal baru hari pertama, "Kau bisa pergi," perintahnya.
Ah, sebelum pergi, "Yang Mulia." panggilku, Iaros kembali menatapku, "Apa lagi?"
"Besok akan ada perwakilan dari pengadilan istana, berkas perceraian telah saya selesaikan setengahnya, Yang Mulia sisa mengecek kesepakatan bersama dan tanda tangan-" aku sudah menyiapkan SEGALANYA jauh-jauh hari, bahkan jauh sebelum berita kedatangannya.
"Tunggu dulu." Iaros mengangkat tangannya, "Apa kau bilang... berkas perceraian?"
Kenapa dia kaget?
Dia kan yang bawa pulang wanita lain, "Kau ingin bercerai?" tanyanya,
Pertanyaan macam apa itu?
"Yang Mulia tidak?" tanyaku balik,
Iaros tidak menjawabnya, malah menyuruhku pergi, aneh, bukannya itu yang dia mau?
***
Ah~
Aku sudah lelah, baru hari pertama, bahkan belum cukup sehari.
"Apa perlu saya bicara dengan Tuan Duke, Nyonya?" Madam Magie yang berbadan besar dan berkulit coklat, bertolak pinggang kesal, beliau merupakan kepala koki di Belgoat, sekaligus orang yang di tua kan di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Choose Me
FantasiaBab 1-24 [Please Divorce Me] [Terbit] [Tidak lengkap, lengkapnya hanya ada di buku] Mulai Bab 37-42 [Please Choose Me] [Terbit] [Tidak lengkap, selengkapnya hanya ada di buku] [Original Story by akumenulisa] [Bukan Novel Terjemahan] [Dimohon untuk t...