6 (PDM)

49.6K 7K 424
                                    

Iaros dan Yvone akan ke pelabuhan dua hari lagi,

Aku membaca berkasnya,

Grand Duke berhasil mendapatkan beberapa pelabuhan, kerjanya bagus juga. Memiliki pelabuhan adalah hal yang besar, selama bertahun-tahun, aku tidak berhasil mendapatkannya karena itu butuh kepercayaan penduduk sekitar, dan sebagai pahlawan perang, Iaros dengan mudah meyakinkan semua orang.

Madam Magie yang mengantar susu coklatku bertolak pinggang kesal, aku meliriknya, tahu kenapa dia kesal.

"Harusnya Tuan Duke membawa Nyonya, bukan Putri itu." aku berusaha tidak mendengarnya, pelabuhan adalah tempat romantis lainnya yang selalu dijadikan tempat bulan madu semua pasangan.

Kaisar Graham juga meminjamkan istana peraknya yang terletak di dekat pelabuhan untuk Iaros dan Yvone, mereka jelas tidak pergi hanya untuk bekerja.

Istana perak adalah istana terindah di kerajaan, tempat raja dan ratu menghabiskan waktu berdua selama beberapa dekade.

Ngomong-ngomong soal ratu, aku tidak mendapatkan kabar akhir-akhir ini, tidak ada perintah, justru membuatku tidak tenang.

Nocton mengetuk pintu kantorku, "Nyonya, para murid telah tiba."

Aku langsung berbinar, hari ini memang aku mengadakan jamuan yang sudah aku janjikan sebelumnya,

"Aku akan kesana sekarang," waktunya tepat, aku bisa menghindari Madam Magie yang menggerutu soal kepergian Iaros dan Yvone,

"Apa mereka sudah di rumah kaca?" aku mengikuti Nocton dari belakang, biasanya jamuan yang aku adakan selalu disitu,

"Tidak, Nyonya." jawab Nocton,

Ada senyuman aneh di wajahnya, "Eh? Terus mereka dimana?" apa mereka ada di perpustakaan?

Nocton berjalan keluar gedung, dan menuju halaman yang mengarah ke markas ksatria,

Jangan-jangan...

"Para murid bersama Grand Duke sekarang, Nyonya." Astaga, pantas saja, Nocton mengarahkanku kemari.

"DUCHESS!!!" ada sekitar delapan murid, tiga laki-laki dan lima perempuan, mengelilingiku begitu melihatku datang ke tempat latihan para ksatria Iaros.

Iaros juga ada disitu, Jean, Margo, dan beberapa ksatria yang lain.

Hubunganku dengan para ksatria masih buruk, jadi aku tidak mengharapkan sambutan hangat dari mereka, tapi, para murid justru memberikanku pelukan hangat mereka.

"Kami merindukan Duchess," ucap Triana, dia selalu jadi tamu jamuanku, si perempuan tomboy yang jago memanah, anak dari Countess Briana.

"Duchess, bisakah jamuannya disini saja?" tanya Leo, dia juga langganan jamuan tehku, anak laki-laki satu-satunya dari Baroness Lenna, aku dan ibunya lumayan dekat, makanya otomatis dia pun dekat denganku.

Eh? yang lain berseru setuju,

"Sudah lama kami ingin berbincang dengan ksatria asli, ksatria yang menang perang!!!" sambung Yudha, Yudha memang bercita-cita untuk menjadi Ksatria Belgoat, anak bungsu dari Viscount Huston, adik dari Nona Yurika yang membelaku saat jamuan teh di hari berburu.

Aku melirik Iaros, dan tanpa menunggu lama-

Para murid mendorongku hingga berdiri di samping Iaros, aduh, mata mereka semua berbinar penuh harap.

Iaros yang memakai pakaian kasual, dengan kemeja putih di gulung bagian lengan, melihatku tanpa minat, demi para murid, aku berbatuk sedikit, "Yang Mulia-" panggilku,

Please Choose MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang