Iaros berdiri di antara kerumunan, memakai pakaian lengkap seragam resmi untuk ksatria militer;
Kemeja putih, dasi hijau buludru, dan jas berat berwarna hitam dengan aksen biru satin, dengan hiasan berbagai pangkat gelar dan pin lambang keluarga Belgoat.
Yvone yang mengintipnya dari jauh, berdebar tidak karuan, dia masih sangat menyukainya, menyukai pria berambut hitam, bermata tajam, berhidung mancung, berbibir tipis, dengan rahang kokoh itu.
Tidak hanya wajahnya, penampilannya yang klimis, tinggi yang semampai, dada yang bidang, dan caranya bersikap selayaknya Kapten Prajurit yang gagah,
Sosok yang terlihat sangat dapat di andalkan itu, membuatnya mabuk kepayang tiap detiknya.
"Tuan Putri," panggil Jean.
Yvone berbalik, sang putri sendiri mengenakan pakaian terbaik yang di sediakan oleh kekaisaran malam ini.
Bagaimanapun, pesta hari ini tentang awal pertemuan negara untuk besok, yang dimana Yvone adalah salah satu pemeran utamanya, "Iaros mana?"
Gaun Yvone berwarna biru terang yang dihiasi bunga mawar berwarna senada, dengan renda dan bordiran yang berbahankan emas.
Jean tampak ragu sebelum menjawab, "Hari ini, saya yang mewakili Belgoat untuk menemani Putri masuk," jelasnya, Jean juga memakai seragam militer, juga dengan pin lambang Belgoat.
"APA!?" jerit Yvone protes, "IAROS!!! Aku tidak mau kalau bukan IAROS!!!" tegasnya, menolak bergerak sedikit pun.
Jean menghembuskan nafas lelah, sudah dia duga.
"Kapten, sedang sibuk mengawasi jalannya acara," jelasnya,
Itu bukan sekedar alasan, Iaros punya peranan penting di pesta kali ini, karena pertemuan besok sebenarnya adalah idenya, jadi Kaisar Graham meminta campur tangan langsung Belgoat di dalam semua kegiatan.
"TIDAK. Harus. Iaros. Titik." Yvone membalikkan kepalanya, dia sudah tidak melihat pria itu selama berhari-hari, dan dia sudah sangat menanti hari ini.
Rambut merah mudanya di tata sedemikian rupa, terlihat lebih cemerlang dari biasanya, dia bahkan mengenakan make up spesial untuk membuat Iaros terpana. Yvone mengenggam tangannya keras, harus berapa lama lagi, dia bersabar, menunggu Iaros kembali padanya.
"Bisa tinggalkan kami," sahut Jean pada para dayang istana dan pengawal kekaisaran.
Meski sedikit ragu, tapi dengan anggukan persetujuan dari Yvone, mereka semua undur diri.
Yvone kembali berbalik, Jean termasuk temannya, orang yang ikut berjuang bersamanya di medan perang, seseorang yang juga melihat kebrutalan pemboman yang dilakukan Ursula di Liberio, seharusnya, Jean mengerti perasaannya-
"Saya minta maaf," ucap Jean, sesuatu yang paling ingin dia lakukan sejak awal.
Yvone terdiam sejenak, kenapa,
"Saya yang memberi ide dan memaksa untuk tuan putri dan kapten, berpura-pura bersama, kala itu." lanjutnya,
Jean tidak bisa membiarkan Iaros hanya menyalahkan dirinya saja, karena pada kenyataannya Jean juga ikut terlibat di dalamnya, "Semakin dipikirkan, semakin saya merasa bersalah, semuanya terjadi karena keputusaan saya yang ceroboh."
Yvone berdiri dari kursi riasnya, entah kenapa dia merasa de ja vu tentang situasi ini, "Aku tidak butuh permintaan maafmu, yang aku butuhkan hanya IAROS, hanya dia, tidak ada yang lain." tegas Yvone.
Jean yang awalnya menunduk, mengangkat kepalanya, "Yvone." panggilnya, tiba-tiba.
Selama mereka tiba di kekaisaran ini, Jean dan para ksatria lain memanggilnya 'tuan putri', itu semua demi formalitas yang pantas, karena sejujurnya, saat di medan perang, Yvone dipanggil dengan namanya, tanpa embel-embel kebangsawanannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Please Choose Me
FantasiaBab 1-24 [Please Divorce Me] [Terbit] [Tidak lengkap, lengkapnya hanya ada di buku] Mulai Bab 37-42 [Please Choose Me] [Terbit] [Tidak lengkap, selengkapnya hanya ada di buku] [Original Story by akumenulisa] [Bukan Novel Terjemahan] [Dimohon untuk t...