Chapter 011
Pretend : Lie To Me.
.
.You said love when your eyes tell otherwise. You smiled warmly when your lips told a lie. All of your sweet act, just feel like a sweet lie. It's so hurt but it's so sweet that I can't stop myself to craving more for it.
.
.
.Yoongi tidak buta untuk tidak menyadari perubahan yang ada pada sang istri. Pada sikap manja yang ditunjukkan dan perlakuan manis yang selalu menyambut atas setiap sentuhan sekecil apapun yang diberikannya. Mungkin jika saja perlakuan itu didapatnya 1 bulan lalu dimana Jieun baru saja menawarkan hubungan terbuka padanya, dia tidak akan menangkap kejanggalan. Namun setelah segala cerita yang dibaginya dan telah diketahui oleh Jieun, Yoongi menyadari akan pribadi tenang yang dimiliki Jieun saat ini serupa akan saat dimana Jieun belum mengalami kecelakaan dan kehilangan ingatannya. Bagaimana senyum lembut itu tersungging diantara mata yang menyiratkan kekosongan hati. Raut dingin itu menghias seolah menyaingi akan perlakuannya yang serupa dimasa lalu, sementara bibir itu berucap mendayu, merayu dengan sebuah hal manis yang diketahuinya akan bertahan dalam sekejap sebelum kenyataan akan menghantam pada pahit yang merupakan kebenaran sesungguhnya.
Yoongi menyadari segalanya saat Jieun telah kembali sibuk dengan dunia kerjanya dan kebersamaan mereka yang sempat terbagi selama beberapa bulan ini mulai terkikis. Ada batasan yang perlahan terbentuk kendati Jieun tidak benar-benar menghindarinya. Berat itu dirasa, oleh perasaan lega yang tidak dapat dijelaskannya juga ketakutan akan kemungkinan terburuk dirasakan secara bersamaan. Terlebih pada ujaran yang disampaikan Namjoon saat ia menanyakan kondisi Jieun.
"Ingatan Jieun berkembang semakin baik dari waktu ke waktu. Dia mulai dapat mengenali dan mengingat hal lampau yang ada di sekitarnya. Aku memastikan jika segala ingatan Jieun akan pulih dalam waktu dekat ini."
Sebuah berita baik yang memperburuk harinya. Kendati sebelumnya dia selalu berujar akan membiarkan Jieun mengingat sendiri masa lalu yang dilupakannya, hatinya memberat saat mengetahui waktu yang telah berlalu, perlahan memunculkan akan dampak dari ujaran lamanya. Jieun yang perlahan kembali. Menjadi Jieun yang akan membencinya. Meninggalkannya demi sebuah hubungan yang berdasarkan atas perasaan cinta yang berbalas, yang jelas bukan dengannya.
.
"Apa yang sedang kau pikirkan begitu keras? Tidakkah disini dingin?" suara itu menyentaknya dari lamunan singkatnya. Yoongi yang semula tengah duduk melamun di kursi yang ada di balkon, menoleh ke arah pintu masuk dimana Jieun tengah berdiri dengan tangan bersedekap dan bahu yang bersandar pada bibir pintu. Tubuh itu telah terbalut oleh jubah piama satin yang menutupi gaun tidur berbahan tipis yang biasa digunakannya.
Yoongi tidak tahu kenapa, hanya saja melihatnya kembali setelah beberapa waktu kesibukan mengisi membuat segalanya terasa berbeda. Kendati senyum tipis yang terlukis pada wajah cantik itu tampak berusaha mengalihkan dari canggung yang dirasakan pada jarak semu yang terbentuk diantara mereka.
"Ingin minum?" tawar Yoongi seraya mengangkat gelas tinggi miliknya yang berisi sedikit wine.
"Tidak, terima kasih." tolak Jieun seraya menggeleng kecil. Wanita itu lantas berjalan pelan untuk duduk di sisi kosong yang ada di sebelah Yoongi. Mengikuti sikap duduk sang suami, dengan punggung bersandar pada kepala kursi, tangan bersedekap sementara pandangan mengarah pada langit malam.
Jieun berujar membuka suaranya kembali, saat dirasa hening mengisi terlalu lama, "Kau belum menjawab pertanyaanku."
"Tentangmu. Tentang kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
FanfictionJieun yang tengah meregang nyawa di malam kelulusannya, menemukan dirinya terbangun sebagai wanita dewasa berusia 27 tahun yang telah menikah dengan Min Yoongi, seorang pria berandal berwajah rupawan yang terkenal akan sifat dinginnya saat masa seko...