7.0 Confession : Rejection

1.4K 188 71
                                    

Chapter 7.0
Confession : Rejection

.
.
.

She too blind to seeing his heart. Being obvious after all the affection he gave, as they friendship status keep getting both closer. She saw him as her best friend. Believe him enough to told about her crush and asked him help, not knowing he getting hurt by her story.

But her trust has broke, the moment he told her about his feeling. Being a first girl to him loved and took her first kiss. She leave him, with their crushed friendship and his shattered heart behind.

.
.
.

Memang sebelum adanya kesalahpahaman atas kejadian penodongan itu Jieun sama sekali tidak berniat terlibat sedikitpun dengan Yoongi. Pun tidak pernah terpikirkan olehnya, jika dirinya yang justru mengulurkan pertemanan pertama kali hingga hubungan mereka begitu akrab dan nyaris setiap harinya kehadiran Yoongi selalu menemaninya. Tidak ada Jieun jika tidak ada Yoongi, begitu kalimat yang diucapkan pada teman satu lingkup Yoongi pada keduanya.

Jieun mengakui, jika keinginan kuatnya menjalin pertemanan dengan Yoongi untuk mematahkan pemikirannya tentang image buruk yang melekat pada diri pria itu. Dan pada kenyataan jika Yoongi yang terus menyambut setiap ajakan bersifat pertemanan yang ditawarkannya, juga membalas dengan kebaikan serupa membuat Jieun semakin menghargai pertemanan yang terjalin diantara mereka.

Tanpa Jieun sadari, hubungan mereka semakin akrab hingga Jieun berani menyebut Yoongi sebagai sahabatnya. Menghabiskan waktu bersama, membantu satu sama lain, juga berbagi beberapa kisah dan rahasia untuk disimpan masing-masing. Sebagaimana Jieun yang membagi satu rahasia pada Yoongi, ketika dirinya mulai mengidamkan seseorang. Bukan tanpa alasan, selain dia percaya Yoongi bukan orang yang suka membeberkan rahasia orang lain, juga tentang keterkaitan hubungan yang dimiliki Yoongi dengan pria incarannya.

Ialah Seokjin. Si ketua kedisiplinan yang mana merupakan sahabat juga sepupu dari Yoongi. Jieun menyadari perasaannya setelah beberapa waktu yang dihabiskannya selama dia bergabung dilingkup pertemanan Yoongi. Sikap lembut dan perhatian yang dimiliki Seokjin berhasil menarik hatinya hingga dia terjatuh semakin dalam pada segala pesona yang dimiliki pria tersebut, dan meminta Yoongi untuk membantunya mendapatkan Seokjin.

Jieun berpikir, jika selama berteman dengan Yoongi tidak sekalipun pria itu mengecewakannya. Termasuk dimana Yoongi menjadi sahabat yang baik dalam mendukungnya bersama sang pujaan hati dengan membantunya lebih dekat. Entah itu merencanakan keduanya dalam janji temu tanpa sepengetahuan Seokjin, ataupun dimana ketika ketiganya bersama maka Yoongi akan mundur teratur membiarkan keduanya berbincang berdua. Jieun teramat bersyukur memiliki Yoongi sebagai sahabatnya dan berjanji akan membantunya dalam masa sulitt.

Hingga suatu waktu Jieun mendapat berita jika ada penawaran menjadi bagian dari tim bola basket nasional bagi pemenang babak semi final di pertandingan bola basket selanjutnya. Jieun tahu betul tentang kecintaan Yoongi pada olahraga itu dan pada mimpi yang dimilikinya untuk menjadi atlit nasional, Jieun mengetahuinya dari kakak Yoongi, Joongi saat dirinya datang ke rumah Joongi bersama istrinya. Pun Jieun tahu tentang keraguan yang dimiliki Yoongi untuk meraih mimpinya itu, yang terhalang oleh keinginan orang tuanya untuk melanjutkan perusahaan yang dikelola Ayahnya bersama kakaknya. Karenanya, Jieun mengambil kesempatan itu untuk memberikan dukungan pada Yoongi demi meraih mimpinya.

"Aku akan mengabulkan apapun keinginanmu jika kau berhasil membawa tim sekolah kita ke babak semi final antar provinsi." Ucapnya siang itu saat dirinya menemani Yoongi di lapangan basket. Hari itu hari sabtu, hanya ada kelas tambahan juga kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Yoongi yang memang bagian tim basket telah menyelesaikan latihannya bersama timnya 2 jam lalu dan saat ini, dia hanya bermain untuk mengusir bosan.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang