Chapter 8.0
Venice : United.
.
.The first time we do it, I've realised my feeling to you. Your fondness eyes when you looking at me, sweet whispering you do whenever I feel shy, soft yet caring touch you do to ease my nerve. I fell into you.
.
.
.Saat ini mereka tengah melakukan bulan madu pertama setelah dua tahun pernikahan mereka. Alasan atas kesibukan Yoongi juga keinginannya bagi Jieun untuk fokus menyelesaikan kuliahnya hingga tuntas, menjadikan keduanya sepakat untuk menunda bulan madu.
Tepatnya satu bulan lalu saat mereka makan malam bersama di rumah orang tua Yoongi dalam rangka merayakan pelulusan Jieun, Joongi menyebutkan perihal bulan madu mereka yang tertunda dan memberi usul untuk melaksanakannya sekarang dan tentu orang tua Yoongi sangat menyetujui, yang mana membuat sepasangan suami istri yang dibicarakan tidak dapat menolak terlebih Hanna menambahkan akan memilih satu destinasi yang cocok untuk berbulan madu.
Disinilah mereka, di kota Venice yang menjadi destinasi pilihan Hanna untuk bulan madu keduanya. Hari itu adalah hari keempat mereka berbulan madu. Toko musik yang menjadi salah satu tempat kunjungan mereka siang tadi menjadi hal yang cukup menyenangkan mengingat keduanya memiliki ketertarikan pada musik dan momen tersebut menjadi salah satu dari percakapan panjang mereka sepanjang perjalanan.
Malam berganti perlahan dan jika biasanya keduanya kembali menjadi teman sekamar yang hanya mengurus urusan pribadi masing-masing dan hanya akan menawarkan diri untuk menjadi pendengar kala salah satu diantara keduanya memiliki hal yang ingin dibagi, maka kali ini berbeda, setelah perbincangan hangat yang mereka bagi terkait musik, mereka menyadari perbedaan yang begitu kentara pada hubungan mereka.
Perasaan senang kala mengingat perbincangan yang mengalir begitu lancar dan perasaan berdebar kala hati berniat untuk bertanya lebih lanjut guna mencari tahu kesamaan yang ada namun keraguan terkait perasaan diantara keduanya menahan segalanya.
Mereka duduk saling bersisian di atas ranjang, dengan punggung yang bersandar pada kepala ranjang, keduanya duduk dalam keheningan dan menikmati film bergenre romantis yang tertampang di layar televisi. Jieun yang menyarankan kala ajakan itu dilontarkan Yoongi dalam usahanya memberi saran untuk membunuh waktu demi membawa kantuk pada mata yang nyatanya jauh dari kata lelah sekalipun percobaan memejamkan mata telah dilakukan dalam usaha membawa ke dalam mimpi.
Insomnia. Satu kata yang menjadi kesamaan diantara keduanya dan menjadi alasan bagi keduanya untuk berbagi perbincangan selain dari jam efektif lainnya yang tidak memungkinkan karena kesibukkan keduanya.
Film itu telah mencapai pertengahan kala Jieun yang mulai terbawa kantuk membuatnya menjatuhkan kepalanya pada pundak Yoongi. Pria itu sedikit terkejut namun kala mendapati raut damai yang ada pada wajah cantik tersebut, membuatnya urung untuk membuka suara dan hanya membiarkan atensinya tertuju pada sang istri yang terlelap begitu manis.
Film yang memang sedari awal tidak terlalu diperhatikannya kini diabaikannya, ia setuju untuk menontonnya karena permintaan Jieun saja dan kali ini setelah istrinya telah terlelap, dia tidak memiliki alasan untuk tetap menonton film tersebut dan memutuskan untuk mematikan televisi melalui remot sebelum atensinya kembali teralih pada Jieun yang bahkan tidak terbangun sedikitpun.
Dan dia tidak tahu seberapa lama ia memandang wajah cantik Jieun yang polos tanpa riasan itu, namun kala mata itu turun memandang bibir merekah milik Jieun yang kini terbuka sedikit, tangannya terulur meraih pipi itu untuk dielusnya lembut sebelum jari itu bergerak pada bibir tipis itu dan sesuatu mendorongnya bergerak perlahan hingga ia berhasil menempelkan bibir keduanya dan memberikan kecupan ringan pada bibir tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
FanfictionJieun yang tengah meregang nyawa di malam kelulusannya, menemukan dirinya terbangun sebagai wanita dewasa berusia 27 tahun yang telah menikah dengan Min Yoongi, seorang pria berandal berwajah rupawan yang terkenal akan sifat dinginnya saat masa seko...