10.0 One Side Love : The Accident

1K 137 26
                                    

Chapter 10.0
One Side Love : The Accident

.
.
.

She, who couldn't see the sincerity he have. Throwing out all the mistake that happened to one name as the trust had been crushed by the ego from disappointment and anger feelings. The sincerity they have in the past, had been forgetten. As things happened, they sincerity got tested by the honesty from a pure heart and just increased the pain that leaving on the ego, that has replaced by deep regret.

.
.
.

Seharusnya Jieun tahu, ketika dirinya memutuskan berbalik menjauhi Yoongi, mengingkari atas kepercayaan dalam sebuah pertemanan, dia hanya akan mendorong dirinya dalam kubangan rajam atas keputusannya. Jawaban yang berisi penolakan yang akan membawa malapetaka baginya, atas karma yang membalas pada ingkar yang diperbuatnya.

Namun Jieun memiliki ego yang kuat, hanya untuk mengakui ia salah. Ketika otaknya baru berjalan sesuai logis setelah batinnya mengalami sesal atas penolakan yang diberikannya pada Yoongi. Ia menyadari akan pentingnya kehadiran Yoongi sebagai seorang teman. Teman yang selalu ada untuknya, tidak peduli akan status  berbeda diantara keduanya maupun gunjingan di belakang yang membicarakan tentang pertemanannya bersama Yoongi si anak bermasalah dan dia, si anak beasiswa.

Sejak pernyataan cinta itu diberikan Yoongi, mereka tidak lagi sama. Jarak besar itu tercipta diantara mereka, kendati Jieun tidak benar-benar menjauhi sepenuhnya pada teman sekumpulan Yoongi yang mana masih menyapa dan bercengkrama akrab dengannya. Dia sadar hanya karena hubungannya dengan Yoongi tidak baik, bukan berarti dia memutus segala pertemanannya dengan semua teman Yoongi. Terlebih pada satu sosok yang menjadi alasan atas hatinya yang merasakan ketertarikan kuat dan membuatnya tidak rela untuk mengambil jarak yang jauh seperti saat dirinya belum masuk ke lingkup pertemanan sang pujaan hati.

Ada rasa janggal ketika sosok Yoongi lebih dulu undur saat Jieun datang diantara kerumunan temannya. Seolah menuruti permintaannya untuk menjauhinya. Namun Jieun tahu benar segalanya berubah dan dia harus membiasakan dirinya.

.

Hari demi hari berlalu begitu cepat dan Jieun bahkan tidak menyadari saat ujian akhir telah berakhir, teman-temannya yang bulan-bulan lalu berbicara tentang pemilihan kampus yang dituju, kini telah berganti topik membicarakan pesta pelulusan yang telah dekat. Tradisi lama di sekolahnya terkait pernyataan cinta yang diungkapkan pada pesta pelulusan. Kebiasaan lama yang dipercaya memberikan pengalaman manis pada masa akhir sekolah menengah, sekaligus menyambut usia dewasa.

Jieun memang bukanlah orang yang suka percaya pada hal seperti itu. Namun pada alasan mendebarkan akan kemungkinan perasaannya yang terbalas yang membuat dia mempertimbangkannya.

Malam sebelum acara, Jieun bermalam di rumah temannya, Jiyeon bersama temannya yang lain, Sunyoung. Saling membantu mempersiapkan diri untuk acara besok. Berbagi banyak cerita hingga larut malam dalam antisipasi akan esok hari. Jieun tidak tahu pasti apakah karena ini pesta kelulusan yang menjadi akhir dari masa sekolahnya sebelum mereka semua melanjutkan perjalanan yang berbeda-beda ataupun pada sesuatu yang telah disiapkannya dari jauh hari, tentang pernyataan cinta pada sang pujaan.

Besoknya, sekolah telah ramai ketika Jieun datang bersama kedua sahabatnya. Banyak diantara siswa yang datang bersama teman, juga pasangan mereka. Pakaian yang rapi mengikuti tema yang diusung yaitu pemakaian tuksedo bagi laki-laki dan gaun bagi perempuan. Wajah berseri tampak bagi semua orang, tidak terkecuali pada Jieun yang turut berbaur bersama teman-temannya membicarakan rencana mereka kedepannya. Kendati begitu, fokus Jieun tidak benar-benar terarah pada pembicaraan. Pandangannya menelisik sejak awal tiba. Ia ingin melakukannya secepatnya sebelum antisipasi memakan keberaniannya, akan tetapi sosok yang dicarinya tidak juga ditemukannya dan justru orang yang tidak disangkanya menghampirinya.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang