4.0 Realization : The Cruel One

1.5K 210 15
                                    

Chapter 4.0
Realization : The Cruel One

.
.
.

He saved me. Sacrificing his life only for a selfish girl who just thought about herself. Thinking if she was the one who has most suffered while she ignored the fact about someone that was always took care of her and sacrificed his happiness to protected her feelings. And tragically, the girl realized it just when the man almost died because of her.


.
.
.

Tempat ini begitu dingin, dengan warna putih yang menyilaukan mata dan senyap yang menyelubung semakin menyesakkan. Tidak ada air mata yang keluar sekalipun batinnya berteriak menyalahkan dirinya atas segalanya. Tidak ada yang datang menenangkannya atau bahkan memberikan kata positif sebagai pengalih pikiran buruknya, tidak ada. Orang yang selalu menjaganya kini terbaring tidak berdaya di dalam ruang besar yang masih tertutup rapat sejak beberapa jam lalu.

Suara langkah terburu yang berasal dari sisi kirinya membuat matanya teralih, ia berdiri seraya menatap diam pada dua pasang pria dan wanita berbeda usia yang berlari mendekat kearahnya. Pasangan paruh baya yang dapat ditebaknya sebagai orang tua Yoongi hanya dengan melihat wajah dari keduanya dan kemudian Joongi, kakak laki-laki Yoongi dan istrinya, Hanna.

"Dimana Yoongi?" Tanya Ayah Yoongi, menatapnya dengan kepanikan yang masih begitu kental pada wajahnya.

"Dia didalam." Dan sebuah tangan meraih wajahnya, diiringi pekikan keras yang dikeluarkan Hanna, "Jieun? Apa yang kau lakukan di-Astaga kau terluka, kau harus menangani lukamu lebih dulu Ji." Wanita itu menelusuri seksama bagaimana dahi Jieun memiliki luka yang mengeluarkan darah dan luka gores yang ada pada lengan kirinya.

"Maafkan aku. Maafkan aku karena membuatnya seperti ini." Ujar Jieun lirih dan ia terisak keras.

"Apa kau gadis yang terlibat kecelakaan dengan Yoongi?" Kali ini Ibu Yoongi yang bertanya, seraya menatap Jieun dengan pandangan tajam yang sarat akan kebencian hingga gadis itu sedikit ketakutan, namun sekalipun begitu dia mencoba mengangguk menjawabnya, "N-ne."

"Jadi kau yang membuat anakku sekarat?" Nada itu menaik seiring aura kemarahan menguar hingga membuat Hanna yang berada di sisi Jieun, mulai memeluk gadis yang tampak bergetar dalam isakan kecilnya dan Joongi, suaminya mulai menengahi, "Eomma, kumohon tenangkan dirimu. Eomma tidak lihat, keadaan Jieun yang syok pasca kecelakaan tadi."

"Tidak Joon-ah, sudah seharusnya dia merasakan menyesal setelah anakku mengorbankan nyawanya demi gadis sepertinya." Elak Ibu Yoongi menatap penuh marah pada Jieun yang terus tertunduk tidak berani membalas ucapannya.

"Eommonim, aku mohon." Ucap Hanna seraya menatap Ibunya. Dan sebelum pertengkaran itu berlanjut, Joongi berujar pada istrinya, "Hanna-ya, antar Jieun keperawat medis untuk menangani lukanya." Hanna mengangguk dan hendak menarik Jieun, sebelum pergerakannya ditahan oleh gadis itu sendiri, "Eonni, bisakah aku disini sampai dokter selesai menangani Yoongi? Aku ingin mendengar kondisi Yoongi."

"Jangan keras kepala Jieun, kau juga terluka." Ujar Joongi dengan sedikit penekanan, matanya menatap Jieun dengan raut kerasnya.

Sementara itu Jieun hanya memasang tampang melas, berupaya untuk membujuk Joongi, "Oppa, aku mohon." Dan Joongi nyaris kembali membalas sebelum kalimatnya tertahan oleh suara pintu unit UGD yang terbuka bersamaan dengan dokter yang keluar dari dalamnya.

"Dengan wali pasien Min Yoongi?" Tanya dokter laki-laki tersebut seraya berjalan mendekat pada pasangan paruh baya, Tuan dan Nyonya Min yang kemudian diangguki oleh keduanya. Sementara ketiga orang lainnya ikut berdiri di sisi lainnya, mencoba mendengar kabar yang akan disampaikan dokter tersebut.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang