09 That Man : Her Past

1.4K 172 103
                                    

Chapter 09
That Man : Her Past

.
.
.

She met him again. As I want to keep her away from him, but in me, I know I can't force her anything after what's happening between us. The promise I made to help you regaining your memories back, and the regret feeling that I had for our fight last time.

.
.
.

Mobil yang dikendarai Yoongi berhenti di depan gedung agensi yang menaungi Jieun. Barulah kemarin Seokjin meminta Yoongi membawa Jieun ke agensi untuk membahas pekerjaannya selepas mendengar kondisi Jieun yang semakin membaik dan memungkinkan untuk kembali bekerja seperti sedia kala.

"Seokjin sedang meeting diluar bersama klien. Kau bisa langsung naik menuju ruangan Seokjin dan menunggunya disana, ruang kerjanya ada di lantai 5. Aku sudah menghubungi Jimin, dia akan menemanimu menunggu di ruang kerja Seokjin." ujar Yoongi ketika Jieun tengah membuka seatbelt dan bersiap keluar dari mobil.

"Siapa Jimin? Kenapa tidak Taehyung saja?"

"Dia teman Taehyung. Dia bekerja sebagai tangan kanan Seokjin, memantau artis-artis di agensi, sementara Taehyung lebih banyak mengambil bagian di lapangan, seperti berbicara dengan pihak produser dan sebagainya. Kau akan lebih banyak bertemu dengan Jimin ketimbang Taehyung."

"Jadi dia sudah menunggu di kantor Seokjin?"

"Tidak, dia ada pekerjaan sedikit. Dia akan menyusulmu setelahnya. Kau pergilah lebih dulu. Tanya pada resepsionis jika kau kesulitan."

Jieun memutar matanya malas menanggapi dan lantas berkata, "Aku bukan anak kecil yang harus diarahkan Yoon."

"Iya, tentu."

Nada sarkas yang terdengar membuat Jieun beralih menatap pada Yoongi yang mana hanya ditanggapi oleh alis terangkat dan pada akhirnya Jieun menyerah memperpanjang percakapan. Memilih untuk berpamitan, dengan sebuah kalimat singkat juga kecupan di pipi yang begitu terburu, dengan Jieun yang langsung bergegas keluar dan menutup pintu mobil dengan keras tanpa melihat kembali pada Yoongi yang tersenyum begitu lebar kala dia menyadari akan tingkah malu-malu yang begitu menggemaskan dari sang istri.

.

Nyatanya ucapan Yoongi tidak terjadi dan Jieun justru tidak mengalami kesulitan. Dia hanya tinggal naik menuju lantai 5 dan bertanya pada karyawan yang ditemuinya. Kantor Seokjin tidaklah sulit untuk ditemukan, letaknya yang ada di ujung dan papan nama yang ada pada sisi pintu memudahkan Jieun mencari.

Saat tiba, meja yang ada di depan kantor Seokjin, yang Jieun tebak milik sekretaris Seokjin telah kosong. Kemungkinan ikut bersama Seokjin. Jieun lantas melangkah masuk ke dalam kantor itu seorang diri dan duduk di sofa panjang yang tersedia di ruangan itu, sekalipun rasa canggung itu ada mengingat ini ruangan milik orang lain dan dia harus menunggu disini sendirian hingga Jimin, atau Seokjin datang.

Bosan mulai menghampiri pada menit ke 20 sejak dia duduk menunggu di kantor milik Seokjin. Orang yang disebutkan bernama Jimin itu belum juga tiba dan Jieun tidak tahu harus melakukan apa ketika dia tidak lagi berminat mengutak-atik isi ponselnya. Jika di rumah, dia akan mengajak Holly bermain tapi sekarang, dia sendirian dan suatu penyesalan ketika dia tidak meminta ijin Yoongi untuk turut membawa Holly bersamanya.

Pada 3 menit berikutnya, Jieun bangkit dan memilih untuk pergi mencari kantin yang ada di gedung tersebut. Ia ingin membeli minuman sembari dia menunggu.

Berbekal bertanya pada orang yang dijumpainya, Jieun menemukan kantin yang berada di lantai 2 gedung. Kantin itu cukup sepi, mengingat jam makan siang telah berakhir. Hanya 2 orang berpakaian kantoran yang menempati di salah satu meja yang ada. 2 orang itu menyapanya yang kemudian dibalasnya ringan, dia tidak perlu berbasa-basi karena bahkan dirinya tidak tahu siapa mereka.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang