03 The Real Him : Which One?

1.9K 269 27
                                    

Chapter 03
The Real Him : Which One?

.
.
.

Some people told me if he's good hubby. The greatest husband that really love me. He always took care of me and staying still and never leaving me for long when I'm still conscious.

The young mind of me not being able to believe it. The one man that was said nice husband is the same man that had bad reputation in my high school years. Everyone said he is. And I was supposed to believe it after what happened on our first meet.

Though sometime I was doubting myself when I saw how you act around me, the cold yet warm eyes it's almost trick me enough. And that was always made me wonder, which one the real of you?

.
.
.

Jieun menghela napas pelan, menatap bosan pada jalanan yang menampakkan kesibukan hari senin. Orang-orang berlalu lalang di trotoar dan mobil tampak memadati bagan jalan yang ada. Pohon mulai ditumbuhi oleh bunga seiring waktu yang nyaris memasuki musim semi dan Jieun yang saat ini sendirian di kamarnya hanya dapat meratapi keadaannya yang masih dalam tahap pemulihan dan beristirahat di kamar adalah opsi yang hanya diberikan dokter selain daripada jadwal pertemuannya bersama dokter baru yang membantunya terapi dalam memulihkan ingatan.

Jangan tanyakan kemanakah suaminya karena Jieun sedang tidak ingin melihatnya setelah perdebatan kecil terkait permintaan Jieun yang ingin rawat jalan. Yoongi menentangnya, beralasan jika ia ingin Jieun sembuh pulih sebelum benar-benar keluar dari rumah sakit. Jieun mengerti dan ia menghargai perhatian Yoongi namun dia bosan menghabiskan waktunya lebih dari 1 minggu dalam rumah sakit ini tanpa banyak melakukan aktivitas. Ia belum diperbolehkan berkeliling disekitaran rumah sakit mengingat kaki kanannya yang masih digips belum dapat bergerak dengan leluasa dan Yoongi yang biasanya menemaninya sejak kemarin sibuk mengurus urusan kantornya.

Tok Tok

Suara ketukan yang terdengar memecah lamunan kebosanan Jieun dan wanita itu hanya melihat bagaimana sebuah sosok pria tinggi dengan jubah dokternya melempar senyum menawan seiring kakinya melangkah masuk setelah kembali menutup pintu.

"Ada kabar baik untukmu." Ucap Namjoon mengawali, dan Jieun menetap, menanti akan perkataan sang dokter muda berikutnya.

"Kau boleh berkeliling di rumah sakit ini namun kau hanya boleh mengenakan kursi roda dengan aku yang harus menemanimu." Lanjutnya kemudian.

"Aku ingin ditemani dengan suster Jisoo saja boleh?" Tawar Jieun.

"Hn.. Baiklah. Tapi aku harus memantaumu, karena Yoongi hyung menitipkanmu padaku." Ada sedikit raut terpaksa yang tertanam saat ujaran itu dilontarkan. Dia tidak terlalu setuju untuk membiarkan Jieun berkeliaran tanpa pengawasannya, mengingat dia masih bertanggung jawab terhadapnya, namun mengetahui jika seseorang mewakili membuatnya menyetujui permintaan Jieun.

"Gomawo Namjoonie." Seru Jieun semangat.

.

Disinilah dia, memutari taman rumah sakit bersama suster Jisoo yang turut menemaninya dan membantu mendorong kursi roda yang didudukinya. Sejujurnya ini membosankan, hanya dapat melihat pemandangan sekitar tanpa bisa menapakkan kakinya pada rumput hijau segar yang memenuhi lahan, namun ini lebih baik ketimbang duduk diam di ruang rawatnya menatap dinding putih yang membosankan selama berjam-jam.

"Jisoo-ya, aku ingin tanya bagaimana kau bisa suka pada pria kaku seperti Namjoon?" Tanya Jieun membuka obrolan. Ngomong-ngomong Namjoon, dokter terapisnya adalah sahabat satu kuliah Yoongi. Suaminya yang memberitahunya dan mengenai Jisoo yang merupakan tunangan dari Namjoon, ia baru mengetahuinya setelah ia melihat Jisoo dan Namjoon pulang bersama dan Yoongi langsung memberitahunya jika keduanya telah bertunangan setahun lalu dan mereka akan segera menikah dalam waktu dekat.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang