Pertengkaran

2.4K 267 106
                                    

Seperti biasa, Gaara bersembunyi di balik selimut mencari kehangatan yang lebih karena dinginnya udara. Sesekali pikirannya melayang kemana mana, termasuk pikiran tentang

Naruto

Gaara akui, dia adalah orang yang cuek dan tak terlalu peduli dengan sekitarannya. Tapi sekarang berbeda, ia merasakan sesuatu di dalam Naruto, sesuatu yang begitu tulus dan hangat bahkan tanda ada kebencian di dalam sana. Murni seorang Naruto yang tampak seperti malaikat.

"Ada apa? Kau tampak memikirkan sesuatu" bisik Neji pelan sembari mengelus helaian rambut berwarna merah itu

Pria berambut merah itu lekas membalikkan badannya, menghadap kearah Neji lalu menjawab dengan nada yang berbeda dari biasanya

"Aku..hanya memikirkan tentang Naruto"

"He's an angel" sahut Neji

"Yup, i know it" angguk Gaara setuju dengan perkataan suaminya

Suasana hening sejenak, masing masing memikirkan semua yang berkaitan dengan Naruto dan tentu saja satu nama terlintas di pikirannya

".. bagaimana dengan Sasuke?"

" Dia orang yang keras kepala. I'm so done with him" kata Neji pasrah

"Tapi Naruto.."

Pemilik marga Hyuuga itu lekas menangkup pipi suaminya memberikan sebuah kata kata yang tentu saja dapat dicerna Gaara

"Gaara, hei sayang, dengar. Tentu saja kita akan membantu Naruto, tapi kembali lagi, itu tentang privasi mereka, tentang keluarga mereka, bukankah tidak baik jika kita terlalu mencampuri urusan rumah tangga orang, hm?"

Hanya sebuah gumaman dari Gaara, tidak lebih. Benar kata Neji, ini tentang privasi Sasuke dan Naruto, bukan bagian dari hak mereka untuk mencampurinya

"...tenanglah Gaara, kita akan terus membantu Naruto sebisanya, oke?"

Yah, setidaknya Gaara masih bisa membantu Naruto dalam menghadapi masalahnya kali ini tapi kembali lagi, biarlah urusan yang lebih pribadi diselesaikan oleh Sasuke dan Naruto tidak perlu tambahan orang lain. Yap hanya mereka berdua

.
.

Siang sudah menyapa kota Konoha, tidak seperti biasanya secara tiba tiba Kiba mengajak Gaara untuk mendatangi apartemen Naruto. Bukan tanpa tujuan, hari ini Kiba datang untuk mengantarkan sebuah makanan yang menurutnya sangat cocok untuk pria berambut kuning tersebut

Mata biru yang tadinya fokus menatap langit dari balkon, kini beralih menuju pintu depan saat mendengar suara ketukkan disana. Ia lekas melangkahkan kakinya lalu tersenyum tipis ketika mengetahui siapa pelaku yang mengetuk pintunya itu

"Masuklah" kata Naruto mempersilahlan Kiba dan Gaara memasuki apartemennya

"...ada ap-"

"Kita membawakan mu kue, lihatlah kue indah ini berwarna orange dan terlihat cocok untuk mu, bisa saja keadaan mu menjadi lebih baik saat melihat kue ini"

Naruto tertawa kecil ketika mendengar penjelasan Kiba yang daritadi menggoyang goyangkan paper bag berisikan satu kotak sebuah kue. Naruto mengganti tawa kecilnya menjadi helaan nafas singkat lalu tersenyum manis

"Heii, Arigatou, tenanglah Kiba aku baik baik saja"

Usai mempersilahkan mereka berdua duduk, Naruto berjalan menuju dapur menyiapkan beberapa sajian untuk tamu yang datang secara mendadak

"Ngomong ngomong Naruto, apa kau masih bekerja di toko kue?"

Gaara tiba tiba membuka suara, ia cukup penasaran karena Naruto akan selalu ada di apartemen di setiap hari, paling paling keluar untuk berjalan jalan dan belanja kebutuhan rumah itupun hanya sebentar

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang