Mimpi 2

2.4K 277 142
                                    

Kyuubi terlonjak kaget kala menyadari seseorang yang berdiri di hadapannya. Lekas ia meringsut dari atas kasur menegakkan tubuhnya, memutar pikiran dengan apa yang terjadi sekarang

Naruto, berdiri disana.

Bukan, bukan Naruto dewasa, bukan pula Naruto tua yang orang orang perkirakan

Tapi-

Naruto kecil dengan wajah polosnya yang terdiam sebentar di ambang pintu

Mata milik Kyuubi melebar. Ia yakin, sangat yakin malah bahwa dirinya–

Kembali ke masa lalu

"Na-Naru?" Kyuubi tergagap, memanggil pelan bermaksud menyapa seseorang tersebut

Hening

Tidak ada jawaban apapun. Mata biru milik Naruto justru menatap kosong ke arah kasur– tempat Kyuubi menempatkan dirinya

"Naru? hei?" panggil Kyuubi sekali lagi

masih tidak ada jawaban apapun. Satu hal yang Kyuubi tangkap, wajah Naruto berubah menjadi sedih

Naruto melangkahkan kakinya memasuki kamar lalu berjalan pelan menuju meja belajar samping tempat tidurnya. Usai meletakkan tas, Naruto mengambil boneka rubah. Memeluknya erat berbicara lirih berharap rubah itu bisa mendengar ceritanya

"Hiks.."

satu isakan keluar dari mulut Naruto, disusul isakan isakan kecil yang lain.

"Naru ingin disayangi seperti Ruko-chan"

Kyuubi mendengar itu, ia kembali beringsut mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan Naruto lalu memeluk tubuh kecil itu dengan erat

Tapi apa yang terjadi selanjutnya, sukses membuat Kyuubi melebarkan matanya

Dirinya–tembus. Tidak bisa memeluk ataupun menyentuh Naruto

Sontak saja indra pengelihatan Kyuubi beralih ke tangannya, memperhatikan telapak tangan yang terlihat tembus pandang

BRAKK

Belum sempat Kyuubi memahami situasinya. Secara tiba tiba pintu kamar Naruto di banting begitu keras menyebabkan Naruto kecil tersentak kaget dan membalikkan tubuhnya ke arah suara

"APA YANG KAU LAKUKAN NARUTO"

Minato–kepala keluarga dari Namikaze berteriak nyaring dengan pandangan marah yang tertuju Naruto

Sedangkan Naruto sendiri terdiam, bingung harus menjawab apa. jejak air mata yang tadi sempat mengalir menjadi pelengkap dari kesedihan Naruto saat ini

"JAWAB TOU-SAN NARUTO"

Habis sudah kesabaran Minato, ia meraih tangan anak kedua nya ini lalu menarik keras sembari mencengkram hingga membuat sang empu meringis kesakitan

"Sa-kit tou-san"

helaan nafas terdengar dari ayah tiga anak ini, ia menggertakkan giginya kesal lalu menurunkan nada suara. Berjaga jaga agar tidak membuat keributan yang bisa saja mengakibatkan tetangga bertanya tanya

"tou-san tidak akan melepaskan ini sampai kau menjawab pertanyaan tadi"

Naruto menggigit pipi bagian dalamnya. berkedip pelan memikirkan jawaban yang ia rangkai di dalam kepala. Haruskah Naruto berbohong? ia takut menjawab jujur, bohong adalah satu satunya cara yang terlintas di atas kepalanya agar menghindari bentakan dari tou-san nya. Tapi, Naruto semakin ragu. Tou-san nya benci kebohongan.

"JAWAB"

"Naru–"

jeda sebentar sebelum di lanjutkan dengan sebuah cicitan pelan

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang