Be Mine, Please?

2.2K 268 25
                                    

Naruto tidak turun pasca kejadian kemarin, tidak ada tanda tanda kehadirannya sama sekali dan tidak ada yang peduli dengan itu. Semua aktivitas berjalan normal seperti biasa tapi ada sedikit perbedaan disini, Naruko.

Semua orang suka Naruko, berasal dari keluarga kaya, cantik, ramah, dan memiliki senyum yang manis . Siapa yang enggan berteman dengannya? bahkan di hari kedua nya ini saja sudah banyak laki laki baik dikelas nya maupun di kelas lain memberinya hadiah -tanda mereka mengaggumi Naruko. 

Naruto berbeda dengan Naruko dan semua setuju tentang itu. Naruto itu kebalikan dari Naruko, ketika semua orang membenci Naruto disitu mereka sayang pada Naruko, ketika semua orang menghina Naruto disitu mereka memuji Naruto. Semua orang berpendapat begitu dan Naruko tau itu.

Ia tidak pernah risih atau merasa terganggu dengan pendapat orang, ia bahkan merasa senang sangat senang, ia merasa bahagia ketika dirinya benar benar diterima di sekolah ini tapi Naruko juga tidak pernah peduli dengan Naruto, ia hanya tau sedikit tentang Naruto dan yang paling membekas di ingatannya adalah Naruto seseorang yang dulu pernah membuat nya pingsan ketika merayakan hari ibu.

"Naruko-chan, kau dan Naruto itu saudara kembar ya? kalian sangat mirip" suara salah satu temannya memecah lamunan Naruto

"Etto..bagaimana ya bilangnya? aku..dan dia memang saudara kembar, tapi sayangnya aku tak pernah menganggap dia ada" Naruko menjawab sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal

"Eh..? kenapa? dia pernah menyakiti mu ya? ternyata rumor itu benar"

Naruko menganggukan kepalanya, sedetik kemudian ia menyadari sesuatu, dari kemarin semua orang membicarakan tentang rumor tapi dia sendiri tidak tau rumor yang dimaksud. Naruko menolehkan kepalanya sembari bertanya apa yang ada dipikirnnya

"Rumor apa?"

"Err..rumor mengatakan kalau Naruto itu tidak dianggap dikeluarganya karena pernah menyakiti saudaranya lalu rumor juga mengatakan setelah ia dibuang ia tinggal bersama seseorang dan karena dirinyalah orang itu meninggal dalam kecelakaan, jadi..apa itu benar?"

Lagi lagi Naruko menganggukan kepalanya, menyetujui ucapan temannya itu, ia sedikit bingung bagaimana mereka tau cerita itu, tapi ya sudahlah selama rumor itu tidak menyudutkannya ia tidak akan peduli.

"Iya, rumor itu benar tapi untuk rumor yang kedua, aku tidak tau menahu soal itu" 

"Woah, dia menyakitimu dengan cara apa kalau boleh tau" teman kelasnya itu benar benar penasaran hingga mencoba mengungkit semua informasi dan ketika ia sudah dapat ia akan menyebarkannya kepada teman temannya yang lain. 

Naruko menghela nafasnya sejenak, ia menimbang nimbang haruskah dia bercerita pada temannya atau diam saja. Setelah beberapa detik terdiam akhirnya Naruko memilih menceritakannya.

"Aku punya penyakit jantung, jadi tidak bisa terlalu lelah ataupun terlalu kaget. Hari itu, ketika keluarga ku sedang berkumpul entah mengapa dia tiba tiba datang dan mendorong ku lalu yang aku ingat hanya kegelapan menghampiri ku, setelah kejadian itu aku tidak pernah tau keberadaannya bahkan keluarga ku enggan menyebut nama nya lagi"

"Ah..Naruto jahat sekali, ini tidak bisa dibiarkan bukan? Dan aku juga turut sedih dengan keadaan mu tapi tenang saja Naruko-chan, kami akan melindungi mu." Temannya mengelus pundak Naruko, meyakinkan bahwa mereka akan menjaganya dan mungkin akan membalas perbuatan Naruto, entahlah liat saja kedepannya.

Naruko tersenyum manis, belum sempat ia membalas perkataan temannya tiba tiba saja matanya menangkap siluet rambut raven berdiri di depan pintu kelasnya.
.
.
.
Sasuke terdiam cukup lama di bangkunya, ia menahan diri untuk tidak segera berlari ke kelas Naruto dan mengecek keadaan nya tapi sayangnya ia tau diri, sensei sedang menjelaskan pelajaran di depan, masa iya dia nekat menerobos?

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang