Tiramisu Cake

3.1K 333 139
                                        

Siapa yang tidak lelah dengan keadaan begini? Tertekan dari berbagai sisi dan tidak tau langkah apa yang harus di ambil selanjutnya.

Helaan nafas yang berulang kali terdengar dan menjadi pemecah keheningan di ruang makan itu. Sedang sang empu masih dengan lamunannya hanya terdiam menatap makanan yang tersaji di hadapannya

Naruto masih tidak mau makan

Dan itu sudah berlangsung berhari hari. air mata itu masih mencoba menerobos pertahanan Naruto, menyuruh pemilik mata biru agar membiarkan air mata nya lolos begitu saja

Tapi, Naruto tetap Naruto. Ia kembali mencoba melaksanakan janjinya untuk tidak menangis. Jahat rasanya jika ia melanggar janji dengan seseorang yang makam nya baru saja ia kunjungi

Makam siapa lagi kalau bukan makam Iruka ji-sannya?

Naruto meremat tangannya sendiri, mengajak diri berkompromi agar mau bangkit dari hari hari terpuruknya.

Buku buku jari itu memutih. Secara perlahan tangan kanan nya ia ulurkan untuk mengambil sumpit lalu mulai menyuapkan sedikit nasi dan lauk kedalam mulutnya

Gigi gigi itu mulai mengunyah, tidak cepat tidak juga terlalu lambat. Menikmati euforia yang memasuki mulutnya

"enak kok..."

Desahnya pelan namun menyakitkan dan bergetar disaat yang bersamaan

"Apa karena masakan ku tidak enak?"

Terlintas dipikirannya semua pertanyaan yang mungkin menjadi alasan Sasuke pergi.

"Aku tidak pandai memasak ya?"

lanjut pemikirannya, lagi.

"Apa seburuk itu hasil masakan ku?"

Pertanyaan yang tidak ada habisnya memasuki kepala dan berakhir dengan sebuah isakan kecil

"hiks.."

Naruto menyerah, ia masih tidak mampu mengendalikan semua isak nya, ia masih tidak mampu menahan semua air mata yang pada akhirnya menetes dengan deras tanpa ada cegahan dari pemilik tubuh.

Susah payah ditelannya makanan yang sudah usai di kunyah, lalu mencoba menjejalkan suapan selanjutnya berupaya agar isak tangis nya teredam

Namun, usahanya gagal

suara tangisan itu masih tetap terdengar,  pelan tapi sukses menyayat hati. Rasa sesak di dadanya semakin timbul menghiraukan sang empu yang sangat benci dengan rasa di hati nya itu.

"Oji-san maaf, maaf Naru jadi cengeng begini" rintihnya sambil berbisik

Memangnya apalagi yang paling menyakitkan selain makan sambil menangis?

.
.
.

"Aku sudah lama tidak melihat Naruto"

Suara dari balik telepon suskes membuat Sasuke terdiam sejenak, ia menahan nafasnya cukup lama lalu mengeluarkannya dengan perasaan gugup

"..Sasuke? kau masih ada disana?"

"Hn"

"Aku pikir kau menghilang begitu saja. Jadi, bagaimana kabar Naruto?"

Sebuah pertanyaan dari Neji yang membuat Sasuke harus memutar otaknya mencari jawaban terbaik. Tidak mungkin dia langsung mengatakan kalau mereka sudah bercerai. Bisa bisa semua urusan menjadi semakin runyam.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang