Sasuke masih melangkahkan kakinya, ia benar benar kacau sekarang -kacau akibat emosinya sendiri. Sasuke bahkan tidak mau menoleh ke arah mansion Namikaze, ia menyusuri jalan dengan jalan kaki tidak menggunakan mobil keluarga Uchiha. Hanya satu yang ada dipikirannya sekarang.
Ia ingin menemui Naruto.
Sasuke melirik jam yang melingkar manis ditangannya, pukul 09.30 p.m . Ia menghela nafasnya sambil tetap berjalan, ternyata makan malam di rumah keluarga Namikaze memakan waktu yang cukup lama ya.
Melihat kearah sekitar lalu mengira ngira dimana Naruto sekarang. Ah, dia ingat Naruto pernah bilang ia akan selesai bekerja di cafe pukul 9 malam. Sasuke menggigit bibirnya, berusaha mengingat dimana cafe itu berada.
Ephermal cafe
Itu dia, dan Sasuke tau dimana tempatnya. Segera saja ia melangkahkan kakinya sambil sedikit berlari, Ia bergumam dalam hati berharap masih sempat menemui Naruto di cafe itu. Namun sayang, ketika sudah sampai, cafe itu dalam keadaan gelap dan terdapat tulisan 'close' di depan pintu masuknya.
Sasuke mengelenguh kecewa, ia terlambat. Padahal hatinya berteriak ingin segera bertemu dengan Naruto, memastikan apakah Naruto baik baik saja, ia ingin melihat senyum Naruto. Setidaknya itu bisa membuat sedikit emosi nya berkurang.
Ah, masih belum terlambat. Pasti Naruto ada di apartemennya kan? oh tentu saja iya, malam malam begini semua orang sudah bergulung di balik selimutnya, menikmati kasur empuknya,-dan Naruto pasti juga sedang begitu.
Sasuke menggulung lengan bajunya keatas, sedikit menyenderkan dirinya pada dinding dekat cafe itu. Ia mengehela nafas sejenak lalu menggali ingatannya lagi. Sasuke menutup matanya berusaha mengingat semua omongan Naruto dan, yap. Ia mengingatnya.
Jalanan lambat laun terasa sepi, tapi ia harus segera pergi ke stasiun, mengejar kereta agar bisa sampai ke apartemen Naruto. Sasuke sedang berada di dalam kereta, mendudukan dirinya sembari melakukan kebiasaannya -melihat keluar jendela. Sasuke mengingat sesuatu ketika berada, sesuatu yang terjadi sekitar sebulan yang lalu. Awal pertemuannya dengan Naruto hingga membuatnya mengenal Naruto lebih dekat lalu mengetahui sisi lain dari sosok pemuda pirang itu dan.. Sasuke mensyukurinya. Ia mensyukuri takdir yang menemukan mereka.
Sasuke sudah sampai. Jalanan yang tadinya sepi semakin sepi ketika dikawasan apartemen Naruto, tapi Sasuke tidak takut, masih ada beberapa orang yang berlalu lalang di tempat sepi itu. Ia menolehkan kepalanya ke sekitar dan akhirnya ia menemukan gedung apartemen Naruto. Sederhana memang, tetapi tempat itu terlihat nyaman.
Sasuke menyusuri lorong lorong, mencari milik Naruto . 146, itu yang ada di ingatan Sasuke, semoga tidak salah. Dan tepat ketika Sasuke berada di apartemen nomor 146, Ia menemukan nama di samping belnya
"Uzumaki"
'Oke, tidak salah lagi' batin Sasuke senang, ia bersiap memencet bel itu, tapi terhenti ketika ia menyadari sesuatu. Apa tidak mengganggu malam malam begini? ini sudah jam 10 malam, apa Naruto sudah tidur ya?
'Apa salahnya mencoba?' batin Sasuke. Ia menekan bel apartemen Naruto tetapi tidak kunjung ada jawaban, Ah...sepertinya sudah tidur. Sasuke menghela nafas kecewa untuk kedua kalinya. Tapi secara tiba tiba matanya menangkap secarik kertas lucu tertempel di depan pintu apartemen Naruto. Sasuke membacanya lalu tersenyum tipis apalagi ketika melihat gaya tulisan Naruto yang terbilang cukup menggemaskan.
Sedang tidak dirumah, harap tinggalkan pesan ⊂(◉‿◉)つ
Sasuke, masih belum menyerah. Naruto sedang tidak ada di apartemen kan? berarti dia masih berada di luar. Lagi lagi Sasuke memutar kepalanya, mencari ingatan yang ia harap tidak terkubur terlalu dalam di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
FanfictionNaruto tidak pernah merasa dilindungi Naruto tidak pernah merasa disayangi Naruto tidak pernah merasa dicintai Tapi Satu orang hadir ke hidupnya, mengubah jalan ceritanya. Uchiha Sasuke Hanya sebuah cerita dimana Naruto akhirnya paham arti dicintai...