Naruto menelan ludahnya gugup, ia ragu apakah ia benar benar akan melakukan ini atau tidak. Ditatapnya bahan makanan yang sudah ada di atas meja.
'iya atau tidak ya?' batinnya
"GAHH" Naruto frustasi lantaran pusing memikirkan keraguan yang menghantuinya
"Baiklah, akan ku lakukan, ayo Naruto kau pasti bisa, makanan ini pasti enak, ayo Naruto ayo" ucapnya menyemangati dirinya sendiri
"..tapi bagaimana kalau tidak enak?" cicitnya pelan
"..bagaimana kalau Sasuke tidak menyukainya? bagaimana kalau terlalu asin? atau terlalu hambar? bagaimana kalau..kalau.." semua pertanyaan keluar dari mulut Naruto yang masih 70% memiliki keraguan
Naruto menggelengkan kepalanya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri
"Ayo Naruto, kau harus membalas kebaikan Sasuke" lagi lagi Naruto berbicara pada dirinya sendiri lalu ia mulai mengambil bahan makanan dan pisau
Naruto tidak terlalu lihai dalam memasak, tapi kali ini ia akan mencobanya. Tidak salah bukan mencoba sesuatu yang baru?
Satu persatu sayur sayuran mulai dipotong, mata Naruto membulat lucu ketika merasa potongan sayurnya tidak simetris. Ia mulai menggerutu kesal
"Kenapa potongannya beda ?"
"HUAA KENAPA MEMASAK SUSAH SEKALI ??!!"Pekik Naruto
.
.
.
Naruto mengulas senyum tipis ketika masakannya sudah jadi, menatanya sedemikian rupa dan menaruhnya ditempat bekal yang lucu. Hanya onigiri, tidak lebih namun itu sudah membuatnya bangga. Ya, Naruto bangga ketika ia berhasil memasak, selama ini ia hanya makan makanan instan dan membuat masakan seadanya.
Naruto melirik kan mata blue sapphire nya kearah jam digital
07.00 am
Ia menggelengkan kepalanya, menyadari sebentar lagi dia akan terlambat, mengucek matanya perlahan lalu beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap siap kesekolah.
Naruto membawa tempat bekal itu dengan semangat dan senyum yang lebih lebar dari biasanya, melangkahkan kakinya sembari melompat lompat kecil berharap Sasuke akan menyukai makanan yang sudah ia buat dan rela bangun jam 5 pagi.
Ketika sampai di gerbang sekolah, Naruto tersenyum sopan kepada penjaga gerbang dan hanya dibalas dengan anggukan singkat. Ia melangkahkan kakinya menuju loker hendak menaruh bekalnya -yang khusus ia buat untuk Sasuke.
Usai mengunci kembali lokernya, Naruto membalikkan badannya ingin menuju kelas. Namun langkahnya tertahan ketika ada seseorang yang berdiri di hadapannya sembari menyilangkan tangan di depan dada.
"Apa itu?" Tanyanya dengan nada menantang
Naruto menggelengkan kepalanya pelan
"Bukan..bukan apa apa"
"Cih, kau tidak pandai berbohong, bodoh" Sahutnya sinis yang ternyata ia adalah teman kelas Naruto kemarin yang memukuli Naruto
Naruto hanya diam, tidak mengeluarkan ekspresi apapun.
"Oke, aku disini tidak mau mengusik apapun yang kau bawa. Aku hanya ingin bertanya, kau mengadukan apa kepada kurenai-sensei? tentang kertas itu?"
Naruto menggelengkan kepalanya cepat
"Aku bersumpah aku tidak tau" sergahnya panik
Teman kelas Naruto yang kemarin memukulnya berkata dengan nada rendah dan mengacancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
Fiksi PenggemarNaruto tidak pernah merasa dilindungi Naruto tidak pernah merasa disayangi Naruto tidak pernah merasa dicintai Tapi Satu orang hadir ke hidupnya, mengubah jalan ceritanya. Uchiha Sasuke Hanya sebuah cerita dimana Naruto akhirnya paham arti dicintai...