" tidak bisakah kau pergi? "
" pergi Naruto, pergi "
" CUKUP AKU MUAK DENGAN KATA MAAF MU"
"KAU MEMBUNUHNYA NARUTO KAU MEMBUNUHNYA, OH GOD MY BABY"
" kenapa, kau lahir di dunia ini naruto? KENAPA?! "
Naruto membuka matanya dengan cepat, deru nafasnya terdengar tergesa, keringat dingin bercucuran di keningnya, jantungnya berdegub menghantam rongga dadanya seakan tiada hari esok lagi untuk berdetak.
Naruto terbangun dari mimpinya pukul 03.00 pagi, mimpi yang menghantuinya dikala ia lelah, mimpi yang selalu menceritakan bagian dari masa lalunya.
Ia langsung memegang dadanya, tepat dimana jantungnya berteriak ricuh ingin keluar, mengatur nafasnya sejenak dan menutup matanya kembali. Namun sayang, kejadian itu masih terbayang di kepalanya. Akhirnya ia memutuskan menuju dapur dan meminum segelas air, lagi lagi ia mengehela nafas lelas, pandangannya kosong, matanya menyiratkan rasa bersalah yang sangat dalam.
'ini memang salahku' gumamnya dalam hati, Naruto menggigit bibirnya, menahan isak tangis yang selalu ingin keluar, ia sudah berjanji pada seseorang bahwa ia tidak akan menangis lagi, Ia sudah berjanji untuk tidak marah ke semua orang yang menindasnya, ia sudah berjanji untuk tetap tersenyum apapun yang terjadi. Janji tetaplah sebuah janji, Naruto menarik nafas dalam, mencoba mengontrol emosinya, mengganti pikiran sedihnya dengan senyum tipis. Lalu Naruto menyebut satu nama yang selalu membuatnya lebih tenang.
"Iruka Jii-san"
-----------------------------------------------------------
Sasuke menguap lebar di meja makan, masih terlalu pagi untuk berangkat kesekolah namun apadaya, ia tidak bisa tidur semalam, setiap ia memejamkan mata maka akan muncul senyum dan mata biru Naruto.
"Sasuke, tutup mulut mu sayang, tidak sopan menguap terlalu lebar nak" Mikoto menggeleng gelengkan kepalanya melihat anak bungsunya yang menguap sangat lebar.
"Hn" sahut Sasuke cuek
Itachi datang dibelakang Sasuke dan langsung menoyor kepala Sasuke
"Pagi, otouto"
"Cih, baka aniki" dengus Sasuke kesal
"Mana Tou-san?" Itachi mendudukan diri dan bertanya pada Kaa-san nya.
"Hm? Masih bersiap siap" Mikoto menjawab sambil membalik balikkan telur yang tengah ia goreng
Sasuke yang mendengar percakapan itu mendengus tidak peduli, ia yang sedang mengantuk entah mengapa ingin cepat cepat menginjakan kaki di sekolah, akhirnya Sasuke langsung mengambil roti dan memilih berjalan menuju pintu rumah.
"Kaa-san, aku berangkat dulu, jaa-ne" ucap Sasuke sambil mencium pipi kaa-san nya
"He..hei sasuke, kau belum sarapan nak, hei" Sasuke tetap melangkahkan kakinya menuju mobil kesayangannya
Itachi yang melihat itu hanya menggeleng gelengkan kepala maklum
'Huh, dasar anak itu' gumam Mikoto.
Konoha High School
Suasana sekolah masih sangat sepi, hanya ada satu atau dua murid dan penjaga sekolah. Sasuke melangkahkan kakinya menuju kelasnya, dalam perjalanan ia berselisihan dengan seseorang. Seseorang yang sukses membuatnya tidak tidur semalaman. Sasuke tersentak lalu membalikkan badannya, ingin memanggil nama Naruto, tapi lidahnya terlalu kelu untuk menyebut Nama itu. Akhirnya ia hanya terdiam melihat Naruto membuka lokernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
FanfictionNaruto tidak pernah merasa dilindungi Naruto tidak pernah merasa disayangi Naruto tidak pernah merasa dicintai Tapi Satu orang hadir ke hidupnya, mengubah jalan ceritanya. Uchiha Sasuke Hanya sebuah cerita dimana Naruto akhirnya paham arti dicintai...