Naruto menelungkupkan kepalanya di meja, masih terlalu pagi untuk melakukan kegiatan, tapi yah mau bagaimana lagi, sift malam yang di jalani nya beberapa hari ini membuatnya tidak tenang tidur kala pulang dari bekerja, justru ia malah lebih senang tertidur di kelas.
Lagi asik menelungkupkan kepalanya sembari sesekali menguap tiba tiba ada yang melemparkannya dengan sesuatu. Naruto langsung bangkit dari posisi awalnya, melihat barang apa yang di lemparkan kepadanya.
Tepung dan telur
Belum sempat Naruto melihat pelakunya, serpihan putih itu mengenai matanya. Naruto langsung menutupi wajahnya, ingin mengucek matanya namun sadar jika ia melakukan itu, matanya akan semakin perih, jadilah Naruto langsung berdiri dan berlari cepat menghiraukan suara tawa yang semakin nyaring.
Aliran air sukses membersihkan matanya, Naruto termenung sejenak. Belakangan ini ia semakin dekat dengan Sasuke, sangat dekat malah namun sayangnya kedekatan mereka itu memicu banyak masalah, hanya untuk diri Naruto tentunya. Tidak, Sasuke belum menyadari masalah itu. Naruto hanya diserang ketika Sasuke tidak ada disekitarnya dan Naruto enggan untuk menceritakan itu pada Sasuke, bagi Naruto Sasuke sudah melakukan terlalu banyak hal untuknya, setidaknya dengan ia bungkam bisa membuat Sasuke tidak kerepotan.
Bau amis menguar di toilet itu, beberapa siswa enggan masuk saat mencium bau amis telur yang berasal dari badan Naruto. Ah, Naruto baru sadar ternyata telur yang dilemparkan ke dia adalah telur busuk. Ia mengusap sejenak seragam nya menggunakan air, setelah dirasa rasa tidak seburuk tadi, Naruto langsung pergi ke area loker, mencari baju cadangan yang selalu disimpannya jika ada hal mendesak.
Setiap mata memasang pandangan jijik ke arah Naruto yang menunduk sesekali memeluk dirinya sendiri, takut bau amis itu akan semakin menguar jika ia banyak bergerak. Kepalanya menunduk dan semakin jauh ia melangkah semakin banyak bisikan jijik terdengar ditelinga nya, maklum karena ini masih pagi dan jam umum murid murid berdatangan.
Seragam cadangan sudah ada ditangannya, lekas Naruto menuju bilik kamar mandi membersihkan dirinya, menggunakan sabun sebanyak mungkin berusaha menghilangkan baunya.
Dan dia berhasil
Senyum mengembang di wajah Naruto, keberhasilan kecil ini sudah membuatnya senang. Suara nyaring bel tanda masuk kelas memecah senyuman Naruto, ah dia pikir dia akan sedikit terlambat masuk kelas belum lagi ia harus membersihkan mejanya yang di yakini masih terdapat tepung dan pecahan telur.
Suara langkah kaki menggema di lorong yang sedang ia lewati. Dia terlambat, semua murid sudah memasuki kelas masing masing, 'Ah tidak apa, toh hanya sekitar 5 menit' batinnya mencoba menenangkan diri sendiri. tetesan air yang berasal dari rambutnya menemani setiap langkah Naruto, ia sudah sampai di depan pintu kelas.
Tangan Naruto mulai menggeser pintu, ia bersiap untuk membungkukkan badannya sebagai prmintaan maaf atas keterlambatannya. Naruto menarik nafasnya berkali kali, ada perasaan mengganjal di hatinya dan itu tidak wajar, ia menggigit bibirnya sesekali dan membulatkan tekadnya untuk segera membuka pintu.
GREK
Belum sempat Naruto berbicara, mata birunya membulat sempurna. Ada orang lain berdiri di sebelah senseinya. Seseorang yang sangat ia kenali dan seseorang yang membuat hidupnya jungkir balik
Namikaze Naruko
Dan di detik itu pula Naruto tau hidupnya tidak akan sama lagi
.
.
.
.
Suara bising terdengar di telinganya, bukan berasal dari suara mesin atau sejenisnya tapi suara semua orang yang berada di sekitarnya. Naruto sadar semua mata menoleh ke arahnya tidak terkecuali -Naruko. Ia enggan menolehkan kepala ke mereka dan memilih diam sambil terus membersihkan lantai dan mejanya.
"kembaran ya?"
"kok bisa?"
"mereka mirip..tapi Naruto sampah hahaha"
"ternyata rumor itu benar"
"hahaha kita punya bukti kalau ternyata Naruto memang di buang"
Naruko mendengarkan semuanya dengan seksama, ia tidak tau apa yang mereka bicarakan tapi ia yakin satu hal, Naruto memang sampah. Sesekali ia tersenyum ke sekitar dan ia yakin mereka suka senyum Naruko. Naruko tidak banyak bicara, ia hanya melihat sekilas ke sekitar lalu kembali memperhatikan sensei nya yang menjelaskan pelajaran.
Naruko bosan, sangat bosan ia melirik Naruto yang sudah kembali ke tempat duduknya dan sedang tertidur pulas. Ah, Naruko tidak peduli dengan apa yang sedang dilakukan Naruto. Sekarang pikirannya mulai melayang ke cerita beberapa hari yang lalu hingga membuatnya masuk ke sekolah biasa.
Awalnya keluarga nya menolak permintaannya untuk sekolah di sini. Mereka masih takut jika Naruko kembali drop atau jatuh sakit lagi tapi Naruko meyakinkan mereka dengan satu kalimat ajaib dan akhirnya semua setuju.
"Sasuke bisa menjagaku, dia juga bersekolah disana"
Senyum tipis terlukis di bibir Naruko, bel istirahat sudah berbunyi. Ini saat yang tepat untuk mendatangi Sasuke lalu menceritakan dan menyampaikan semua pesan kaa-san nya untuk Sasuke. Baru saja Naruko hendak beranjak, muncul sosok raven di balik pintu kelasnya.
Tadinya Naruko pikir Sasuke sudah tau tentang kedatangannya tapi ternyata ia salah. Sasuke ikut pergi mengikuti jejak Naruto yang saat itu juga keluar dan rasa rasanya mata Naruko salah, baru saja ia melihat sesuatu yang aneh pada Sasuke saat Sasuke bertemu pandang dengan Naruto.
Sasuke tersenyum
.
.
"Sasuke tumben di depan kelas ku, ada apa?" Naruto bertanya saat ia usai mendudukan diri di samping Sasuke yang sedang memegang 2 bungkus roti
"Aku mendengar cerita tadi pagi, kau tidak apa hm?"
Sejenak Naruto menahan nafasnya, Sasuke tau ceritanya. Pantas saja Sasuke langsung mendatanginya biasanya dia akan menunggu di atap tanpa perlu menjemput Naruto. Kadang Naruto menyalahkan dirinya sendiri, akibat diri nya lah Sasuke jarang makan bersama teman nya tapi setiap Naruto meminta maaf, Sasuke pasti akan memarahi nya dan bilang bahwa itu kemauan Sasuke sendiri bukan kesalahan Naruto.
"Aku cukup kesulitan saat membersihkan bau amis telur, tapi tak apa, aku berhasil menghilangkan bau itu. Bukti nya sekarang Sasuke tidak merasa bau kan?"
Sasuke menggelengkan kepalanya saat mendengar penuturan Naruto. Dia tidak merasa bau, malah aroma citrus yang menguar dari badan Naruto, dan Sasuke suka itu. Tapi pikirannya terhalang oleh pembicaraan nya dengan Shikamaru tadi pagi.
"Kau tidak pernah sadar ya? Naruto itu selalu di bully belakangan ini bahkan pembullyan mereka lebih kejam dari biasanya. Dan penyebab Naruto di bully adalah karena kedekatan dirimu dengannya, banyak orang yang marah padanya."
Sasuke menghembuskan nafasnya perlahan, ia menoleh kepada Naruto meletakkan tangan nya diatas kepala Naruto lalu menyunggingkan senyum tipis.
"Jangan pernah takut cerita padaku hm? aku akan melindungi mu, ingat Naruto kau tidak pernah merepotkan ku, jangan pernah berpikir dengan diam nya dirimu maka itu tidak akan membuat ku repot. Tidak Naruto, kau salah justru dengan kau bercerita pada ku akan membuat ku lebih senang karena akhirnya aku tau tentang hari hari si pemuda pirang manis ini, oke? "
Kepalanya dan rambutnya sudah terbiasa menerima perlakuan itu, tapi tidak dengan hatinya. Hatinya berantakan karena ulah Sasuke apalagi daritadi Sasuke mengeluarkan kalimat yang membuat hati nya lebih tenang dan akhirnya Naruto sadar bahwa ia sudah jatuh pada Sasuke, bukan perasaan sebagai teman atau saudara, tapi lebih dari itu. Ya, Naruto mencintai Sasuke, sangat malah.
Begitupula dengan Sasuke, saat melihat senyum Naruto saat mendengar ocehan dan tawa Naruto saat melihat sosok Naruto di tengah kerumunan, itu akan membuatnya melambung bahagia berkali kali lipat dari biasanya. Saat Naruto menampilkan senyum manis nya di setiap awal pembicaraan, Sasuke juga menyadari bahwa ia sudah jatuh sedalam dalam nya pada sosok pemuda pirang bermata biru ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
FanfictionNaruto tidak pernah merasa dilindungi Naruto tidak pernah merasa disayangi Naruto tidak pernah merasa dicintai Tapi Satu orang hadir ke hidupnya, mengubah jalan ceritanya. Uchiha Sasuke Hanya sebuah cerita dimana Naruto akhirnya paham arti dicintai...