7. felicity

7.9K 1.2K 747
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Jeno kau bangun pagi sekali"

Hari masih terlalu biru untuk di sambut, tapi kehampaan di ranjang membuat chenle terbangun mencari sosok yang merengkuhnya semalam.

"Sayang, kenapa bangu, aku hanya mengambil minum"

Gelas plastik di letakan di ember berisi piring kotor, Pria lee merentangkan tangannya. Seperti memiliki magnet tubuh chenle langsung tertarik kedalamnya.

"Maaf aku mengangu tidurmu"

Surai malam di sisir perlahan dengan kecupan kecil di puncuk kepala sang kekasih, Chenle tersenyum di dada jeno. Hal kecil seperti ini membuatnya mencintai pria bermata sabit lebih dalam setiap harinya

Aroma keringat khas jeno tercium dari luar kaos kutangnya "emh aku sudah tidak mengantuk lagi jadinya"

"Kenapa, padahal aku berniat tidur lagi?"

"Aku ingin memandikanmu, wangi keringatmu sangat busuk!"

Tubuh jeno di dorong, chenle menjepit hidungnya menggunakan jari dan memberikan tatapan jorok ke jeno.

Jika digambarkan seperti saat melewati bak sampah,baunya sudah tercium walau dari radius jauh.

Namun chenle juga heran padahal semalam ia tidur di pelukan jeno tapi pria itu tidak berbau, "Apa yang kau lakukan sampai harum tubuhmu mirip seperti sampah"

Jeno mengaruk tengkuknya cangung, "Hehehe aku lapar"

"Lalu? Kenapa bau busuk bisa keluar dari tubuhmu?"

"Aku mencari sisa makanan di tempat sampah" tersenyum menujukan deretan giginya yang tersusun rapi, jeno menjawab.

"Astaga jeno!"

Chenle menarik pria aprilnya kedalam pelukan erat, Mereka memang miskin tapi mengorek makanan di tempat sampah bukanlah jalan keluar untuk mengisi perut.

"Kau bisa membangunkanku untuk membuatkan makanan daripada harus mengorek tempat sampah"

"Aku tidak ingin menggagu tidurmu, semalam kau pulang larut pasti lelah" ujar jeno lesu, ia hanya ingin membuat chenle merasa tidak terbebani. semua tanggung jawab besar di pikul si manis sedangkan dirinya hanya tiduran menunggu pintu rumah sewa di rusak kembali oleh rentenir.

Pipi tirus pria lee di tangkup, "Aku setuju hidup bersamamu itu tandanya aku setuju terbebani olehmu". dengan nada tegas menyuratkan bahwa tidak sekalipun dirinya terbebani oleh kehadiran jeno.

Bagaimanapun bentuk jeno, Chenle rela berjuang sendiri asalkan jeno sealu merengkuhnya setiap malam.

"Bagaimana ini, kau sangat mengemaskan, aku ingin sekali menikahimu!" Geram jeno disusul jatuhnya kepala pria lee di pundaknya.

Wealth | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang