20. aren't you the suns?

6.1K 896 431
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Lorong panjang pemisah ruang bawah tanah dan rumah utama di aluni erangan memilukan, terdengar serak dan menyakitkan.


"Sakit.... sakit.... Jeno, tolong"


Kulit susu menjadi ungu gelap, badannya meringkuk akibat terikat oleh rantai. Chenle sudah tidak bisa merasakan apapun kecuali sakit.

"Tidak ada gunanya memanggil namanya, Sekarang jeno sedang berselingkuh dengan wanita yang lebih seksi darimu"

setetes air mata jatuh, ia benci karna tidak berdaya. Chenle tidak terima jisung memberikan spekulasi buruk terhadap jeno.

"Aku membencimu, Park Jisung sialan!" dalam keadaan setengah sadar, chenle berteriak.

"Aku lebih membencimu, chenle"

Tubuh ringkih yang sedang di bopong di jatohkan dari ketinggian satu meter, Jisung melempar chenle ke lantai marmer.

"Akh—" Suara detuman diikuti riuh rantai terpacar dari lantai.

Chenle terbatuk, tapi anehnya mengeluarkan cairan pekat. Matanya melirik dan ternyata ia memuntahkan darah,
"Uhuk—-Bangsat kau.... uhuk—"

Pria Park berjongkok di hadapan chenle, bibirnya mengkerut tanda tak minat. "Mulutmu sudah mengeluarkan darah tapi masih bisa berkata kasar, chenle"

Jisung berpindah ke atas perut chenle, ia duduk disana membuat perut chenle tertekan sehingga batuknya semakin menjadi.

"Menyingkir Jisung! Uhuk—"

Yang sedang duduk tampak acuh dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang-

Tanpa berpindah posisi, tetap duduk di atas perut bengkak chenle.

'Sudah puas menyiksanya, jisung?'

Saat sambungan telpon terhubung ia langsung disuguhi pertanyaan. permintaan jisung terlalu darurat untuk di awali dengan basa-basi.

"Kau bisa datang besok, sekarang sudah terlalu malam"

'Aku datang sekarang, jika datang besok aku yakin satu kakinya sudah hilang'

Mata pria park bergulir ke belakang, kaki chenle bahkan sudah tidak bisa lurus lagi.

"Aku akan menjadi anak baik sesuai permintaanmu, Haechan" suara jisung terdengar seperti mengejek.


"Tolong, Siapapun itu tolong aku!"


Dengan perut terhimpit sekuat tenaga chenle berteriak agar terdengar pada orang di sambungan telpon.

Jisung melirik, "Kau ingin berbicara padanya?, cobalah minta dia membebaskanmu" loudspeaker ia nyalakan, mengarahkan microphone ponselnya ke mulut chenle.

Wealth | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang