☪︎✮ 'Money will buy you a bed but not a good night's sleep, a house but not a home, a companion but not a love'.
When someone asked, "What's your favorite poison?"
He said, "Money. Spoil me with wealth, so I can loyalty myself"
📄Complete༉‧₊˚✧
⋆⛧*┈...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau ingin belanja apa hari ini? Aku dengan balenciaga mengeluarkan produk baru"
Tawaran mahal berlangsung seperti rutinitas, itu merupakan bayaran yang jisung berikan untuk chenle selepas suntik.
Chenle boleh meminta apapun yang ia inginkan, termasuk private jet yang terparkir di landasan masion Park.
Kursi roda melaju di lantai marmer, mengantarkan pemuda zhong menuju kamar pria yang sedang mendorongnya; Jisung.
"Apa efeknya masih berlangsung, kenapa kau diam saja, chenle?"
Bibir pucat di belai khawatir, jisung mencondongkan tubuhnya ke arah chenle untuk melihat kondisi calon ibu dari anak keduanya, "Hey, kau boleh memilih brand lain selain balenciaga, atau kau ingin sebuah kapal pesiar?. Bicaralah, chenle"
Pemuda yang terduduk lemah di kursi roda menatap kosong, perutnya sangat mual. Jika ia berbicara, ia akan mengotori marmer mahal di rumah jisung.
"Hng— hng!" telapak tangan chenle menepuk tangan jisung yang membelai bibirnya.
"Ada apa chenle, kau membutuhkan sesuatu!?" tanya jisung panik.
Pemuda zhong masih mengantupkan mulutnya, ia terus menepuk kasar jisung sembari menunjuk arah toilet.
"Bicaralah chenle, aku tidak mengerti!"
Pemuda Park kelimpungan, wajah chenle membiru seperti menahan sesuatu, tapi ia tak kunjung mendapat balasan dari chenle. Jisung tidak mengerti situasinya.
"Sebentar, biar ku panggilkan haechan"
"Hump— "
Lengan jisung di tahan agar tidak pergi, chenle menggeleng meminta jisung tidak meninggalkannya. Ia benar-benar ingin muntah.
Karna sudah kehabisan akal, jisung akhirnya berjongkok di depan chenle sambil memijat tangan si manis, Tangan chenle berusaha mengusir jisung dari hadapannya.
"Tidak apa sayang, bicaralah"
"Ji— Huek!"
Ini alasan kenapa ia menyuruh jisung menyingkir, Chenle tidak bisa menahan cairan di mulutnya dan akhirnya memuntahkannya di lantai marmer, juga baju jisung.
"Huek— hng uhuk— "
Chenle tersedak cairanya sendiri, jisung dengan sigap memijat tengkuk chenle agar memudahkan keluar, tidak peduli ia baru saja terkena muntahan chenle.
"Tubuhmu panas chenle, kenapa tidak bilang?" tengkuk chenle yang sedang di pijat terasa hangat, seingat jisung semalam saat ia merengkuh chenle dalam tidur, si zhong bersuhu normal.