Pandangan kosong Pemuda zhong menatap keluar jendela rumah sakit yang menghadap ke laut. jemarinya mengaduk ramen yang baru ia suapkan tiga kali, kuahnya sudah menyurut membuat ramen yang ia beli dengan uang pemberian Jisung sudah tidak diminati.
Pikirannya masih tersangkut perihal ucapan pendiri Park Holdings semalam,
'jadilah seorang Na jaemin untukku dan Jeje, Tinggalah bersamaku,chenle'
Seperti kaset rusak, suara itu terus terbayang walau samar.
Chenle sama sekali tidak memberikan jawaban ampun perihal tawaran tersebut, tapi jisung menganggap diamnya adalah seruan setuju atau memang itu bukan sebuah tawaran melainkan suruhan.
Deruan napas kasar dihela, "Orang kaya memang menyebalkan, mereka selalu bersikap semaunya"
Ramen didepannya lebih ingin chenle tumpahkan ke atas muka angkuh Jisung daripada ia makan.
"Aku bahkan belum menyetujuinya, apa yang harus ku katakan pada jeno!?"
Chenle tidak mungkin sekesal ini jika Pria egois itu setidaknya memberikan waktu untuknya berpikir tentang tawaran tak masuk akal itu, Menjadi sosok Na jaemin; Pria yang sudah meninggal?.
Itu sama saja memaksa dirinya untuk menjadi bagian tabu Park royal family.
Memikirkannya saja membuat bulu kuduknya berdiri, mungkin harga satu ubin di kediaman park sama dengan gajinya selama sebulan.
"Park bodoh, setidaknya mengertilah keadaanku. bagaimana caranya agar jeno mengizinkanku tidur di tempat yang lebih bagus tanpanya ish!"
Chenle pulih pun Jeno tidak tau, kendala mereka ada pada sarana komunikasi, membuat chenle lebih kebingungan saat tau jarak ke flat dari rumah sakit memakan waktu 2jam menggunakan bis dan jisung akan menjemputnya selepas bekerja.
Waktunya terlalu singkat, Jisung bisa saja menghampirinya ke flat dan melihat jeno.
Bisa gagal semua rencananya memanipulasi Jisung.
"Ayah duduklah disini, biar aku yang mengambilkan makanannya?"
"Biar ayah saja, lihat masih bisa berjalan"
"Tidak biar aku saja—Permisi boleh aku minta tolong? "
Shit!, Chenle mengumpat dalam hati. Ia sengaja menggeser kursinya dan mengabaikan ayah dan putrinya yang mengambil tempat di sampingnya, ia sedang malas berinteraksi.
"Ada apa?"
"Tolong jaga ayahku sampai aku kembali, bolehkan?"
Tidak, aku malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wealth | Chenji
Fanfic☪︎✮ 'Money will buy you a bed but not a good night's sleep, a house but not a home, a companion but not a love'. When someone asked, "What's your favorite poison?" He said, "Money. Spoil me with wealth, so I can loyalty myself" 📄Complete༉‧₊˚✧ ⋆⛧*┈...