32. Hug em closely

5.8K 910 926
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Mark"

Chenle terusik dalam tidurnya, tidak berada dalam posisi nyaman membawa kedua matanya mengerjap, melihat sensasi aneh yang tersisa di bulu kuduknya.

"Shitpusing sekali" umpat chenle saat merasa kepalanya berputar.

"Sudah punya dua anak, tidak baik jika mengumpat"

Chenle belum fokus pada suara di sekitar yang menghakim ucapannya karna terlalu frontal, si manis masih mengumpulkan kesadarannya, terlalu nyaman tertidur di dada mark.

Sekarang ia masih bersama mark kan?, dada yang menjadi bantalannya hangat dan memabukkan, membuat chenle tidak ingin melepasnya.

"Mark kepalaku pusing, apa kau punya rokok?" pinta chenle.

Chenle tau di setiap kantong polisi terdapat nikotin untuk menghilangkan rasa jenuh menunggu tugas.

"Ibu yang baik tidak boleh merokok, dan suamimu tidak mengizinkanmu merokok"

Sebentar, mark baru saja menyebut suami?, chenle tertawa dalam batin, sejak kapan 'suaminya' mengakui keberadaannya.

Chenle juga mulai kesal, tau apa mark tentangnya sebagai seorang ibu.


"Aku tidak punya suami mark Hmph"


Cup


Manik si manis membola, Mark menciumnya. Di bibir.

Tapi ia tidak marah, Chenle menikmati bibir tebal itu menaut padanya, seperti tidak asing baginya.

Meremat kemeja mark untuk menahan sensasi menggelikan, tekstur seragam mark berbeda dari sebelumnya, apa mark mengganti bajunya saat ia tidur?.

Saat ciuman mereka terlepas, pipis pucat chenle mengeluarkan semburat merah yang kontras di kulit susunya.

Ciuman mark seakan mengobati luka di hatinya, ia ingin mark menciumnya lagi, setidaknya sampai chenle lupa dimana ia berpijak.

"M-mark, lagi" ujar chenle lirih dengan paksaan mendalam.

Tangannya mengalung pada leher pria di depannya, menariknya lebih dekat.

"Mark, cium aku lagi, masih ingin"



"Aku bisa memberikanmu ciuman paling memabukkan yang pernah kau rasakan" latunan bariton menjawab keinginannya, darah chenle berdesir panas.

Dagunya di tarik, chenle sudah tidak sabar sampai menjulurkan lidahnya mengapai bibir mark.



"Tapi sayangnya aku bukan Mark, aku Jisung, suamimu"



Wealth | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang