27. Take me back to him

5.4K 914 598
                                    

Matanya tertuju pada pintu di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya tertuju pada pintu di depannya. Tidak ada yang bisa chenle lakukan di ruangan tempat renjun mengurungnya.

"Apa renjun akan membawaku ke jisung?" dumal chenle.

Pakaiannya yang penuh noda darah masih melekat, chenle merasa risih.

Renjun tidak kunjung melihatnya atau sekedar membawakan makanan.

"Mark, semoga kau cepat mati, ya" dumal chenle.

Si zhong tidak akan melupakan polisi yang menolongnya semalam, tapi label polisi terlalu manusiawi untuk orang seegois mark. Mengutamakan jabatan ketimbang nyawa.

Awalnya chenle tidak familiar pada pria yang menang merebutkannya semalam. Namum setelah pria itu memberitahu tempatnya bekerja,

Semakin yakin si zhong sebentar lagi akan kembali pada jisung.

Chenle berdecak, kalau begitu sia-sia semalam ia melarikan diri jika akhirnya kembali ke pria bangsat itu.

Maniknya bergulir menatap sekitar, hanya ada matras tempatnya terbaring selebihnya hanya sudut kosong penuh debu.

Pandangan chenle turun pada perut ratanya, "Perutku masih sakit".

Chenle hanya bisa terlentang sekarang, nyeri pasca lahiran masih terasa. Apalagi analnya yang tidak di jahit, setiap chenle bergerak ia merasa sobekan di rektumnya makin lebar.

Fakta ia baru saja membawa satu nyawa ke bumi, membuat chenle tersenyum kecut.

"Bagaimana keadaannya sekarang?" lirih chenle.

Dadanya juga berubah semenjak hamil, Chenle merasa dadanya lebih berisi dan putingnya terasa nyeri.

"Sshhhh— dadaku sakit"

Dadanya di pijat pelan untuk mengurangi rasa nyeri, Chenle terkejut saat ada yang merembes ke kaosnya.

"A-asiku keluar....."

Kaosnya segera di angkat, matanya membelalak melihat cairan putih keluar dari putingnya.

"T-tidak, aku tidak mau seperti ini"

Chenle menjepit putingnya agar asinya tidak keluar, ia membenci fakta bahwa dirinya memproduksi asi untuk anak jisung.

"S-sakit.....eugh—"

Usahanya malah membawa rasa nyeri yang lebih kuat, dadanya perlu di hisap agar nyerinya berkurang.

Susu yang tertampung harus di sedot.

Tidak ada barang yang bisa membantunya sekarang, itu membuat chenle tersiksa.

Tanpa memikirkan rasa bencinya, Chenle menyeret tubuhnya bersandar pada pintu.

Meminta bantuan pada renjun.

"R-renjun hiks— tolong"

Tangannya kirinya mengetok pintu, sementara tangan kanannya terus memijat dadanya bergantian.

Wealth | ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang