☪︎✮ 'Money will buy you a bed but not a good night's sleep, a house but not a home, a companion but not a love'.
When someone asked, "What's your favorite poison?"
He said, "Money. Spoil me with wealth, so I can loyalty myself"
📄Complete༉‧₊˚✧
⋆⛧*┈...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Iris lebam mengerjap, syaraf dalam tubuhnya berusaha hidup setelah lumpuh beberapa jam, sensasi sakit di tubuhnya tidak dapat di jelaskan terlebih Kakinya.
"Uh-dimana aku?"
Ruangan gelap dan pengap menyambutnya, si manis terbatuk saat debu dari langit berjatuhan.
Saat hendak menutup mulutnya ia tersadar bahwa kedua tangannya di rantai, "Bajingan kau, Park jisung" maki chenle.
Kepalanya menodoh ke bawah, si manis meringis. "Sakit shh-" kakinya terasa nilu walau tanpa pergerakan signifikan, pergelangan kaki Chenle bengkak membiru bahkan darah masih keluar dari sana.
"Bau apa ini?" indra penciumannya menyesap aroma anyir busuk, seperti bangkai.
Pemuda zhong berusaha mencari asal bau busuk di gelapnya ruangan, betapa terkejutnya saat kepalanya menoleh ke kanan.
"What the fuck!"
Tubuhnya di dorong mejauh sebisa mungkin, Chenle tidak percaya apa yang sejak tadi ada di sisinya, menemaninya di Tengah gelap.
"I-itu mayat, aku tidak salah lihat kan..."
Rasa takutnya membuncah, walaupun chenle pengedar ilegal tapi ia belum pernah melihat mayat, apalagi sudah membusuk dengan mulut terbuka.
Pria zhong mengerjap, ia seperti kenal dengan mayat di sebelahnya.
"Bukankah itu, N-na jaemin?"
Tidak salah lagi, lelaki itu persis dengan figura yang ia bakar dulu, surai itu masih berwarna sakura hanya saja sekarang sudah tercampur tanah.
Kriet!
Decitan pintu kayu memecah keheningan, chenle segera memejamkan matanya (pura-pura tertidur), Chenle yakin itu Jisung.
Tapi samar ia mendengar ada dua suara, sepertinya jisung datang bersama Jekyuu.
"Jeje merindukan mama, hm?"
Suara berat mengalum bersama detupan jantung chenle yang semakin cepat.
"Huum, jeje rindu mama"
Ulu hati pria zhong di tohok, Jekyuu masih bisa merindukan seseorang yang hampir membunuhnya.
"Memang jeje sudah tidak takut kepada mama,hm?"
"Papa pukul mama kalo mama jahat ke jeje"
Senyum sengit terlihat di remang temaram yang baru saja dinyalakan.
Jisung berjalan menuju dua submisif pemberi luka di hatinya, ia menunjukkan pemandangan yang bisa membuat jekyuu semakin menurut pada papanya.