KRISNAKU • EMPAT

335 27 2
                                    

Radha segera melipat roknya dan memasukkan kedalam tas. Ia memakai helm full face berwarna hitam warna favoritenya mulai menaiki motornya. Tak perlu berapa lama Radha menjalankan motor miliknya segera keluar untuk melihat bocah tersebut. Radha melototkan kedua bola matanya kala melihat bocah tersebut tidak berada di tempat duduk tadi.

"Woi elu ngapa disana?!" teriak Radha.

"Ga punya mata? Gue dijemput," balas bocah tersebut.

"Oh yaudin. Titidj bocah!!" ucap Radha yang kemudian menjalankan motornya mendahului bocil tak lupa menekan klakson.

"Siapa?" tanya seseorang yang menjemput bocah tersebut dengan tatapan mematikan.

"Ya mana gue tau Bang. Tiba-tiba aja nongol gitu," kesal bocah tersebut.

"Jelasin!!" ucap orang itu dengan penuh penekanan membuat bocah tersebut berdecak kesal.

"Gue tadi hampir dirampok sama preman terus tuh cewe nolongin gue," jelas bocah itu dengan malas.

"Berapa kali gue bilang kalau nunggu di dalem Van!!"

"Males Bang Rio!!"

Bang Rio? Yap orang yang menjemput bocah tersebut adalah Rio Rivenda Darmawan, sedangkan bocah tersebut adalah Ivan Rivenda Darmawan. Tentu saja mereka semua tau jika Ivan anak dari pemilik sekolah. Tak ayal banyak yang berusaha mendekatinya untuk menarik perhatian atau pansos semata saja.

"Buruan naik," ucap Rio karena Ivan tak kunjung naik ke atas moge miliknya.

"Sabar bambamk. Lagian elu kenapa kagak pake mobil sih Bang. Kek pasangan homokan kita sekarang," dumel Ivan.

"Cerewet lo!!" kesal Rio yang membuat Ivan seketika terdiam.

Setelah Ivan naik dan memakai helm, mereka berdua segera berjalan menuju rumah mereka dengan kecepatan di atas rata-rata hingga membuat malaikat pencabut nyawa gemas sendiri. Ingin mengambil nyawa mereka tapi belum mendapat perintah.

"PUNTEN ADA ORANG DIRUMAH?!!" teriak Ivan ketika sampai di dalam rumah.

"Hush kamu ini jangan teriak-teriak Van," tegur Bunda.

"Ini rumah bukan hutan," sambung Rio sembari menoyor kepala milik adiknya.

"Bisa diem kagak lo?" tanya Krisna yang tiba-tiba datang.

"Yaelah Bang sensi amat. PMS lo?" tanya Ivan kesal.

"Gue cewe apa cowo?" tanya Krisna dengan senyum manis dibibirnya. .

"Cowo lah Bang. Emang kenapa?" tanya Ivan.

"Kirain mata lo kagak berfungsi lagi," ucap Krisna cuek.

"Bun tadi Bang Krisna abis makan pisau berapa?" tanya Ivan

"Kenapa?" tanya Bunda.

"Abisnya tuh mulut tajem amat," ketus Ivan.

"Lah kan yang mulai lo duluan," cuek Krisna membuat Rio dan Bunda tertawa sedangkan Ivan berdecak kesal.

"Serah lo dah Bang. Aku ma apa atuh cuma debu. Btw Bang gue bawain camilan favorite lo bang," ucap Ivan sembari memberikan chitato kepada Krisna.

"Tumben. Mau apa?" tanya Krisna sembari menerima chitato yang diserahkan oleh Ivan.

"Ajarin gue dong Bang biar besok gue ulangan makin pinter," ucap Ivan.

"Tumben banget Van. Ada apa?" tanya Bunda.

"Hehehe Ivan taruhan Bun," ucap Ivan dengan cengengesan membuat semua orang disana menatap tajam.

Krisnaku [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang