KRISNAKU • TUJUH

272 26 0
                                    

"Radha adeknya Bang Jun," ucap Radha.

"Rio," ucap Rio sembari membalas uluran tangan Radha dengan dingin.

"Bang temen lo kulkas berjalan yeu," ucap Radha.

"Heh mulut rombeng lo bener-bener minta di tabok," ucap Arjun.

"Abisnya cuek banget kek di novel-novel Bang," ucap Radha cuek sembari menggedikkan kedua bahunya acuh dan pergi dari sana.

"Maafin adek gue ya," ucap Arjun di angguki oleh Rio.

Mereka berjalan menuju kasir dengan membawa buku yang akan mereka beli begitu juga dengan buku Radha yang tadi di berikan kepada Arjun kemudian pergi menghilang entah kemana yang membuar Arjun menghela napas akan kelakuan adiknya yang seperti jailangkung.

"Bang."

Panggilan itu menbuat Rio berhenti dan otomatis membuat Arjun berhenti juga. Arjun memandang seorang laki-laki yang menyerahkan bukunya kepada Rio. Dan apa tadi ia panggilnya? Bang? Sungguh aneh. Itu yang dipikirkan Arjun. 'Yakali Ivan segede ini. Kalau dilihat-lihat Ivan sama nih laki gantengan nih laki,' batin Arjun.

"Sape nih?" tanya Arjun.

"Adek gue," jawab Rio.

"Lah bukannya adek lo Ivan?"

"Ivan adek gue nomor tiga nih adek gue nomor dua," jelas Rio.

"Krisna Bang," ucap Krisna.

"Arjun," ucap Arjun.

Mereka bertiga menuju ke kasir dan membayarnya. Setelah selesai mereka menuju ke parkiran. Arjun celingukan mencari Radha yang entah kemana. Kemudian pandangannya terfokus pada seorang gadis yang asik memakan sate sembari duduk di pinggir jalan dengan tenang dan senang. Bahkan di depannya sudah ada dua bekas piring yang berarti dia sudah memakan dua sate dan masih makan lagi.

"Astaga Radha," lirih Arjun sembari mendesah kesal yang membuat Rio dan Krisna berhenti berjalan.

"Radha adek lo kan? Kenapa?" tanya Rio.

"Kagak napa-napa," ucap Arjun.

Rio mengedarkan pandangannya dan kemudian ia menangkap sesosok gadis yang sedang menikmati sate dengan pakaian yang sama saat Radha memperkenalkan diri ke Rio. "Terus kenapa kalau adek lo makan sate?"

"Kagak ada masalah cuma tuh anak udah makan banyak hari ini. Tadi makan seblak dua porsi, sebelum kesini makan lagi, terus tuh anak makan sate lagi. Astaga gue bingung dah sama nafsu makan tuh orang," ucap Arjun.

"Masalahnya apa?" tanya Krisna.

"Masalahnya tuh perut atau karung? Kagak ada kenyangnya," kesal Arjun.

"RADHA BALIK KAGAK LO?!" teriak Arjun yang membuat Radha tersedak saat meminum minumannya.

"IYE BANG!!" jawab Radha dengan teriak juga.

"Pak satenya bungkus satu setengah porsi yeu," ucap Radh sembari menghampiri bapak tukang sate.

"Oh iya neng. Siap," jawab bapak tukang sate tersebut sembari membungkus sesuai keinginan Radha.

"Dipincuk aje pak," jawab Radha yang diangguki bapak tukang sate tersebut.

"Ini neng," ucap bapak tukang sate tersebut sembari menyerahkan pesanan milik Radha.

"Berapa ya pak abisnya?" tanya Radha.

"Semuanya totalnya lima puluh ribu neng," jawab bapak tukang sate tersebut yang membuat Radha menyerahkan uang berwarna biru lima puluh ribuan satu lembar.

Setelah membayar Radha segera menghampiri sang Abang tercintanya sebelum ia mengamuk dan membuat Radha mendengarkan ocehannya dari panjang lebar kali tinggi dan pasti sangat sangat lama.

"Ayok Bang!!" ucap Radha sembari memakan satenya tanpa memperdulikan keberadaan Rio dan Krisna.

"Yauda gue duluan ya!!" pamit Arjun sembari berjabat tangan ala pria.

Radha berjalan menuju motor milik Arjun dan kemudian menaikinya setelah Arjun menghidupkan motor tersebut. Di atas motor Radha tetap asik memakan sate tanpa menghiraukan jalanan yang ramai dan beberapa orang yang melihatnya.

"Ah kenyangnya!!" senang Radha yang membuat Arjun mendegus kesal.

"Kagak bagi-bagi lagi dasar ceunah," ucap Arjun.

"Kigik bigi-bigi ligi disir ciinih. Hehehe canda Bang," ucap Radha yang kemudian bersendawa membuat Arjun memutar kedua bola matanya malas.

"Adohh sakit Bang!! Ngapa elo cubit kaki gue geblek," ucap Radha.

Arjun mencubit kaki Radha karena gemas dengan kelakuannya yang seperti tadi apalagi mereka lagi menunggu lampu hijau dan pasti banyak yang memandang Radha.

"Masbuloh?" ucap Arjun songong yang membuat Radha menampol kepala Arjun yang memakai helm.

"Yeu dasar plagiat lo," ucap Radha yang kemudian tertawa lepas, begitu juga dengan Arjun.

Mereka melanjutkan perjalanan yang tertunda menuju ke rumah dengan sedikut cepat karena mengingat bahwa hari semakin malam yang berarti jalanan semakin sepi membuat Arjun menambah laju kecepatannya.

✨✨✨

Radah terbangun kala kepalanya terasa sangat pusing. Sehabis menemani Arjun ke gramedia ia berganti baju dan langsung tidur dan anehnya Radha terbangun pagi dengan keadaan kepala sangat pusing berkali-kali Radha berdecak kesal karena pusing ia rasakan namun ia tetap melakukan rutinitas paginya.

Tok tok tok

Cklek

Radha seketika membuka pintu kala mendengar pintu kamarnya di ketuk. Ia memandang Arjun dengan alis terangkat satu sedangkan Arjun memandang Radha aneh.

"Tumben lo dah bangun jam segini. Mana udah rapi lagi," ucap Arjun yang membuat Radha berdecak kesal.

"Cerewet," sinis Radha yang kemudian turun menuju ruang makan meninggalkan Arjun yang kebingungan.

"Lah gue salah apa?" tanya Arjun bingung.

✨✨✨

"Radha? Tumben kamu udah bangun sayang," ucap Papa yang dibalas gumaman oleh Radha.

"Mau makan apa?" tanya Mama.

"Nasi, kecap, kerupuk," jawab Radha.

"Sama telur ya sayang," ucap Mama yang diangguki oleh Radha.

"Nih sayang," ucap Mama sembari memberikan sepiring nasi yang diberi kecap dengan tambahan kerupuk dan telur.

"Makasih," jawab Radha menerima piring tersebut dan memakan dengan lahap.

Selesai makan Radha pamit ke kamar karna ada yang tertinggal. Dengan cepat Radha memasuki kamar dan meminum obat pereda pusing di kepalanya. Kenapa ia tidak minum di bawah? Alasannya simple, ia tidak mau membuat kedua orangtuanya dan Arjun khawatir.

Selesai meminum obat Radha berpamitan kepada dua orangtuanya dan Arjun. Ia menjalankan motornya sedikit lebih cepat karena ujian sudah dimulai sepuluh menit yang lalu. Ia memarkirkan motornya di tempat biasanya kemudian memakai rok dan berlari menuju SMP.

SMP? Bukannya Radha SMA? Iya Radha memang SMA namun ketika ujian berlangsung anak SMA akan menempati ruang kelas SMP dan anak SMP akan menempati ruang kelas SMA. Itu dilakukan agar tidak bisa menyontek. Dan ruang kelasnya setiap waktu diacak. Jadi tidak tetap di ruang itu hingga ujian selesai namun hari berikutnya pindah ruangan.

Brakk

"Maaf Bu telat," ucap Radha yang membuat pengawas ruangan tersebut mengelus dada akan kelakuan Radha yang sangat menguras emosi dan menipiskan kesabaran.

"Nih ambil kertas ujian dan soal kemudian duduk di tempat dudukmu," ucap Bu Rita yang diangguki oleh Radha.

"Lho engga dihukum Bu?" tanya Radha polos.

TBC

SEMARANG, 30 JANUARI 2021

Krisnaku [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang