KRISNAKU • DUA PULUH TIGA

220 18 0
                                    

'Ntah kenapa gue ngerasa Krisna bukan anak kecil. Tapi tingkahnya persis anak kecil, tapi kenapa sekarang suaranya berat? Apa maksudnya?' batin Radha bertanya bingung dengan apa yang terjadi.

"Hm yauda Krisna gue mau balik ke rumah dulu ya. Bye!!" ucap Radha.

"Radha tunggu!!" ucap Krisna yang membuat Radha menghentikan untuk mematikan panggilan vidio tersebut.

"Ada apa Krisna?" tanya Radha bingung.

"Hm Radha mau datang di pesta ulang tahun Krisna ga?" tanya Krisna.

"Kenapa ga? Apa alasan gue nolak hm?" tanya Radha dengan senyum manis.

"Jadi?" tanya Krisna.

"Iya gue bakal dateng ke pesta ultah lo," ucap Radha yang membuat Krisna tersenyum.

"Yauda gue tutup dulu ya. Bye Krisna sayang!!" ucap Radha yang kemudian mematikan panggilannya secara sepihak.

"Asekk ah yang bentar lagi mau jadiann icikiwir!!" goda Ivan.

"Siapa yang jadian Van?" tanya Krisna dengan menaikan satu alisnya.

"Gue keknya pernah liat Radha tapi gue lupa dimana," celetuk Rio tiba-tiba membuat Ivan dan Krisna terdiam.

"Dimana?" tanya Krisna.

"Lagi ngapain tuh cewe?" tanya Ivan.

"Udah dibilangin gue lupa masih aja ditanya, elu berdua waras?" ucap Rio sebal.

"Aelah kan gue kepo bang," ucap Ivan.

'Apa Bang Rio suka sama Radha ya? Ah tapi ga mungkin!! Tapi kok gue ga rela ya kalau Bang Rio suka sama Radha. Gue kenapa?' batin Krisna.

"Eh Bang elu mau kartu undangannya kek gimana? Ditanya sama Ayah noh di grup chat," ucap Ivan sembari memainkan ponselnya.

Krisna seketika langsung membuka grup chat keluarga dan membaca pessan tersebut.

From : Ayah.
To : Krisna.

| Krisna kamu mau undangannya seperti apa? |

Dengan smirk Krisna membalas pesan Ayahnya namun bukan di grup chat tapi pesan pribadi.

✨✨✨

Tok tok tok

"WOII!! BANG KRISNA WOI!! SERIUS ITU KANAPE UNDANGAN ULTAH LU KEK BOCIL WOI?!" teriak Ivan sembari menggedor-gedor pintu kamar Krisna di pagi hari.

Bagaimana tidak terkejut saat Ivan berniat menuju ke meja makan ia melihat setumpuk undangan. Namun ada dua model undangan dan warna yang berbeda. Undangan yang pertama berwarna hitam dengan aksen elegan dan mewah untuk pengenalan Krisna ke seluruh karyawan dan rekan bisnis Ayah, sedangkan undangan yang ke dua  bergambar kartun superhero anak-anak yang juga berwarna hitam dan disitu dituliskan bahwa diuntukkan untuk teman sekelas menghadiri acara ultah Krisna.

Sontak saja Ivan segera berlari ke kamar Krisna dan menggedor-gedor pintu kamar Krisna sembari membawa satu buah undangan yang bergambarkan kartun anak-anak. Sedangkan Rio yang baru saja keluar dari kamar mengernyit dengan tingkah Ivan yang menggedor-gedor pintu kamar Krisna seperti ibu-ibu kos-kosan yang menagih uang bulanan.

"Kenape lo?" tanya Rio.

"Lo liat nih," ucap Ivan sembari menyodorkan undangan tersebut.

"HA?!" teriak Rio kala melihat dan membaca undangan tersebut.

Cklek

"Otak lo kepentok apaan kemaren bisa minta Ayah undangan begini astaga?!" ucap Ivan.

"Lo ga salah pilih undangan begini dek?" tanya Rio.

"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Krisna cuek sembari mengambil undangan yang berada di tangan Rio dan berjalan ke bawah tanpa memperdulikan kedua saudara kandungnya tersebut.

Saat sampai di meja makan Krisna masih diborong pertanyaan dari kedua saudaranya itu hingga membuat Krisna jengah sendiri, sedangkan Bunda dan Ayah hanya bisa menghela napas akan hal itu.

"Woi Bang jelasin kek kepo gue nih," ucap Ivan.

"Iya dek jelasin kek, ga kasian apa kita udah kepo banget apa alasan lo milih undangan begituan," ucap Rio.

"Udah-udah kita makan dulu saja debatnya di lanjut nanti saja," lerai Bunda.

"Ga bisa gitu dong Bun, biar mereka debat terus kita makan kan lumayan tuh kita dapet tontonan gratis tanpa perlu bayar," ucap Ayah.

"Ayah!!" ucap Bunda, Rio, Ivan, dan Krisna bersamaan.

"Kenapa? Pada ngefans sama Ayah ya? Tapi maaf Ayah hanya untuk Bunda seorang saja, iya ga Bun?" ucap Aya yang dibalas dengan Bunda memutar kedua bola mata miliknya.

"Udah deh daripada banyak cin cong cung ceng cang mending Bang Krisna jujur aje dah," ucap Ivan.

"Jujur saja ku tak mampu," nyanyi Ayah.

"Ayah diem deh, perut Rio mules denger suara Ayah yang kagak ada bagus-bagusnya malah bangusan suara tokek," ucap Rio.

"Loh kamu ga tau kalau ada suara tokek bunyi sampe tujuh kali itu berarti ada setan lho!!" ucap Ayah.

"Mitos dari mana itu?" tanya Ivan.

"Loh dulu waktu Ayah kecil kalau tokek bunyi tujuh kali abis itu ada setan dan Ayah liat sendiri makanya Ayah ngasih tau kalian," ucap Ayah.

"Emang Ayah abis itu ga lari begitu liat setannya?" tanya Bunda.

"Engga dong Bun, Ayah kan pemberani, setannya langsung Ayah kejar walah gelap-gelapan," jawab Ayah dengan wajah sombong membuat Rio memutar kedua bola matanya.

"Saya mencium aroma-aroma kebohongan," ucap Rio malas.

"Dih Abang sok-sokan kek peramal aje," ucap Ivan.

"Yeu di bilang kagak percaya kalau ada aroma kebohongan," ucap Rio.

"Emang siapa yang bohong?" tanya Ayah.

"Ayah," jawab Rio membuat Bunda tertawa terbahak-bahak, Ivan yang bingung dan Krisna yang memakan makanan dengan santai.

"Heh mana ada Ayah bohong!! Apa buktinya?!" bantah Ayah.

"Yakin? Memang Ayah beneran ga takut kegelapan?" tanya Rio sembari menaik turunkan alis miliknya.

"Yakin banget!!" jawab Ayah mantap.

"Masa?" goda Rio.

"I-iya!! Memang ada bukti kalau Ayah bohong?!" ucap Ayah sembari menaikkan satu alis miliknya.

"Ada," ucap Rio santai membuat Ayah menelan kasar ludahnya sedangkan Bunda menahan tawa, Krisna dan Ivan hanya menonton saja.

"A-apa?" tanya Ayah.

"Buktinya itu---"

TBC
SEMARANG, 02 MARET 2021

Krisnaku [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang