" Al kenapa kamu selalu memberikan pertanyaan seprti itu, yang jelas-jelas kamupun mengetahuinya " Tegas Yuki
" Gue ngerasa kalo lo udah gak cinta sama gue !!! Iyakan ???? " Tanya Al mencengkram pundak Yuki
" Al .... Aku malas dengan pertengkaran yang selalu mempermasalahkan itu-itu saja " timpal Yuki menatap mata Al jengah.
" Karena itu yang selalu jadi masalahnya !!! lo gak pernah bersikap kalo lo mencintai gue !!! " Teriak Al ke muka Yuki.
" Pernikahan ini apa Al kalau bukan aku mencintaimu ?? Aku bertahan dengan sikap kamu yang overprotectif, kamu yang selalu marah, kamu yang kasar, itu namanya apa Al kalau bukan cinta ??? " Tanya Yuki berentetan.
" Ooohhhh, Lo gak suka sama sikap gue ??? Lo muak ???? " Lo mau pergi ???? " Ucap Al dengan dada yang naik turun. Alpun bergegas berjalan mengambil koper dan mengeluarkan baju-baju Yuki dari dalam lemari. Yuki hanya menatap sikap Al yang kian menjadi-jadi, jantungnya berdegup begitu kencang, Emosi.... Yah Yukipun sangat Emosi melihat sikap Al, Al selalu salah menanggapi ucapannya.
" Lo mau pergikan ??? Silahkan !!! Silahkan Yuki Lo pergi, Lo muakkan sama sikap suami Lo ini !!! Lo mau pergi ke sahabat Lo ?? Mau pergi ke pria yang dulunya bos Lo yang sangat mencintai Lo ??? Pergiii !!!! Pergiiii !!!! " ucap Al dengan nada tinggi, lalu Alpun melemparkan koper yang berisi baju-baju Yuki. Yuki terdiam menahan betapa emosinya diapun saat ini, namun melawan Al bukanlah pilihan yang benar, Yuki tau sangat tau bahkan sikap Al itu seperti apa.
" Lo tau betapa marahnya gue ketika Celine menelfon gue dan ngasih tau kalo Lo ada di apartemen sahabat Lo, Lo tau betapa marahnya gue, ketika gue ngeliat dan denger kalo istri gue lagi berduaan sama cowok lain dipinggir jalan dan dia bilang kalo dia cinta sama lo!!!! tapi gue tahan Yuki, gue tahan !!! Lo gak tau segimana menderitanya gue nahan itu ??? " Al semakin kalap.
" Anjing,Brengsek,keparat aaaaaaaarrrggggggghhhhh !!! " Al mengacak rambut lalu mengusap mukanya yang merah penuh amarah. Yuki masih diem.
sementara itu bi Atik dan mang Ujang saling pandang mendengar beberapa barang yang dibanting dan teriakan-teriakan suara Al.
" Kasian non Yuki ya bi " ucap mang Ujang. Bi Atik menggigit bawah bibirnya sambil kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan.
" Kamu liat sana " suruh bi Atik
" Saya gak berani bi " jawab mang Ujang
" Saya khawatir sekali sama non Yuki, tempo haripun non Yuki aaaaahhhh " bi Atik tak kuasa mengingat kejadian ketika Yuki bersimbah darah keguguran. Namun tiba-tiba bel pintu pun berbunyi. Bi Atik segera berjalan menuju pintu dan membuka pintu, alangkah kagetnya ketika yang bi Atik lihat tamu yang datang di saat seperti ini.
" Bi Yuki ada ?? " Tanya Stefan dengan muka khawatir.
" Mmmmmmm " bi Atik nampak kebingungan untuk menjawab, namun lagi-lagi terdengar suara barang yang di lempar dan teriakan suara Yuki. Stefan menatap ke dalam, bi Atik yang kian gemetaran.
" Maaf bi saya harus masuk " ucap Stefan menerobos masuk.
" Den jangan den " bi Atik mengikuti Stefan yang berjalan menuju kamar Al dan Yuki.
" Kenapa bi ??? Yuki sedang berada dalam bahaya kalian kenapa diam saja ??? " Tanya Stefan kesal
" Den Al .... " Bi Atik kebingungan harus menjawab apa.
" Yuki itu sahabat saya dari kecil, Yuki sudah seperti adik saya, setelah kepergian orang tuanya sayalah yang selalu ada untuknya. Orang tuanya pun mempercayakan Yuki pada saya dan keluarga saya, bila sudah dewasa ada yang menyakiti, saya tidak bisa diam saja " ucap Stefan kesal. Stefan pun pergi meninggalkan bi Atik dan mang Ujang yang serba salah.