Pagi itu, pagi yang sangat indah untuk Yuki, ia membuka jendela kamar hotelnya dan yang ia lihat adalah hamparan pantai diiringi dengan deburan ombak yang luar biasa indah. Sayup-sayup terdengar kicauan burung. Yuki menatap pemandangan itu. Menikmati angin yang meniup tubuh yang hanya dibaluti pakaian tidur sutra yang tipis. Sementara itu ditempat tidurnya Al meraba-raba ke sebelahnya, merasa yang dicari tidak ada ia terbangun seketika dan melihat sekeliling. Setelah menemukan apa yang ia cari Alpun bergegas merapikan pakaiannya yang memang tidak ia pakai. Yuki merasa tubuhnya didekap dari belakang, dan pundaknya terus diciumi. Yuki berbalik dan melihat suaminya yang masih berantakan.
" Morning " Sapa Al dengan suara beratnya
" Morning " Balas Yuki tersenyum
" Berikan aku morning kiss " Ucap Al menarik Yuki dan tanpa persetujuan istrinya dia langsung melahap bibir manis istrinya, dengan pelan dan menuntut Al membuka tali baju yang terikat dipinggang istrinya tersebut. Al sangat menyukai leher jenjang istrinya, dan sekarang ciumannya berpindah ke leher. Namun ditengah aktifitasnya tiba-tiba terdengar suara bunyi telfon yang berasal dari handphone Yuki. Awalnya Yuki mengabaikan panggilan tersebut. Namun handphonenya terus berbunyi.
" Sayang " Yuki mendorong perlahan dada bidang suaminya. Namun Al sudah dimabuk dengan aroma tubuh Yuki yang wangi vanilla sampai-sampai ia tidak peduli dengan bunyi telfon dan suruhan dari istrinya. Al terus menjelajah di leher dan dipundak istrinya. Handphonenya terus berbunyi dan dengan terpaksa Yuki mendorong tubuh Al dengan kencang.
" Stop !!!" Tegas Yuki. Al menatap istrinya tidak suka. Lalu Yuki bergegas mengambil handphone yang berada di nakas sebelah tempat tidur lalu mengangkatnya. Al hanya menatap istrinya yang memang lebih mementingkan mengangkat telfon dibanding dirinya.
" Sayang aku ada pemotretan pukul 9, aku akan bersiap-siap dulu " Ucap Yuki mencium pipi Al. Tangan Al mengepal, lalu Al menahan pintu kamar mandi yang hampir tertutup. Yuki mengerutkan keningnya heran melihat apa yang dilakukan suaminya.
" Aku akan mandi bersamamu " Ucap Al mendorong pintu kamar mandi dan memasukinya. Yuki tertegun kaget.
Al hanya menikmati pemandangan pantai dan menonton Yuki istrinya sambil terus menyedot es kelapa yang segar itu. Sementara Yuki sedang asik bergonta-ganti pose di hadapan kamera. Tiba-tiba Celine datang dan duduk disebelah Al.
" Pantesan lo gak mau dijodohin sama cewek lain ya Al " Ucap Celine tiba-tiba. Al langsung menatap Celine seolah menanyakan apa maksud dari perkataannya.
" Dia perempuan yang cantik dan profesional. Yuki orang yang humble dan ceria, sehingga semua orang menyukainya. Dia perempuan yang profesional. " Tambah Celine. Al hanya tersenyum mengiyakan perkataan Celine. Matanya kembali menatap istrinya. Al bangga mempunyai istri seperti Yuki dan ia sangat takut kehilangan istrinya itu.
" Stefan sangat senang bisa sukses seperti sekarang dan ia terus menerus memuji sahabatnya seperti yang aku ucapkan baru saja.sampai-sampai membuat kupingku sangat panas dan hampir terbakar!!" Tegas Celine. Al menatap Celine, jadi perkataan yang keluar dari mulut Celine baru saja itu bukan ucapannya, melainkan pujian dari Stefan untuk istrinya.
" Setiap hari Stefan selalu membicarakan Yuki, dan setiap hari juga ia menelfon istrimu itu " Ucapan Celine membuat Al naik darah. Jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya, darahnya naik sampai ubun-ubun.
" Mereka hanya partner kerja yang saling membutuhkan satu sama lain " Jawab Al mencoba untuk tidak termakan emosi
" Aku harap begitu " Jawab Celine tersenyum, Celinepun pergi meninggalkan Al. Al terus memperhatikan istrinya yang beberapa kali menyambut teman-teman prianya dengan cara cipika-cipiki dan tatapan-tatapan kagum memuakan pria lain membuat Al muak. Dan lagi perhatian- perhatian kecil seperti Stefan memberi sebotol minuman pada Yuki itupun turut Al saksikan dan sangat membuatnya emosi. Ucapan Celine terus terngiang. Bagaimana bisa mereka selalu menelfon satu sama lain, sementara Yuki sering sekali Al telfon ketika Al dikantor. Al harus membuktikan ucapan Celine.
Malam itu Yuki baru selesai mandi dan bersiap-siap. Sementara Al hanya menonton Tv dengan hati yang tidak karuan.
" Al.... kok belum siap-siapsih?? " Ucap Yuki melihat suaminya yang masih mengenakan pakaian tadi siang. Al tidak mendengar ucapan Yuki dan terus saja menonton Tv. Yuki kesal, Yuki mengambil remot lalu Yuki mematikan Tvnya. Al menatap Yuki tidak suka.
" Al, cepetan dong siap-siap, kitakan ada makan malem sama agensi aku " Ucap Yuki. Alpun berdiri dari duduknya dan menghampiri Yuki.
" Itukan Agensi kamu ? Kenapa aku harus ikut ?" Tanya Al dingin. Yuki kaget dengan apa yang ia dengar
" Al ?? "
" Pergilah " Suruh Al, sementara ia membantingkan tubuhnya sendiri ke tempat tidur.
" Kamu suami aku, kamu harus ikut Al, kamu juga belum makan Al " Kata Yuki duduk di tempat tidur dan menatap Al yang memejamkan matanya.
" Apa pedulimu ?" Tanya Al terbangun dan menatap mata Yuki dekat. Yuki merasa ada perubahan pada sikap Al kali ini.
" Kenapa kau berkata seperti itu ? Jelas peduli, kamu suamiku !!" Kali ini Yuki terbangun dari duduknya dan melipat kedua tangannya di dadanya.
" Hmmmh suami " Ucap Al tertawa sumbang
" Pergilah Yuki, niatmu kesini hanya bekerjakan? Urusi saja pekerjaanmu jangan pedulikan suamimu yang ingin berbulan madu ini " Ucap Al sambil kembali berbaring dan menutup matanya. Mata Yuki berkaca-kaca tidak percaya dengan ucapan Al baru saja. Lalu handphone Yuki berbunyi. Yukipun menjauh dari Al dan terdengar mengangkat telfonnya." Maaf Stef, aku tidak bisa ikut, aku merasa sedikit tidak enak badan " Ucap Yuki dengan suara yang sedikit menahan tangis.
" Aaaah.....aku tidak apa-apa Stef "
" Stef....aku tidak apa-apa, aku hanya sedikit lelah "
" Baiklaah, terimakasih Stef "
" Sampaikan maafku pada yang lainnya ya "
" Bye "
Al mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras mendengar perbincangan Yuki baru saja. Ucapa Celine memang benar adanya, Stefan langsung menelfon istrinya ketika istrinya tidak hadir.
" Kenapa tidak pergi ?" Kali ini Al terduduk di ujung tempat tidur.
" Al kamu kenapasih ?" Tanya Yuki heran, Al menatap Yuki sinis
" Apa Stefan selalu menelfonmu setiap hari ?" Tanya Al dingin.
" Tentu, dia selalu menelfonku karena pekerjaan " Jujur Yuki
" Oya ? " Tanya Al tidak percaya
" Al kenapa kamu seperti ini ? Ada apa ? " Tanya Yuki heran
" Aku fikir kamu memang sudah berubah dan mempercayaiku " Tambah Yuki dengan suara bergetar." Aku ingin menjadi diriku sendiri!! Kenapa ?? Kamu tidak menyukainya ?? Kamu tidak bisa menerima sifat suamimu ?? " Ucap Al berdiri dari duduknya dan menghadap Yuki.
" Al.... " Yuki menutup mulutnya tidak percaya
" Kamu tidak mencintaiku Yuki, KAMU TIDAK MENCINTAIKU " teriak Al sambil mengguncangkan pundak Yuki.
" Cukup Al !!! " Timpal Yuki
" Kamu selalu berkata tentang apa yang kamu fikirkan, apa menikah denganmu tidak cukup untuk membuktikan kalau aku sangat mencintaimu Al !!! " Jawab Yuki setengah berteriak dengan dada yang naik turun. Al menggelengkan kepalanya tidak percaya." Besok kita pulang !!! " Tegas Al. Yuki kaget, masih ada pemotretan 2 hari ke depan dan juga mereka belum berkeliling untuk melaksanakan bulan madu. Yuki hanya terdiam tak berkata sedikitpun. Yuki meninggalkan Al dan mengurung diri di toilet. Hati Yuki begemuruh kesal bukan main, Al sangat egois dia tidak pernah mementingkan perasaan Yuki.
Sementara itu Al terdiam mengusap mukanya beberapa kali. Al termakan omongan Celine sehingga membuat mereka berdua bertengkar.
Al lalu menggedor-gedor toilet." Yuki..... " Panggil Al sambil menggedor toilet. Yuki hanya menangis merasa kesal kepada Al.
" Kemasi barang-barangmu sekarang !! " Tegas Al. Yuki menghapus air matanya kasar lalu setelah dirasa air matanya mengering Yuki keluar dan mulai membereskan pakaiannya dan pakaian Al. Al yang memejamkan matanya hanya terdiam dengan fikirannya yang berkecamuk. Sementara Yuki membereskan barang-barang mereka dengan hati yang kesal, Yuki sangat kecewa pada sikap Al yang ternyata masih belum berubah.