Malam itu Yuki baru saja pulang dari tempat bekerjanya, bekerja membuatnya cukup lelah akhir-akhir ini, terlebih lagi Marcell sangat tergantung padanya, makan siang saja Marcell minta ditemani, Hal itu membuat Yuki harus lembur setiap hari. Seperti biasa dengan penuh drama dan paksaan Yukipun pulang diantar Marcell bosnya itu, karena hari ini Yuki tidak dijemput Gio, karena Gio harus mempersiapkan kepergiannya besok pagi. Yuki menyalakan lampu kosannya yang mulai gelap.
" sejak kapan lo deket sama Gio?? " tiba-tiba Yuki dikagetkan dengan suara bariton mirip Al.
Yuki terlonjak, melihat Al yang sudah ada di belakang pintu. Pertanyaan demi pertanyaan menyeruak di hati Yuki. Bagaimana Al bisa tau keberadaannya???" kenapa kamu ada disini? " tanya Yuki bingung. Al mendorong dan mengunci tubuh Yuki.
" jawab pertanyaan gue? " tanya Al penuh kekesalan, matanya merah rahangnya mengeras.
" apa urusannya denganmu? " tanya Yuki sambil sedikit mengangkat kepalanya. Al menatap Yuki dalam, Al rindu pada perempuan yang ada dihadapannya ini, aroma tubuh ini, sangat Al rindukan. Dengan cepat Al menarik tubuh Yuki dan memeluknya erat, seolah tidak ingin di lepaskan.
Dengan sekuat tenaga Yuki mendorong dada Al, sampai Al tersungkur di lantai.
" pergi!!! aku gak mau liat kamu lagi!!" teriak Yuki bergetar menahan tangis. Al terbangun dan menatap Yuki dengan perasaan tersiksa.
" kenapa?? apa udah gak ada lagi gue dihati lo hah?? apa pria-pria sialan itu yang sekarang ada di hati lo?? " teriak Al sambil mendorong tubuh Yuki ke tembok dan menahannya lagi.
" cukup Al!!! cukup nyalahin aku, aku bukan cewek kaya gitu!!! Kamu yang memulai duluan " mata Yuki semakin merah, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya terjatuh. Dengan cepat Yuki langsung menghapusnya.
" aku tau Al...semenjak putus denganku kamu semakin dekat dengan Violakan? aku rela jika kamu memang ingin bersama Viola, tapi aku mohon Al, jangan datang mencariku lagi, Rasanya hatiku semakin sakit " ucap Yuki bergetar, air matanya terus berjatuhan tak terbendung lagi. Al menatap wanitanya yang terluka
"dekat dengan Viola?? Yuki apa kamu lebih percaya ucapan orang lain dibanding aku?? " jawab Al dengan tatapan yang menyakitkan. Yuki terduduk dan menunduk. Alpun mengikutinya. Al tak melepaskan pandangannya. Matanya terus menatap Yuki, Seolah takut wanita itu jauh dari jangkauannya.
" demi tuhan, demi nyawaku taruhannya, aku sangat mencintaimu Yuki. Tak ada perempuan lain dihati aku selain kamu " tatapan mata Al melembut. Hati Yuki tersentuh dan berdesir ketika mendengar ucapan Al baru saja. Namun mengingat bukti-bukti yang sudah Yuki lihat dengan mata kepalanya Yukipun menggelengkan kepalanya cepat.
" aku harus bersembunyi dimana lagi Al, jika kamu terus menemuiku " ucap Yuki. Al menatap Yuki semakin dalam, Al tidak menginginkan Yukinya jauh darinya. Tersiksa rasanya, sangat tersiksa. Bagi Al Yuki adalah Heroin, Narkotika, Al benar-benar kesakitan jika Yukinya hilang.
" cukup selalu disamping gue Yuki. Kalo lo menghilang lagi..." ucapan Al tertahan
" lo akan liat gue mati!!! " tegas Al. Yukipun menatap Al. Tatapan yang benar-benar kesakitan. Yuki tau saat Al berbicara serius.
" kau yang memulai Al, kau yang berselingkuh. Aku sangat membencimu " isak Yuki terluka
" kenapa lo selalu percaya ucapan orang lain Yuki? " ucapa Al bergetar, mendengar semua pernyataan dari mulut Yukinya
" jangan mengancamku!!! " Yukipun mendorong tubuh Al dan memohon kepada Al sambil berjongkok, Al berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan Yuki, Al menarik tengkuk Yuki dan menempelkan kepalanya dengan kepala Yuki