Malam itu jam menunjukkan pukul 9 malam, Yuki nampak mondar-mandir dekat pintu luar. Tumben sekali Al belum pulang, setelah menikah Al biasa pulang sore, Yuki sudah menelfon ke kantornya karena handphone pribadinya tidak aktif. Yuki menelfon lewat telfon rumah, namun sama saja telfon kantornya tidak ada yang mengangkat. Semenjak hpnya dirusak Al, Al setiap waktu menelfon ke telfon rumah. Namun kali ini Al tidak ada mengabarinya. Yuki sangat khawatir. Tiba-tiba seseorang membuka pintu. Yuki langsung tertuju pada seorang laki-laki yang tersenyum sambil membawa bucket bunga dan shopping bag kecil di tangannya.
" hai sayang " sapanya. Yuki langsung berjalan menghampirinya
" kamu darimana sajasih?? Kenapa handphonemu tidak aktif??" tanya Yuki sedikit membentak. Al tersenyum melihat perlakuan istrinya yang mengkhawatirkannya.
" maaf sayang, tadi aku membeli ini " ucap Al memberikan bunga. Yuki merona diberi bunga oleh Al, Al sangat romantis.
" ini permintaan maafku karena sudah memarahimu. Dan ini sayang aku membeli handphone untukmu, yaa mengganti yang aku rusak " Al menarik Yuki ke pelukannya.
" Al... Harusnya kamu mengabariku dulu " ucap Yuki memerah.
" maaf sayang, itu yang sering aku rasakan ketika kamu tidak mengangkat telfonmu " ucap Al mengusap rambut Yuki.
" kau sedang balas dendam? " tanya Yuki menengadah menatap Al yang lumayan jauh lebih tinggi darinya. Al tersenyum dan menunduk mencium kening Yuki
" tidak sayang " ucapnya
" yaudah aku ke kamar mandi duluya " ucap Al melepaskan pelukan Yuki. Yuki mengangguk.
Didalam kamar, Ketika Al sedang mandi, Yuki berfikir keras. Mood Al sedang bagus, apa sebaiknya Yuki mengatakannya sekarang. Tapi Yuki takut itu malah merusak Mood Al. Lalu bagaimana dia menemui Stefan. Bagaimanapun Stefan seperti satu-satunya keluarga untuknya. Yuki sangat merasa bersalah karena tidak memberi tahu pernikahannya pada Stefan. Tapi Al sangat tidak suka jika dia berdekatan dengan Stefan. Apa sebaiknya Yuki pergi diam-diam saat Al sedang bekerja?? Fikiran nakalnya mulai bergejolak, namun hati kecilnya menolak keras. Tidaaakk, kau seorang istri sekarang!!! Kemanapun kamu pergi harus mendapatkan izin suami.
" ehmm... " Al memecahkan lamunan Yuki yang berkecamuk. Al nampak memakai handuk kimono putih dengan rambut basahnya.
" aaahh sayang, aku sudah menyiapkan bajumu " ucap Yuki sambil menunjukan baju di tempat tidurnya. Al berjalan mendekati Yuki. Tangan dinginnya menyentuh pipi hangat Yuki.
" kamu kenapa?? Sejak tadi aku berdiri disana fikiranmu seperti sedang tidak disini ?" ucap Al menatap mata Yuki.
" mmmm enggak kok Al, aku hanyaa " ucapan Yuki terhenti. Al menatap Yuki intens
" aku sangat mengenalmu, katakan sayang, apa yang mengganggu fikiranmu hmm? " tanya Al memegang pinggang Yuki dan menciumi pundak Yuki.
" Al..... " ucap Yuki pelan
" hmmmmhhh?? " ucap Al sambil menciumi pundak lalu leher Yuki. Al sangat menyukai aroma tubuh istrinya yang wangi bunga.
" tadi siang Nina datang kesini " terang Yuki pelan.
" lalu?? " Al menatap mata Yuki dan kembali mencium leher Yuki sambil mengeratkan pelukannya.
" Nina berkata kalau... " ucap Yuki ragu-ragu.
" kalau??? " Al mendekatkan bibirnya ke bibir Yuki, dan menciumnya sekilas.
" kalau Stefan sudah pulang ke Indonesia " ucap Yuki dengan jantung yang berdegup cepat. Seketika Al menghentikan aktifitasnya dan melepaskan pelukannya dari tubuh Yuki. Rahangnya nampak mengeras.
" Al...." Yuki mengusap pipi Al, namun Al menepisnya dan membawa bajunya dengan tergesa-gesa. Yuki duduk di ujung tempat tidurnya dan menatap Al yang sedang memakai kaos tidurnya
" Al... bagaimanapun Stefan seperti keluargaku, dia satu-satunya keluargaku jauh sebelum aku mengenalmu " terang Yuki
" aku merasa sangat bersalah, karena aku tidak memberitaukan dia ketika hari kebhagiaanku. Dia selalu ada disaat aku sedih, mana bisa aku tidak memberitau seberapa bahagianya aku sekarang!!! " ucap Yuki berentetan" aku sudah mendapatkan kamu, aku tidak ingin siapa-siapa lagi!!" Yuki berdiri menghadap Al dan menangkup pipinya.
" percayalah sayang, dihatiku tidak ada lagi lelaki manapun Al. Hanya kamu yang ada disini, suamiku!!" ucap Yuki memegang dadanya. Al menatap Yuki ragu. Namun Al mendapat mata yang tulus disana. Lalu dengan berani dan pertama kalinya Yuki menarik tengkuk Al dan mencium bibirnya sangat lembut. Al merasa belum siap, dia menatap mata Yuki yang terpejam. Ciuman bibir Yuki semakin lembut dan menuntut, Alpun langsung menutup matanya dan menarik pinggang Yuki agar lebih rapat dan menciumnya dalam seolah kata-kata dan ketakutan di diri Al ia curahkan lewat ciumannya. Yuki merasa kehabisan oksigen, lalu Yuki melepaskan bibirnya pelan. Mata Al terbuka, nafasnya terengah-engah dan dadanya naik turun. Yuki mengelap bibir Al yang merah dan basah. Al menatap mata Yuki berapi-api, Al sangat mencintai istrinya, dia sangat takut kehilangan istrinya, hal itu yang sangat Al takutkan. Al kembali menarik tengkuk Yuki dan mencium bibirnya lama.
" Yuki... " ucap Al bergetar menatap mata Yuki
" hmmmh " jawab Yuki membalas tatapan Yuki
" apa kamu mencintaiku? " tanya Al
" Al itu pertanyaan bodoh " jawab Yuki menjauh dari Al. Al seolah tidak suka dengan jawaban Yuki
" aku sudah tau!!! " ucap Al menuju tempat tidurnya dan membaringkan badannya disana.
" Al.... kenapa kamu selalu seperti anak-anak?? Aku menikahimu berarti aku akan menghabiskan sisa umurku bersamamu. Itu lebih dari cinta Al " ucap Yuki kesal.
" lalu kenapa kau sulit untuk mengatakan atau membalas kata-kata itu ketika aku mengatakannya?? " timpal Al terbangun dari tidurnya
" kau terlalu kekanak-kanakan !!" cetus Yuki kesal sambil membaringkan tubuhnya di tempat tidur, lalu menarik selimutnya dan tidur membelakangi Al. Diam beberapa saat.
" aku mengijinkan kamu bertemu dengan Stefan!!! " tegas Al dengan suara berat. Kali ini Yuki yang terbangun dari tidurnya dan terduduk
" benarkah? " tanya Yuki tersenyum
" tapi bersamaku!! " tegas Al
" itu bukan masalah, bukankah itu lebih bagus " jawab Yuki tersenyum. Alpun mengangguk seperti masih keberatan
" terimakasih Al " ucap Yuki. Al menatap Yuki dan mengangguk.
Siang itu Yuki dan Al datang ke apartemen Stefan. Tidak lama kemudian Stefan membuka pintu Apartemennya
" Yuki.. " ucap Stefan, Stefan refleks menarik Yuki dan memeluknya erat. Menumpahkan semua kerinduan pada sahabatnya sejak kecil itu, Yukipun sama hal dengan Stefan. Yuki membalas pelukan Stefan. Sementara Al dia seperti kebakaran jenggot. Al langsung menarik Yukinya. Yuki menyadari kalau Al tidak suka lalu Stefanpun menyalami Al. Stefan mempersilahkan Yuki dan Al masuk.
" lo kapan dateng ke indo? " tanya Yuki
" 2 hari yang lalu, dan orang yang pertama gue cari setelah gue sampe itu lo " jawab Stefan. Al langsung menatap Stefan sinis
" maaf yaa.... bukan gue gak ngasih tau. trakhir lo pergi, lo pergi gitu aja tanpa bilang dulu sama gue, gue ragu kalau ngehubungin lo " ucap Yuki beralasan.
" gue kecewa sama lo " ucapan Stefan membuat Al semakin naik darah. Tiba-tiba seseorang datang menghampiri mereka ke ruang tamu. Seorang wanita berambut panjang kecoklatan dengan mata tajam.
" Al " ucap wanita itu, Al yang dipanggil menatap seseorang itu
" Celine? " tanya Al memastikan. Sementara Stefan dan Yuki saling tatap sambil mengerutkan keningnya.