Part 10

4K 279 15
                                    

" Yuki... Maksud dari akhiri saja itu apa? " tanya Al menyunggingkan senyumnya.

" gue telat ngejemput sebentarkan?  itupun gue ngasih kabar dulu!! Seharusnya gue yang marah, lo gak ada di kampus ketika gue datang jemput lo, dan parahnya lo malah matiin handphone lokan?? " tambah Al berentetan. Yuki jengah mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Al. Yuki memberikan 2 kertas foto yang sudah kusut karna Yuki remas. Mata Al hampir keluar dari tempatnya ketika melihat apa yang ia lihat.

" ini foto apa? " tanya Al menatap Yuki

" foto apa?? Harusnya aku yang bertanya seperti itu sama kamu " tegas Yuki.

" tapi gue bener-bener gak tau Yuki demi tuhan " Al memegang pundak Yuki.

" sudahlah Al.... apa kamu gak cape setiap kali kita selalu bertengkar? Setiap kali selalu berpura-pura seperti ini. Aku fikir.... sebaiknya akhiri saja " ucap Yuki menunduk menahan tangis.

" pura-pura maksud kamu??? akhiri apa??? apa yang di akhiri??? " sentak Al

" jangan pernah temui gue lagi Al " ucap Yuki menggigit bibir. Al melotot dan memegang pergelangan tangan Yuki.

" lo lebih percaya foto dari pada gue? " tanya Al

" lepasin Al... Sakiitt... " ucap Yuki sambil berusaha melepaskan tangan Al.

" jawab Yuki " tegas Al

" kita berakhir aja Al, jangan pernah temui aku lagi "

" ENGGAK!! " teriak Al

" lepasin Al, kalo lo gak lepasin tangan gue, lo bakal liat gue mati " ancam Yuki menatap Al. Al melotot mendengar ucapan Yuki. Apa yang baru saja Yuki katakan cukup membuatnya sangat terkejut. Alpun melepaskan tangan Yuki.

" Yuki.... dengerin dulu penjelasan aku, jangan kaya gini, kamu salah paham!!! " ucap Al mengejar Yuki yang mulai membawa kopernya dan berjalan ke luar, namun Al lagi-lagi menahan pintunya.

" Kamu liat di foto ini gue di bopong Yuki, gue gak sadar!!!" ucap Al sambil memperlihatkan fotonya. Namun Yuki hanya membuang muka sudah tak ingin mendengarkan penjelasan Al sedikitpun.

" sudah ada beberapa bukti Al, sudahlah " isak Yuki

" bukti apa lagi?? " tanya Al prustasi

" tempo hari, ketika aku datang ke ruanganmu, kamu sedang membenarkan sleting baju Viola, lalu dengan adanya foto ini, semua sudah cukup jelas Al " terang Yuki dengan nada bergetar menahan tangis

" tempo hari??itu sudah selesai Yuki!!! Kenapa kamu mengungkitnya??? plisss jangan kaya gini, pliiiisss kamu salah paham " ucap Al memegang pundak Yuki. Namun Yuki hanya menggelengkan kepalanya

" aku berfikir...kalau kita memang sudah gak bisa dipertahankan lagi, kita sudahi saja Al, jangan pernah temui, atau hubungi aku lagi, aku udah gak mau liat kamu lagi,aku mohon Al" Yuki memelas, jantung Al rasanya terjatuh, hatinya remuk, sakit sekali rasanya melihat kekasihnya meminta permohonan yang sama sekali tidak ia ingikan. Yukipun membuka pintu apartementnya dan keluar dari sana, Al menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Tubuh Al ambruk, kakinya lemas tak bisa lagi menahan tubuhnya. Al menangis tak percaya. Baru kali ini Yukinya berkata seperti itu. Foto ditangannya ia remas

" gue bakalan buktiin sama lo, kalo itu semua gak bener Yuki " tekad Al

     Sore itu Yuki baru saja selesai kuliah, hari ini benar-benar hari yang sangat buruk, hatinya sudah patah ditambah lagi pagi tadi Yuki mendengar kalau Stefan sudah pindah kembali ke luar Negri, dan parahnya tanpa bilang pada Yuki. Mungkin memang wajar jika Stefan marah padanya, karena memang sikapnya pada Stefan terlalu cuek. Namun kenapa harus terlambat seperti ini, ketika Yuki benar-benar butuh sosok Stefan, Stefan malah pergi meninggalkannya. Sejak pagi Yuki terus menghubungi nomor telfon Stefan, namun Hpnya tetap tidak bisa dihubungi. Seperti biasa Nina bersamanya, Yuki tetap mencoba menghubungi Stefan, namun tiba-tiba Yuki dikagetkan dengan Al yang sudah berada dihadapannya.Yuki memasukkan Handphonenya itu ke dalam tas lalu Yuki menatap Al tak suka, sementara Al hanya menatap Yuki tanpa kata. Nina sudah memgetahui semua permasalahan yang terjadi antara sahabatnya itu, namun Nina tidak ingin ikut campur.

" gue duluan ya " ucap Nina kaku.

" tunggu Nin " tahan Yuki menarik tangan Nina. Al melihat tangan Nina yang Yuki tarik.

" ayo pulang!! " Al menarik tangan Yuki, namun dengan cepat Yuki melepaskan tangannya yang di tarik Al.
Al nampak menarik paksa Yuki dan mendorongnya ke dalam mobil. Sementara Nina menyaksikan semuanya menjadi salah tingkah, dia bingung. Al menutup pintu mobilnya dan tanpa permisi Al melajukan mobilnya. Nina hanya termangu melihat sahabatnya bak di culik.

Didalam mobil.

" siapa yang lo hubungi sejak pagi?? Lo tau telfon lo selalu sibuk tiap gue hubungi, bahkan sampai tadi gue liat lo berusaha menelfon seseorang!!! Siapa yang lo hubungi sampai lo mengabaikan gue? " ucap Al dengan Nada sedikit naik. Yuki hanya melihat ke arah jalan, tanpa mengabaikan pertanyaan Al. Al merebut Hp Yuki yang sejak tadi ia pegang. Sontak Yuki melihat Handphonenya yang direbut oleh Al, lalu Al melihat panggilan keluar yang diakukan Yuki ternyata semua nama Stefan. Tubuh Al rasanya terbakar.

" apa yang lo lakuin Yuki?" teriak Al. Dengan cepat Yuki merebut kembali Handphonenya.

" cukup Al!!! Kamu jangan pura-pura seolah-olah kita gak ada apa-apa. Kita ini udah gak ada apa-apa lagi, jadi berhenti untuk datang menemuiku dan berhenti untuk mencampuri urusanku!!!" ucap Yuki dengan nada naik. Al nampak sangat kesal, matanya menyala dan rahangnya nampak mengeras.

" berhenti!!!" tegas Yuki, Namun Al semakin melajukan mobilnya dengan cepat.

" BERHENTI!!! atau gue lompat " ancam Yuki. Al sangat mengenal Yuki, Yuki tidak akan pernah main-main dengan ucapannya. Al menghentikan mobilnya dan Yukipun segera keluar dari mobil Al. Al memukul stir kemudi dengan sekuat tenaga, ia sangat frustasi.

     Seminggu berlalu, Al masih mencari bukti atas foto-foto yang Yuki terima saat itu. Al jelas tidak pernah menghianati perempuan yang sangat ia sayangi melebihi dirinya sendiri itu. Al tidak bisa melihat Yukinya, Al tidak tau dimana Yukinya tinggal sekarang. Yuki benar-benar menghilang, Al sendiri merasa tersiksa seminggu ini tidak melihat ataupun tau keadaan Yukinya itu membuat Al sangat tersiksa dan terpukul, jangankan untuk bekerja untuk makanpun rasanya Al tidak berselera, Yuki benar-benar menghilang. Pekerjaan Al banyak tertunda. Fikirannya kalut, sementara Viola sudah Al pecat sejak kejadian foto tersebut sampai ke tangan Yuki. Ketika diminta penjelasan Viola hanya menangis dan terus menangis hal tersebut membuat Al sangat kesal dan memecatnya.

" Yuki.... aku benar-benar bisa mati kalau terus seperti ini " bisik Al berkaca-kaca. Tangannya mengusap-usap walpaper Handphonenya yang terdapat foto Yuki yang sedang tertawa lepas.

     Siang itu Yuki mulai kuliah lagi, seminggu ini badannya benar-benar ngedrop dan Yuki tidak memberi taukan keadaannya pada siapapun. Yuki hanya sedang ingin menyendiri, rasa kecewanya kepada pria yang sangat ia cintai dan sangat ia percayai membuatnya sedikit depresi.

" kuy.... lo kemana ajasihh??? Hp lo gak aktif, gue juga gak tau tempat tinggal lo sekarang dimana, lo bikin gue khawatir tau gak? " ucap Nina berentetan ketika melihat Yuki yang tiba-tiba datang setelah seminggu tidak ada kabar.

" maafin gue Nin, gue cuman gak mau Al tau keberadaan gue " jawab Yuki murung

" tapi gak sama gue Kuy, gue berhak tau lo dimana dan keadaan lo gimana. Beberapa hari Al memang selalu datang dan menanyakan lo " jawab Nina

" gue bener-bener sakit banget Nin, gue gak percaya kalo Al bisa ngelakuin itu sama gue, gue bener-bener gak percaya " ucap Yuki bergetar, Ninapun memeluk Yuki dan menenangkannya.

Sepulang kuliah, Nina dan Yuki sedang berjalan menuju parkiran, tiba-tiba Yuki dikagetkan dengan seorang laki-laki yang tiba-tiba keluar dari mobil dan menghampirinya.

" Hai... " sapanya tersenyum, Nina memandang lelaki itu dan terus saling pandang dengan Yuki.

" kak Gio... " ucap Yuki heran. Sementara Gio hanya tersenyum

" tumben ka, ada keperluan apa kesini? " tanya Nina heran

" eeehhhh.... gue... gue mau jemput Yuki " ucapnya gelagapan sambil melihat Yuki. Mata Yuki seketika melotot karna kaget.

OverprotectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang