Siang itu Yuki menatap testpack bergaris dua tanpa mengedipkan matanya, luar biasa senang,sangat senang hatinya bersorak gembira, mulutnya menganga lebar. Yuki memegang perutnya yang masih rata, lalu menatapnya berkaca-kaca. Yuki mengucap syukur beratus-ratus kali akhirnya setelah 2 tahun dan tepat di tanggal anniversarry pernikahannya dengan Al ia di anugrahi seorang malaikat kecil yang sangat ia dan Al dambakan. Yuki bergegas keluar dari kamar mandi dan merencanakan untuk tidak memberi tau kabar bahagia ini kepada Al sekarang, Yuki akan memberitahukan Al diwaktu yang tepat dengan memberikan sedikit surprise. Senyum Yuki tak pernah luntur sejak tadi. Dia membayangkan betapa terkejutnya Al nanti jika dia tau. Yuki akan memasak semua makanan kesukaan Al lalu akan memberikan testpack tersebut sesudah makan nanti. Aaaaaahhh pasti ini akan sangat mengejutkan suaminya yang pemarah itu. Mungkin dengan adanya kehadiran malaikat kecilnya itu akan membuat sikap Al berubah dan bisa menahan emosinya, Yuki sangat mengharapkan itu terjadi. Yuki sudah tak sabar. Lalu Yuki mengusap kembali perut ratanya
" Nak.....kita beri tau papamu nanti ya " ucap Yuki dengan mata berkaca-kaca. Namun tiba-tiba kepala Yuki terasa sangat berat dan sakit, mual rasanya. Yukipun bergegas ke wastafel dan memuntahkan semua isi perutnya.
" Aaahhh sayang, kamu jangan membuat curiga papamu nanti ya " ucap Yuki tersenyum. Namun badannya terasa menggigil tidak lama Yukipun mendengar suara bibi mengetuk pintu kamarnya.
" Masuk bi " ucap Yuki lemas, bi Atikpun masuk bermaksud mengambil cucian milik Yuki dan Al, namun melihat Yuki yang nampak duduk lemas dan pucat di ujung tempat tidur sambil memegang kepalanya, bi Atik khawatir dan menghampiri istri tuannya itu.
" Non Yuki tidak enak badan ?" Tanya bi Atik melihat Yuki. Yukipun menggelengkan kepalanya namun tangannya tidak lepas dari memegang kepalanya. Bi Atikpun tidak mempercayai Yuki.
" Non " bi Atik memegang kepala Yuki
" Astaga non panas sekali, bibi panggilkan dokter ya " bi Atik bergegas menuju telfon yang ada di nakas sebelah tempat tidur Yuki dan Al.
Tidak lama kemudian dokter Firmanpun datang, lalu dokter Firman menjelaskan keadaan Yuki kepada bi Atik yang nampak sangat khawatir dengan keadaan Yuki yang sebenarnya bukan sedang sakit parah. Bi Atik merasa luar biasa bahagia dan tersenyum lebar kepada Yuki. Setelah mengantarkan dokter Firman bi Atik langsung menghampiri Yuki sambil tersenyum.
" Selamat ya noooon " ucap bi Atik memegang tangan Yuki. Yukipun tersenyum membalas pegangan tangan Bi Atik
" Makasih bi " ucap Yuki lemas, kepalanya masih terasa sangat berat.
" Non Yuki sudah telfon den Al ?" Tanya bi Atik. Yuki menggelengkan kepala lemas.
" Bi, Yuki boleh minta tolong ?"
" Tentu saja non, mau bibi belikan atau ambilkan apa ??" Ucap bi Atik langsung berdiri dari duduknya. Namun Yuki tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan menarik pelan tangan Bi Atik untuk kembali duduk.
" Yuki hanya minta tolong untuk merahasiakan sementara kepada Al, Yuki ingin memberi kejutan untuk Al " ucap Yuki tersenyum
" Baik non, bibi pasti akan merahasiakannya " ucap bi Atik tersenyum lebar
" Makasih ya bi " ucap Yuki memeluk bi Atik.
. . .
Yuki terbangun dari tidurnya, ia hanya mendengar suara tetesan infus, dan suara isakan tangis seseorang. Tangannya sangat berkeringat karena genggaman tangan seseorang itu. Sedikit demi sedikit Yuki membuka matanya. Yuki merasa kalau perutnya sedang di pegang oleh tangan seseorang,
