Pagi itu tidak seperti pagi biasanya. Mata Yuki nampak bengkak. Bukan karena semalam Yuki terlelap tidur. Namun Yuki terlalu banyak menangis. Yang biasanya pagi-pagi sudah dipenuhi dengan kata-kata romantis dan candaan. Lain dengan pagi ini. Pagi ini nampak begitu dingin dan sepi. Tidak ada canda, tidak ada tawa dan tidak ada kata romantis. Namun Yuki tidak melupakan kewajibannya. Dia tetap menyiapkan sarapan dan keperluan untuk Al bekerja. Seperti biasa Yuki memakaikan dasi dan merapikan penampilan Al. Namun tidak ada obrolan pagi itu. Hanya ada tatapan tajam dari mata Al. Al sungguh tersiksa dengan perlakuan istrinya itu. Ia ingin sekali mencium pipi istrinya yang chubby berisi itu. Setelah selesai memakaikan dasi pada suaminya, Yukipun bermaksud untuk mengerjakan pekerjaan lain namun Al menariknya dan menghadapkan muka Yuki dekat dengan mukanya.
" maaf " ucap Al menatap mata Yuki yang bengkak karena pertengkarannya semalaman. Lalu Yuki menunduk dan menangis. Al terlihat panik
" sayaang... " Al mencari wajah Yuki yang menunduk. Namun Yuki hanya menatap Al dengan mata yang penuh air mata. Tanpa menjawab pertanyaan dari Al. Yuki menyeka air matanya itu.
" sebaiknya kamu cepat pergi, ini sudah hampir jam 8 " gumam Yuki melepaskan Al. Yuki bergegas meninggalkan Al. Namun Al menariknya
" Yuki.... " Al memegang pinggang Yuki
" aku sangat mencintaimu, tentang Celine. Maafkan aku karena tidak memberi taumu. Bagiku itu sangat tidak penting. Karena untukku tidak ada perempuan lain lagi selain kamu " Al memegang dagu Yuki. Menatap tajam dan dalam mata istrinya yang merah itu. Yuki mengangguk dan melepaskan dekapan Al. Namun lagi-lagi Al menarik Yuki." aku mencintaimu, sangat mencintaimu " ucap Al mencium bibir Yuki lembut. Yukipun melepaskan ciuman Al dan mendorong dada Al
" aku harap kamu tidak memperlakukan aku seperti ini Yuki " ucap Al menatap mata Yuki dengan posisi masih memegang pinggang Yuki
" aku takut bila nanti kita tidak bisa bersama lagi " ucap Al parau, Yuki mengerutkan keningnya seolah tidak suka dengan ucapan Al baru saja.
" bila itu terjadi aku akan terus berjuang agar kita terus bersama. Namun satu yang aku takutkan " gumam Al menatap mata Yuki dalam-dalam.
" apa itu Al? " tanya Yuki membalas tatapan Al yang kini mulai melemah
" bila kau sudah menghapusku dari hidupmu, tidak mencintaiku lagi, maka... " ucapan Al terhenti pegangannya kepada pinggang Yuki melemah
" maka?? " tanya Yuki masih membalas tatapan Al
" lebih baik aku mati, karena aku tidak bisa menerima kenyataan itu " kata Al memalingkan pandangannya dari mata Yuki.
" Al!!!!! " sentak Yuki tidak suka dengan ucapan Al baru saja.
" kau nafasku Yuki, kau jantungku, kau hidupku, jangan pernah kau hapus aku dari hatimu, karena kau tau?? Aku tidak akan baik-baik saja tanpamu " kali ini mata Al memerah.
" cukup Al " ucap Yuki kesal.
" tanpamu aku mati!!! " tegas Al. Yuki menarik Al dan membungkam mulut Al dengan ciuman lembutnya. Yuki tidak suka dengan kata demi kata yang baru saja keluar dari mulut Al.
" aku juga mencintaimu Al " ucap Yuki menempelkan keningnya di kening Al, lalu Yuki mengelap bibirnya yang basah. Alpun mencium kening Yuki lama.
. . .
malam itu Handphone Yuki berbunyi. Sementara Yuki sedang berada di kamar mandi, dan Al sedang bersandar di tempat tidurnya sambil mengotak-atik remot Tv. Mendengar handphonenya yang berada di nakas berbunyi, Al lekas beranjak dan melihat siapa yang menelfon istrinya itu.