Yuki mengambil kotak P3K dan mulai membungkus lukanya dengan plester. Lalu dari belakangnya Al menghampiri Yuki.
" Yuki.... " Panggil Al
" Yaa " jawab Yuki menatap Al. Al tertegun sambil menatap Yuki, Al kehabisan kata-kata menatap muka istrinya yang polos, Al teringat hinaannya kemarin, Al benar-benar lepas kontrol.
" Kenapa Al ?? Sarapanmu sudah siap di meja makan, kamu membutuhkan sesuatu yang lainnya ?" Tanya Yuki
" Tidak " ucap Al menggelengkan kepala.
" Baiklah " jawab Yuki, sambil berlalu meninggalkan Al. Tiba-tiba tangan Yuki ditarik Al. Yuki melihat lengannya lalu menatap wajah Al.
" Aku ingin memelukmu " ucap Al menatap mata Yuki. Yuki hanya tersenyum. Lalu melepaskan tangannya yang ditarik Al dan pergi meninggalkan Al. Yuki belum memaafkan Al, Al merasakannya dan menyadarinya.
Sore itu Al baru saja pulang dari kantornya. Al cukup kesal karena sejak siang pesan ataupun telfon darinya tak sedikitpun Yuki respon. Dan sekarang Yuki tidak ada menyambutnya seperti biasanya, lalu Al mencari-cari Yukinya itu. Lalu bi Atikpun datang menghampiri Al.
" bi Yuki kemana ?" Tanya Al menahan emosi
" Non Yuki tidak enak badan den, non Yuki sedang istrahat di kamar " jawab bi Atik. Setelah mendengar ucapan bi Atik, Alpun berlari ke kamarnya. Benar saja terlihat Yuki yang sedang terbaring lemas di atas tempat tidur, mukanya merah. Al langsung menghampiri istrinya dan memeluk wajah pucatnya. Yuki kaget karena tiba-tiba badannya terasa melayang. Al merasakan kalau tubuh istrinya sangat panas.
" Al.... " Ucap Yuki lemas
" Sayang, badanmu panas sekali. Kita ke rumah sakit ya ?" Ucap Al buru-buru. Yuki melepaskan pelukan tubuh Al sambil terbatuk. Wajah Al menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. Yuki menggelengkan kepalanya.
" Sayang, kamu harus ke rumah sakit " ucap Al
" Enggak Al, tadi siang dokter Firman udah kesini " jawab Yuki lemas
" Lalu apa katanya ??" Tanya Al masih khawatir
" Aku hanya kelelahan Al " jawab Yuki . Alpun membenahi bantal agar Yuki nyaman.
" Badanmu panas sekali " ucap Al memegang kening dan pipi Yuki. Yuki hanya terdiam merasakan pusing yang bersarang di kepalanya. Alpun menyelimuti Yuki, lalu Al membuka jas kerjanya dan melemparkannya ke segala arah, Al menggulung kemeja putihnya. Lalu Al turun dan menyuruh bi Atik membuatkan teh hangat. Lalu Al membawa air es dan beberapa handuk. Al nampak sangat sibuk dan khawatir bi Atik hanya menggelengkan kepalanya.
" Sayang minum " ucap Al mengangkat kepala Yuki. Lalu Al mengompres kening Yuki dengan air es.
" Al ganti pakaianmu, makanlah dan istirahat " ucap Yuki lemas. Al menggelengkan kepalanya lalu meraih tangan lemas Yuki dan menciumnya.
" Aku gak mau " ucap Al menatap Yuki.
" Kenapa ?? " Tanya Yuki heran
" Aku ingin menemanimu " jawab Al. Yuki hanya terdiam dan memejamkan matanya kembali. Al menatap wajah Yuki yang pucat. Kekesalan pada dirinya sendiri menyeruak, Al sangat menyesal telah menghina dan memarahi istrinya. Bukankah sebelumnya Al'lah yang mengizinkan Yuki untuk meraih keinginannya. Harusnya Al tau kalau pekerjaan seorang model itu seperti apa. Dan kalaupun Al tidak menyukainya harusnya Al bicarakan dengan Yukinya, bukan malah mencaci dan menghinanya. Maka dari itu Yuki marah padanya, dan Al sangat menyadari kalau Yuki sangat terpukul sampai dia jatuh sakit seperti ini. Tidak terasa matanya basah Al menyadari kesalahan pada istrinya sulit di maafkan, apalagi sampai membuat istrinya jatuh sakit, ini sangat menyakitkan untuk Al. Al mengacak rambutnya frustasi. Dipegangnya tangan Yuki erat dan di ciuminya tangan Yuki berkali-kali.