" kalian saling kenal? " tanya Stefan
" ya sayang, aku sangat mengenal pengusaha muda dihadapanku ini " ucap perempuan itu menatap Al, sambil duduk di sebelah Stefan. Yuki nampak heran melihat sikap Al yang salah tingkah. Terlebih lagi dengan kedatangan Celine yang menyebut sahabatnya itu dengan panggilan sayang. Itu berarti Stefan sudah mempunyai kekasih. Yuki senang jika memang seperti itu.
" ohh, kamu kenal dimana? " tanya Stefan lagi
" itu tidak penting sayang!!! " jawab Celine sinis.
" oohh ini Yuki yang katamu sahabatmu itu " ucap Celine melihat Yuki tersenyum. Stefan mengangguk sambil menatap Yuki. Yuki tersenyum pada Celine" dan kamu istri Al? " tanya Celine lagi
" yaa..aku Yuki " sapa Yuki ramah
" dia yang selalu kamu ceritakan sepanjang hari? " tanya Celine pada Stefan. Stefan mengangguk sambil tersenyum pada Yuki lagi-lagi Al sangat tidak menyukai apa yang baru saja ia dengar itu.
" dan dia juga yang membuat kamu menolak perjodohan mama kamu itu Al?? " kini Celine bergantian melihat Al. Al seperti tersedak ketika melihat pandangan intimidasi semua orang yang ada disana." perjodohan? " tanya Yuki heran
" kamu tidak tau memangnya? " tanya Celine tersenyum. Yuki menggelengkan kepalanya sambil menatap Al
" Celine kamu berkata apa? " tanya Stefan heran
" aku pernah menceritakan padamu kalau aku gagal menikah kau ingat? " tanya Celine pada Stefan. Stefan seolah tertegun mengingat-ingat lalu dia mengangguk pasti
" aku gagal menikah dengan pria bernama Al. Laki-laki yang arogan dan dingin!!! " Celine memandang Al penuh kebencian. Yuki terdiam seribu bahasa.
" aku tidak mengira dunia bisa sesempit ini, dan aku tidak menyangka kalau permasalahanku dengan 2 pria ini hanya dengan 1 wanita " ucap Celine. Yuki menunduk mengerti semua ucapan Celine
" apa yang kamu katakan? " tanya Stefan seolah menyuruh berhenti ocehan Celine.
" tapi sekarang aku bahagia Stef. Aku sudah bersamamu dan sangat mencintaimu " jawab Celine mencium pipi Stefan. Stefan hanya terdiam kebingungan melihat Celine.
" aku cukup kaget mengetahui semua ini " ujar Yuki tersenyum penuh arti
" akupun begitu " jawab Stefan.
" aku tidak menyangka bahwa perempuan yang aku temui di luar negri itu ternyata mempunyai masalah dengan suami sahabatku, ini seperti Novel-Novel atau Cerita-cerita yang sengaja di permainkan oleh penulisnya!! " seru Stefan kesal. Al hanya terdiam memegang tangan Yuki. Al seolah mengerti dengan apa yang akan terjadi nanti pada istrinya. Istrinya pasti akan berfikiran yang tidak-tidak." Yuki... sebaiknya kita pulang " ajak Al tidak nyaman
" ya... sebaiknya begitu Al " jawab Yuki menatap Al.
" Yuki.... aku masih ingin bicara banyak " ucap Stefan.
" kita bisa bertemu lagi Stef " ucap Yuki yang membuat Al mengepalkan tangannya.
" kami permisi " ucap Al sambil menarik Yuki.
Sepanjang perjalanan tidak ada perbincangan di dalam mobil. Yuki sibuk dengan fikirannya sendiri, dan Alpun sama. Sesekali Al melirik ke samping kemudi. Nampak Yuki yang melamun melihat ke arah kiri jalan.
" aku gak suka kalau kamu bertemu dengan Stefan diam-diam " tegas Al.namun tidak ada jawaban dari Yuki.
" kau mendengarku Yuki!! " ucap Al lagi
" ya " jawab Yuki singkat dan pelan. Menurut Yuki Al terlalu mementingkan perasaannya dibanding perasaan Yuki. Al terlalu Egois. Baru beberapa minggu pernikahannya sudah dipenuhi dengan masalah dan pertengkaran. Yuki sangat malas jika harus ada pertengkaran lagi. Namun Yuki juga tidak bisa menahan kekesalannya terhadap Al yang menyembunyikan tentang perjodohannya. Bahkan tidak ada penjelasan sedikitpun padanya. Yuki tidak ingin bertanya. Yuki hanya ingin Al menyadari dan menjelaskan semua perkataan Celine tadi. Yang Al pentingkan hanya ajakan pertemuan Stefan tadi.
Mobilpun terhenti di garasi kediaman mereka. Yuki nampak membuka pintu mobil sendiri tanpa menunggu Al membukakannya seperti biasa. Hal itu disadari Al.
" sayang " panggil Al, namun Yuki tidak menggubrisnya, Yuki terus berjalan memasuki rumah bak istana itu. Alpun menyusul dibelakangnya. Namun alangkah kagetnya Yuki ketika disambut oleh Reva yang sedang duduk di ruang tamu. Yuki mematung, tidak lama Al menghampirinya" kamu kenapasih? " tanya Al pada Yuki tanpa sadar kalau Reva sudah menunggu di ruang tamunya tanpa Dani. Yuki langsung berjalan dan menyalami Reva tanpa menghiraukan Al. Disitulah Al mengetahui kalau Reva sedang menunggu di ruang tamunya. Mamanya datang di waktu yang sangat tidak tepat. "Petaka... " ucap hati Al
" maa... Udah lama? " tanya Yuki. Reva menggelengkan kepalanya
" sekitar 10 menit " jawabnya singkat
" tumben ma, gak sama papa? " tanya Al sambil menyalami mamanya.
" dia ada pertemuan klien di hari weekend. kalian dari mana? " jawab sekaligus tanya Reva. Al terdiam sebentar.
" kita baru saja bertemu dengan teman Yuki, dan Celine mantan kekasih Al " entah kenapa kekesalan merasuki tubuh Yuki sehingga dengan keberanian besar terucaplah kata-kata yang memang tidak diketahui kebenarannya secara pasti. Al melotot mendengar pemaparan Yuki baru saja.
" Celine?? Yang kuliah di inggris itu Al?? " tanya Reva tepat. Hati Yuki yang penuh tanda tanya tentang kebenarannya terjawab sudah.
" dia bukan mantanku!!!" jawab Al dingin
" diakan sempet deket sama kamu Al 6 bulan yang lalu " jawab Reva melirik Yuki. Lagi... kebenaran terungkap lagi, maksud ibu mertuanya itu sebenarnya apa???
" ma!!! Al tidak pernah dekat dengan perempuan manapun kecuali Yuki!! " tegas Al
" Yuki pamit ganti baju dulu ya ma " jawab Yuki. Revapun mengangguk. Al menatap punggung kepergian Yuki.
" kalo maksud mama datang kesini hanya untuk bikin Al sama Yuki berantem mendingan mama pulang!!! " tegas Al dengan kemarahan yang meluap. Sebenarnya bukan hanya karena mamanya saja kemarahan Al ini, sejak tadi sejak di rumah Stefan.
" kamu usir mama?? " tanya Reva berkaca-kaca
" maaf ma.... Al bukan mengusir mama, tapi mama gak usah manas-manasin Yuki " jelas Al
" mama pulang!!" ucap Reva berlalu. Al mengusap wajahnya frustasi. Kedua wanita yang disayanginya sedang marah padanya. Alpun langsung berjalan menghampiri Yuki yang sedang berada di kamar. Yuki nampak duduk sambil bercermin, dengan mengenakan dress santai berwarna hitam.
" sayang.. " Al memeluk Yuki dari belakang, namun dengan cepat Yuki melepaskan pelukan Al dan langsung berdiri
" aku turun ke bawah dulu, mama kamu masih dibawahkan? " tanya Yuki dingin. Al menatap perubahan pada diri Yuki
" enggak, mama udah pulang!! " jawab Al
" oohh, aku gak sempet pamit " jawab Yuki singkat. Al hanya menatap kesalah tingkahan Yuki.
" kamu sedang marah? " tanya Al menatap Yuki. Yuki membalas tatapan Al tanpa menjawabnya. Apakah pertanyaan seperti itu memang harus Yuki jawab.
" aku tau kamu sedang marah " ucap Al lagi. Yuki masih tidak menjawab.
" Yuki katakan sesuatu" ucap Al mendekati Yuki
" aku harus berkata apa Al?? Sementara yang harusnya banyak berkata itu kamu!!" ucap Yuki penuh penekanan
" kamu gak seharusnya mendengarkan ucapan perempuan tadi!!!" ucap Al memegang pundak Yuki
" lalu ucapan mamamu tadi?? apa aku harus tidak mempercayainya juga? " tanya Yuki mulai berkaca-kaca
" Yuki kenapa kamu lebih mempercayai orang lain ketimbang aku?? Itu memang kebiasaanmu!! " ucap Al dengan nada yang mulai meninggi
" apa kamu menjelaskannya Al? " tanya Yuki tak kalah dengan suara lantang. Al terdiam sejenak
" APA KAMU MENJELASKANNYA?? " ulang Yuki penuh penekanan. Al masih terdiam tidak menjawab
" apa kamu sengaja membuat hal kecil menjadi besar, agar dengan bebas kamu bisa melakukan apa yang kamu mau termasuk bertemu dengan laki-laki bernama Stefan itu?? " bukan menjelaskan Al malah semakin gencar memutar balikkan kesalahannya.
" kamu sengaja membuat pertengkaran agar kamu bisa bertemu dengan lelaki itu Yuki?? " tanya Al dengan mata memerah dan pegangan yang erat pada kedua pundak Yuki
" kamu mencintai pria brengsek itu HAH? " ucap Al lantang.
"PLAK" pipi Al memanas, mukanya memerah. Tamparan dari Yuki membuatnya terdiam. Air mata berjatuhan dari pelupuk mata Yuki.