I still remember the third of December, me in your sweater
You said it looked better on me than it did youLagu Conan Gray secara tidak terduga terputar di dalam mobil Dirga. Joanna menatap ke arah luar, memperhatikan titik-titik hujan yang terus menabrak kaca depan mobil Dirga sambil bersenandung mengikuti lirik dari lagu yang sedang terputar.
Selama seharian, Joanna berada di rumah Dirga dan benar-benar membantu mami untuk membuat roti. Kegiatan tersebut berjalan dengan sangat cepat dan bahkan Joanna sendiri tidak menyadari jika hari semakin sore. Saat roti buatan mereka berdua sudah jadi, Joanna awalnya ingin ijin untuk pulang tapi Dirga secara tiba-tiba sudah berada di dapur dan langsung menariknya ke dalam mobil.
Dengan alasan pusing menatap layar laptopnya terus menerus, pada akhirnya sekarang mereka berdua sedang berjalan memutari kota dengan mobil Dirga. Hujan yang tiba-tiba turun menambah dingin suhu di sekitar sehingga Joanna harus meminjam hoodie milik Dirga yang selalu dia simpan di mobil.
"You gave her your sweater, it's just polyester, but you like her better. Wish I were Heather."
Nyanyian Joanna membuat Dirga tersenyum. Suara Joanna yang penuh dengan karakteristik, terkesan semanis itu di telinga Dirga. Walaupun tidak jarang dia merasa terganggu karena kadang gadis itu berteriak terlalu keras atau tertawa dengan sangat kencang sampai membuat gendang telinganya sedikit berdengung.
"Kamu tau ga konsep dari lagu ini apa?"
Pertanyaan random Joanna seperti ini yang selalu membuatnya terjaga.
"Orang yang cemburu karena gebetannya pinjemin sweater ke cewek lain?"
Jawaban Dirga sontak membuat Joanna tertawa. Lagi-lagi bukannya malah kesal, Dirga justru tersenyum karena suara Joanna.
"Bukan. Heather di sini adalah sosok perempuan yang sempurna. So perfect, inside out. Pihak 'aku', sebagai orang yang berada di luar kesempurnaan itu ngerasa iri banget sama Heather."
"Karena? Semua orang suka sama Heather?"
"Iya! I just hate her without any specific reason. Terlebih lagi waktu orang yang aku sukain malah suka sama Heather."
Dirga mengangguk. Tangan kirinya mulai mengecilkan AC mobilnya saat merasa kedua tangannya mulai mati rasa karena dingin. Melihat itu, Joanna mengambil tangan kiri Dirga dan menggosoknya pelan sampai terasa hangat lagi. Mereka berdua tersenyum manis ke satu sama lain dan Dirga menaruh tangan kirinya itu ke atas paha Joanna.
"Tapi ga selamanya pihak Heather merasa bahagia kan? Pasti ada satu waktu dimana dia mau jadi orang lain, karena merasa hidupnya ga sesempurna itu."
"Hmm jadi?"
"Jadi intinya, nothing's perfect in this world, baby girl."
Joanna mendengus saat mendengar Dirga menggunakan pet name seperti itu. Dia serasa berpacaran dengan om-om yang banyak uang.
"Gausah manggil gitu!"
Dirga tertawa dan memberhentikan mobilnya di parkiran supermarket. Joanna menatap Dirga dengan bingung, tapi hanya dibalas senyuman tipis. Dirga menaikkan kupluk dari hoodie yang dipakai Joanna dan mengeratkannya.
"Mau jajanin kamu."
"Tapi kan ujan?"
Dirga menoleh ke arah belakang dan mengambil payung yang juga selalu berada di mobilnya. Tidak pernah dia keluarkan sama sekali.
"Tunggu."
Membuka sedikit pintu di sampingnya, Dirga membuka payung tersebut dan keluar. Dia berjalan ke arah pintu di sebelah Joanna dan membiarkan gadis itu berdiri di sampingnya, di bawah payung berukuran sedang yang dia miliki. Mereka berdua berjalan dengan berhati-hati ke dalam supermarket, dengan Dirga yang memegang tangan Joanna agar gadis itu tidak terjatuh atau semacamnya. Karena bukan kejadian aneh lagi kalau Joanna bisa tiba-tiba tersandung kakinya sendiri atau lebih memalukannya lagi, terpleset di depan supermarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
inbetween | doyoung x joy
Teen FictionDi antara kita, ada banyak perasaan yang harus dipikirkan. Di antara kita, masih banyak tujuan yang perlu dicapai sebelum aku dan kamu menjadi kita.